Rain baru saja selesai memarkirkan motor di area parkir sekolah. Gadis itu kini sedang menapaki koridor sekolah yang sudah lumayan ramai. Aktivitas di SMA Baskara sudah kembali berjalan seperti biasa, karena masa liburan sudah selesai.
Di depannya, Rain melihat postur tubuh seseorang yang sangat familiar. Segera dia menghampiri lalu merangkulnya dengan akrab.
"Weeee, lo pulang liburan nggak bawa oleh-oleh?"
Helen terkejut karena Rain tiba-tiba merangkul dirinya. Seketika berbagai macam umpatan keluar dari mulutnya.
"Lo tuh kebiasaan banget sih, setan. Suka bener bikin orang kaget. Lo tuh harusnya sopan ke gue, gue ini lebih tua dari lo." Ucapnya sambil menoyor kepala Rain.
"Dih, lo nya aja yang kagetan."
"By the way, Len. Kita sekelas nih." Sambung Rain antusias.
Helen ingin tak percaya saja rasanya. Bahkan, dia sendiri saja belum tahu kalau akan satu kelas dengan bocah freak disampingnya ini. Tapi kok bisa, bocah freak disampingnya sudah tahu duluan?
"Bagus deh, ntar kita duduk bareng ya." Ucap Helen lalu mengedipkan mata sebelah kanan.
Rain memandang sinis sahabatnya, lalu untuk beberapa saat dia menyahuti. "Walaupun lo jadi temen sebangku gue, nggak bakalan gue kasih contekan."
"Yee kambing, lo pikir gue mau duduk sama lo cuman buat minta contekan?" Ujar Helen tak terima.
"Ya kan, kali aja."
Helen berdecak mendengar ucapan Rain. "Tapi lo tau dari siapa kalo kita sekelas?"
"Tau dari ketos, beberapa hari lalu dia kasih tau gue."
Astaga, Helen lupa. Rain kan punya banyak kenalan di sekolah ini. Tapi ada bagusnya juga di Helen, dia jadi tidak perlu berkeliling ruang kelas XI yang jumlahnya kurang lebih ada sepuluh ruangan hanya untuk melihat namanya tertera di salah satu ruangan itu atau tidak.
Saat sampai di ruangan yang akan menjadi kelas mereka berdua, Rain dan Helen pun segera masuk dan mengambil posisi tempat duduk di sebelah kanan ujung dekat dinding barisan kedua dari depan. Rain segera menyerobot kursi yang bersampingan langsung dengan dinding ruangan.
"Tempat gue disini pokoknya, nggak boleh tukeran tempat. Titik nggak pake koma." Ucapnya dan segera menduduki kursi kosong itu.
Niat hati ingin duduk di dekat dinding kelas agar bisa menyandarkan punggung saat pelajaran berlangsung urung begitu saja karena bocah freak yang tak lain adalah Rain sudah meng-klaim posisi itu sebagai miliknya.
Helen mendengus pelan karena kelakuan Rain, segera dia menaruh tas di kursi sebelah Rain. "Gue sih terserah lo aja, yang penting lo seneng." Ujarnya lalu ikutan duduk di sebelah Rain.
Helen pun memutar pandangan melihat isi ruang kelas ini. Terlihat berbagai spesies manusia random berkumpul di kelas ini. Helen kemudian mengalihkan pandangannya ke belakang mereka. Terlihat, di pojok belakang, ada siswa berponi dan kacamata bulat yang selalu ia lihat tempo hari.
Lalu tak lama, Kenzie Nalendra Kusna si pembully di SMA Baskara nampak memasuki ruang kelas yang sama dengannya dan Rain, dan juga laki-laki berkacamata bulat.
"Ney, lo tahu siapa aja yang satu kelas sama kita?" Tanyanya pada Rain yang siap menyumpal telinganya menggunakan headset.
Yang ditanya menggeleng. "Enggak, emang kenapa?"
"Lo liat dibelakang kita ada siapa," ucap Helen.
Rain segera melihat kebelakang, mencari seseorang yang di maksud Helen. Setelah mendapati seseorang yang dimaksud sahabatnya, Rain kembali menatap Helen.

KAMU SEDANG MEMBACA
Lengkara [completed]✓
Genç Kurgusegores luka kecil yang tak kunjung sembuh. ini tentang Rainey Azalea, gadis penuh luka yang ia sembunyikan dari semua orang. Rain yang tak di harapkan oleh orang tuanya. namun, mengharapkan kasih sayang orang tuanya. Rain selalu mengharapkan kasih...