Lengkara #30 [ending]

477 29 3
                                    

Alya menemukan sebuah foto yang di cetak memanjang dalam sebuah laci di kamar sang kakak. Lantas, ia mengambil foto itu dan melihatnya.

Sepasang kekasih yang masih mengenakan seragam SMA, mengambil gambar itu pada sebuah photobooth yang ada di Timezone. Keduanya nampak begitu bahagia, tak ada kecanggungan di antaranya. Di foto itu juga, terdapat sebuah boneka panda yang di letakkan di tengah-tengah mereka.

Lucu sekali, mereka yang ada dalam foto ini begitu bahagia.

"Padahal lusa adalah hari kelulusan gue dari SMP. Dari awal gue udah berencana buat ajak lo sama Kak Rain ke acara kelulusan gue. Tapi kenapa.. kenapa kalian malah hancur begini?"


































Arsen baru saja pulang dari sekolahnya. Masih dengan tas dan seragam sekolah yang di pakai pada tubuhnya, dia menyempatkan diri untuk mampir ke suatu tempat.

Di genggamannya, terdapat sebuah buket bunga matahari. Warna cerah, dia harap, dengan bunga ini, orang yang dikunjunginya akan merasa terhibur.

Dia pun masuk pada sebuah ruangan serba putih dan terdapat bangsal di dalam ruangan itu. Matanya mendapati seorang laki-laki sedang duduk di sebuah kursi dekat kaca, memandang keluar dengan tatapan kosong.

Arsen menaruh buket bunga matahari itu di atas meja, dan duduk di hadapan laki-laki itu. Dia pun menghembuskan nafas panjang kala melihat kondisi laki-laki di hadapannya.

"Gue pikir lo bisa bangkit, ternyata lo makin terpuruk. Kondisi lo memprihatinkan, Arya. Gue harap lo bisa cepet sembuh," tuturnya pada laki-laki di hadapannya yang merupakan temannya sendiri.

Arya, tak merespon ucapan Arsen. Dia tetap menatap keluar dengan tatapan kosong.

Kalian tahu apa yang terjadi pada Arya setelah kepergian Rain? Laki-laki itu mengalami depresi berat. Dia sangat terpuruk semenjak kepergian Rain. Dan puncaknya, Arya mengalami gangguan kejiwaan.

Anggota keluarganya tentu sangat terpukul dengan kondisi Arya yang kini makin memburuk. Karena tak dapat melakukan apapun, akhirnya mereka menyerahkan Arya pada sebuah rumah sakit jiwa dan meminta seorang psikolog ahli untuk merawat Arya, agar dapat membantu anak laki-laki satu-satunya di keluarga Adiatma itu kembali normal.

"Lo mau berkunjung ke tempat Rain, kan?"

Saat mendengar nama itu, Arya menoleh. "...Rain? Rain?"

Arsen mengangguk dan berdehem, "iya, Rain. Makanya cepet sembuh, supaya lo bisa berkunjung ke tempat nya."

"Rain.. Rain.. Rainey,"

Tak ada yang bisa ia katakan selain nama gadis itu. Benar-benar, kenangan dan luka yang di torehkan Rain begitu membekas.

"Sudah tiga bulan dari kepergian Rain, nggak mungkin lo mau gini terus kan? Ayo, berjuang supaya lo bisa kembali seperti semula. Hidup lo masih panjang, Arya. Gue nggak sanggup liat lo begini."

Arsen kemudian berdiri saat dia ingat jika dia memiliki jadwal les sore ini. Sebelum pergi, dia sempatkan untuk mengucapkan salam perpisahan pada Arya. Setelahnya, dia benar-benar menghilang dari pandangan Arya.

Di sana, Arya masih menatap kaca jendela. Buliran bening dari matanya muncul begitu saja, entah apa yang menjadi penyebabnya.

Lengkara [completed]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang