bagian 12

6.3K 567 30
                                    

Votmen? Hehe

Gibran Berjalan Tergesa-gesa Dari Lantai 3 kamarnya menuju Ruang Bawah tanah yang di mana Ada Raendra di dalamnya

Brak

Gibran Tertegun menatap sosok pemuda yang terbaring di Kasur dengan Kepala yang hampir menyentuh lantai Tak Lupa Lidah yang keluar layaknya orang mati

Gibran bingung, Apakah ia harus tertawa Atau marah?

Namun tak Urung Tawanya Meledak detik itu juga

"Abang!!!"

Raendra Berteriak Membuat Gibran Berhenti tertawa.

"Ara Tuh laper! Masa Adiknya Laper gak beri makan? Jahat banget Sih" Kesal Raendra

"Siapa Pacar Mu?" Tanya Gibran Tanpa Menggubris Ucapan Raendra yang mengatakan bahwa ia lapar

"Pacar? Emangnya Ara Punya Pacar?" Ucapnya menunjuk dirinya sendiri

"Tad- ck Dasar Bocah Nakal"

Tack

"Aduh" Ringis Raendra Di kala Kepalanya di jitak Gibran

"Itu bukan Salah Ara. Itu salah Abang yang terlalu Percaya" Ucap Raendra membela dirinya sendiri

"Ck Terserah"

Gibran berniat Pergi namun Tertahan Di saat ia tau Jika sang adik belum makan

"Nah gitu Dong, makasih Bang"

Belum sempat Gibran membalas ucapannya, pemuda itu lebih dulu melesat Pergi menuju ruang makan.

Berbeda dengan Bianca.

Gadis itu Terduduk di pembatas Rooftop  Sendirian

Dengan Mata terpejam Menikmati Angin Sejuk Yang perlahan-lahan Menerpa wajahnya

"udah dua tahun ya?" Gumamnya

Perlahan-lahan kelopak mata Dengan iris Berwarna Hitam itu Terbuka.

"Satu tahun lagi Lo harus Bersabar Bianca" Gumamnya dengan menatap ke arah Langit Yang menampilkan awan Hitam/mendung.

"Thanks you in advance" ucapnya menatap Kembali ke atas yang masih menampilkan Awan hitam.

Perlahan-lahan Gerimis Turun yang lama ke lamaan berubah Menjadi Hujan deras. Bianca dengan Santai Turun dari Pembatas Rooftop tanpa takut Terjatuh atau tergelincir.

tak Peduli dengan bajunya yang sudah basah kuyup akibat di Guyur Derasnya hujan siang itu.

"Lo Bukannya Bianca?"

Bianca Berbalik lalu Memutar Bola matanya Malas

"Ya. Apa mau mu kali ini?" Tanya Bianca langsung Ke intinya

"Ah tidak ada, Sebagai Adik kelas yang baik. Aku hanya ingin menyampaikan sesuatu kepadamu"

Bianca Menatap ke arah Clara
Tanpa Minat. Ia tahu jika gadis itu akan mengulangi Perkataan yang sama.

"Jangan dekati Raendra, Dia Milikku!" Desis clara Tepat di telinga Bianca

"Ambil. Gw gak Pernah Berteman dengan Hama"

Bianca Pergi meninggalkan Clara yang terus menatapnya Dengan Tajam di belakang sana.

"Kalo Kamu ketahuan Mendekati Raendra. Maka Akan Ku Buat kamu Tidak Tenang!" Teriak Clara namun hanya di anggap Bianca Angin lalu sahaja

"Gadis Gila Penuh Obsesi, Hama menyebalkan" Gumam Bianca

Merogoh Sakunya Dan mengambil Satu preman Kaki Lalu Memasukan permen itu ke mulutnya

Raendra Transmigrasi On-GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang