Lengkara #20

181 24 0
                                    

happy birthday jihooniee 🐼

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

happy birthday jihooniee 🐼
























Gila, dasar laki-laki gila. Dia berbuat seperti itu hanya karena perasaannya belum terbalaskan. Rain jadi tidak habis thinking.

Mungkin, untuk orang lain hal itu sepele. Tapi bagi si pemilik perasaan, hal itu sangat menyakitkan dan tidak adil. Yaa, author juga lagi ada diposisi ini. Perasaan author belom dibalas sama Jihoon, malah di julidin terus sama Jihoon. Kenzie, kamu nggak sendiri kok :)

Jihoon be like : sadar diri dek.

Dahlah, kembali ke cerita.

Rain tidak ingin memikirkan kejadian di sekolah tadi, karena hanya akan menambah beban pikirannya. Rain masih bingung dengan Arya, laki-laki itu menghilang bak ditelan bumi. Di telpon berkali-kali pun tidak di angkat. Oh, atau jangan-jangan ponsel Arya juga jadi korban saat Kenzie berulah?

Lelah karena panggilannya tidak dijawab, Rain pun mengubah posisinya menjadi berbaring. Helaan nafas terdengar, jelas sekali gadis itu frustasi.

"Gini amat hidup. Baru juga bahagia dua hari, udah ketiban musibah lagi."
































Night drive itu memang menyenangkan dan (mungkin) menghilangkan beban. Tapi bagaimana kalau balapan? Apa sama saja? Mungkin lebih menyenangkan daripada night drive.

Rain kembali datang ke arena balap liar untuk yang kedua kalinya. Saat tiba di sana, beberapa pasang mata menatapnya. Tak sedikit pula muda-mudi di sana menyapanya seolah mereka begitu akrab dengan Rain.

Tentu Rain menganggap mereka semua tak lebih dari manusia freak yang sksd. Rain menuntun Nono menuju garis start, nampak disana ada laki-laki yang sempat di ejeknya ketika kalah balapan.

"Eh, bang Vigo. Ikut balapan lagi lo bang?" Tanya Rain sambil cengar-cengir.

Laki-laki di sampingnya itu terkejut. Dasar bocah tidak beradab, lagi khusyuk main hp malah di bikin kaget.

"Nggak, gue cuma numpang berak doang." Jawabnya dengan sedikit emosi.

"Idih, jorok amat lo bang."

Bang Vigo berdecak. "ck, lo juga, ngapain disini? Udah dibilangin anak cewek nggak boleh ikut balapan. Ngeyel aja kalo dibilangin."

"Lah, itu pada banyak cewek-cewek nontonin orang balapan."

"Ya beda lah Mail. Mereka nonton, lo malah ikutan. Udah, sana pulang. Besok sekolah," usir bang Vigo sembari menggerakkan tangannya.

"Dih, sapa lo main usir gue." Rain menepis tangan laki-laki yang lebih tua darinya. "Gue mau tampil beda, kalo mereka cuman nonton orang balapan, gue mau jadi peserta balapan, biar kece. Lagian gue butuh duit juga."

Lengkara [completed]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang