Matanya mengerjap pelan. Telinganya berdengung.
"Junghwan... Junghwan-a.. Junghwan!"
Uhukk
Uhukk
Junkyu membantu Junghwan untuk duduk dan minum. Pemuda So itu minum dengan rakus hingga air putih di gelas itu tandas.
"Apa yang terjadi? Bagaimana bisa kau seperti ini?" Tanya Junkyu khawatir.
Junghwan menggeleng pelan sembari menyandarkan tubuhnya ke head bed. Pemuda itu terlihat begitu pucat dan lemas. Hampir mirip dengan mayat hidup.
"Apa kau diganggu olehnya?" Tanya Haruto.
Junghwan terdiam, sebenarnya dirinya masih syok, kaget, dan bingung. Apakah yang dialaminya beberapa saat yang lalu itu nyata atau tidak. Tapi sepertinya hal itu memanglah nyata, sebab rasa sakit di lehernya sangat terasa dan sulit dideskripsikan.
"Junghwan," panggil Junkyu.
Junghwan menatap temannya dengan sayu. "Aku baik-baik saja," katanya lirih.
"Apa kau bilang? Junghwan! Kau terluka!"
Junghwan menggeleng pelan. "Tidak, ini hanya luka kecil. Sungguh aku baik-baik saja," katanya meyakinkan Junkyu.
Namun pemuda Kim itu kembali membantah. "Kau tidak baik-baik saja! Apa kau tidak lihat luka lebam di sekujur tubuhmu ini hah?" Tanyanya sedikit kesal.
Junghwan melirik tangan dan kakinya, memang banyak luka lebam di sana. Pemuda itu menghela napas pelan, dirinya terlihat habis seperti dikeroyok oleh banyak orang.
"Ayo keluar dari apartemen ini. Kau tinggal bersamaku," kata Junkyu.
Kening Junghwan berkerut. "Tidak, aku tidak mau," katanya.
"Kenapa? Kau diganggu olehnya, Junghwan!"
"Aku tidak mau!"
"So Junghwan!"
"APA?!"
Junkyu menatapnya tajam, namun juga berkaca-kaca disaat yang bersamaan.
"Junghwan, tinggal bersama Junkyu untuk satu minggu ke depan. Hanya satu minggu," kata Haruto mencoba membujuk.
Junghwan tahu kedua orang didepannya ini khawatir dengannya. Dirinya baik-baik saja sungguh, tidak takut ataupun trauma dengan kejadian tadi.
"Junghwan.." mohon Junkyu.
Junkyu sangat khawatir jika Junghwan tetap berada di apartemen ini. Bisa jadi pemuda itu akan terluka semakin parah nantinya.
Junghwan menghela napas pelan. "Baiklah, hanya satu minggu. Kan?" Katanya.
Junkyu mengangguk. Satu minggu, tak masalah. Selagi pemuda So itu bisa istirahat dengan tenang nantinya. Daripada harus diganggu terus menerus setiap hari. Junkyu tak bisa membayangkan hal itu terjadi.
"Kau istirahat saja, biar aku yang menyiapkan baju-bajumu. Di mana kopermu?" Kata Junkyu.
"Di samping lemari," kata Junghwan.
Junkyu beranjak dari hadapan Junghwan dan mulai mengemasi baju-baju pemuda itu.
"Haru, tolong ambilkan laptop Junghwan di depan."
Haruto beranjak keluar kamar dan mengambil laptop yang dimaksud. Kemudian kembali ke kamar setelah sempat membenahi posisi sofa yang terjengkang sebelumnya.
Pemuda itu menyimpan laptop dan kabel chargernya ke dalam tas. Matanya sesekali melirik ke samping jendela kamar.
Haruto itu peka, dirinya bisa merasakan ada 'orang' lain selain mereka bertiga di kamar itu. Matanya pun hanya bisa melihat dengan samar, tidak sepenuhnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ghost [Woohwan] ✓
Fanfiction[END] So Junghwan, mahasiswa kupu-kupu semester 3 yang harus repot mencari rumah sewa atau apartemen hanya untuk dirinya tinggal. Awalnya dirinya dan mahasiswa lainnya tinggal di asrama yang disediakan kampus, namun itu hanya berlaku di tahun pertam...