"Apakah tidak bisa kita bicarakan dengan baik-baik?"
"Bukankah kita sudah melakukannya? Aku sudah berusaha untuk maklum karena kau adalah sepupuku. Tapi hal ini terus berulang dan kau tidak bisa mengatasinya dengan baik! Bukannya berusaha memperbaiki kesalahan, kau malah semakin memperburuk keadaan!"
Suara dua orang pria yang tengah berdebat membuat Junghwan terpaksa membuka matanya. Keningnya berkerut saat menyadari dirinya tengah duduk di sofa tunggal ruang tengah apartemennya.
"Hyung, aku mohon-"
"Tidak, kau bisa pulang Hyesoo."
"Tapi hyung- Jeongwoo hyung!"
Bisa Junghwan lihat, Jeongwoo dengan setelan kantornya -sedikit berantakan- melangkah masuk ke kamar tanpa memperdulikan seorang pria lainnya. Yang Junghwan dengar dia adalah Hyesoo, sepupu pria Park itu.
"Ada apa ini? Apa aku pergi ke masa lalu? Kenapa? Bagaimana bisa?" Gumaman itu terdengar samar.
Brak!
Junghwan tersentak kaget. Matanya menatap horor pada Hyesoo yang baru saja menendang meja dengan keras. Pria itu menatap tajam pintu kamar Jeongwoo yang tertutup rapat.
"Sialan.."
⋇⋆✦⋆⋇
Keadaan kemudian berubah. Junghwan menatap sekitarnya bingung, mengira-ngira di mana kah dirinya sekarang. Pemuda So itu ada di ruang keluarga sepertinya, di sebuah rumah yang entah milik siapa.
"Jeongwoo, tolong menurut pada ucapan Ibu kali ini."
Terlihat di sana, Jeongwoo menatap tajam seorang wanita paruh baya. Yang sepertinya adalah ibu dari Jeongwoo.
"Mau sampai kapan aku menjadi boneka kalian hah? Aku bisa menentukan masa depanku sendiri! Aku menolak perjodohan ini!"
"Jeongwoo-"
"Kau tidak bisa terus mengatur hidupku."
"Jeongwoo! Park Jeongwoo!"
Dengan penuh amarah, Jeongwoo beranjak meninggalkan ibunya. Wanita itu nampak begitu frustasi sembari menatap kepergian putranya.
Junghwan terdiam melihatnya. Tidak mengira akan melihat cuplikan kehidupan masa lalu seseorang. Terlebih lagi orang itu sudah mati...mungkin.
⋇⋆✦⋆⋇
Junghwan kembali ke apartemen. Kali ini pemuda itu melihat Jeongwoo, seorang pria paruh baya dan seorang gadis yang mungkin usianya sekitar 12 atau 13 tahun. Mata bulatnya memperhatikan wajah gadis itu dengan seksama. Seperti pernah melihatnya, tapi di mana?
"..Nyonya Park mengatakan kau sudah setuju dengan perjodohan ini."
"Apa? Aku tidak pernah menyetujuinya, Tuan Kim. Maaf untuk itu, aku menolaknya. Dan jangan berharap perjodohan ini terjadi."
"Maaf Jeongwoo, kau sudah menandatangani kesepakatan perjodohan ini."
Alis Jeongwoo hampir menyatu. Pria itu tidak pernah menandatangani kesepakatan apapun, dengan siapapun. Mata tajamnya meneliti sebuah berkas yang disodorkan oleh Tuan Kim.
Perjodohan ini adalah sebuah kesepakatan. Dalam dunia bisnis hal ini sudah biasa terjadi. Anak-anak dari para pebisnis akan diserahkan sebagai 'alat' untuk ditukar sebagai jaminan dari sebuah kerjasama antar perusahaan. Bagus jika mereka hidup bahagia dan mau menerima keadaan. Namun tak sedikit hubungan dari perjodohan itu yang berakhir tragis.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Ghost [Woohwan] ✓
Fanfiction[END] So Junghwan, mahasiswa kupu-kupu semester 3 yang harus repot mencari rumah sewa atau apartemen hanya untuk dirinya tinggal. Awalnya dirinya dan mahasiswa lainnya tinggal di asrama yang disediakan kampus, namun itu hanya berlaku di tahun pertam...