Bagian 28

1.2K 107 5
                                    

Happy Reading

Typo Tandain ya!!!❤️

Di demensi berbeda. Terlihat sesosok gadis dengan rantai yang membelengu kakinya juga tangannya tengah meringkuk Kesakitan.

"Cih, Benar-benar jalang menyedihkan" Perlahan mata gadis itu terbuka menampilkan Iris hitam legamnya yang menatap pemuda di depannya dengan tajam.

"Apa badan mu masih sakit bitch?" Terdengar pemuda itu terkekeh membuat gadis itu meringis merasakan punggungnya yang masih terdapat luka menganga dengan darah yang mengucur deras.

Gadis itu menatap nyalang ke arah pemuda di depannya.

"Lo benar-benar manusia bodoh Geo" gadis itu terkekeh lucu, Wajahnya yang cantik Kini di penuhi dengan sayatan acak yang memenuhi Wajahnya

Darah kering maupun yang baru Terasa amis di hidung sang empu, Benar-benar malang nan menyedihkan.

"Bosan hidup Bitch? Aku Bisa saja membunuhmu sekarang"

"Bunuh saja. Sebentar lagi aku akan mati, so.. Tunggu apa lagi?" Kekehan Sinis kembali Terdengar

"Kau pikir Aku mau membunuhmu dengan Cepat? Setelah apa yang kau lakukan Pada Clara Hm?"

"Bodoh.." Gadis itu Kembali Tertawa, Tawa nya kali ini menggema dengan nyaring Benar-benar seperti orang gila yang kehilangan akal sehatnya.

"Bagaimana bisa seorang Geo mampu di bodohi gadis rendahan dari rakyat jelata?"

Pemuda yang bernama Geo itu mengeraskan rahangnya, Tatapan tajamnya menatap gadis itu seakan-akan akan melenyapkan nya detik itu juga.

"Lo itu cuman Gadis pembawa sial Aleta"

Sejenak tatapan mata gadis itu menajam "aku? yang benar saja... aku takut sebentar lagi kau yang akan mati oleh Kaka ku"

"Suara mu berisik sekali ya? Padahal ajal mu sebentar lagi Menjemput mu" Geo terkekeh Kecil lalu pistol yang ada di tangannya mengarah tepat pada Kepala Aleta

"Ingat ini baik-baik  Geoandara Wijaya Pradipta, Akan ku balas Perbuatan mu Kepadaku lebih dari ini sialan"

Geo tertawa nyaring di ruangan gelap nan sunyi itu.

"Silahkan bermimpi bitch, sampai kapan pun kau tidak bisa menyentuh clara dariku".

Detik itu juga suara tembakan pistol terdengar dengan hilang nya nyawa seorang gadis. Gadis itu tak lain Aleta Diandra Dirgantara. Akhir menyedihkan sang antagonis dari novel Aleta.

"Benar-benar Menyedihkan" Terdengar kekehan sinis yang keluar dari mulut seorang gadis yang tengah berbaring di Kasur rumah sakit.

Gadis itu Aleta, bukan. Lebih tepatnya Aleta Diandra Dirgantara, Antagonis yang baru saja bangun kembali dari komanya dan lebih mengejutkan nya lagi, Jiwanya yang berada di masa depan kembali ke masa lalu.

Binar yang ada di kedua matanya meredup di gantikan dengan tatapan kosong.

"Hah.. Apa aku harus membunuh gadis itu? benar-benar lotus putih" .

Matanya melirik kepenjuru arah, Manik hitam legamnya memincing tajam menatap seorang pemuda yang tengah tertidur di sofa dekat dengan dirinya berada.

Aleta terdiam, Ini bukan mimpi kan? Apa di sana benar-benar kakaknya yang berada di L.A? Bukankah seharusnya Raendra berada Di L.A bersama kakaknya Gibran? Kenapa? Kenapa dia berada di sini?.

Memilih abai, Aleta bangkit melepaskan Infus yang ada di tangannya, Kakinya melangkah mendekati Raendra,  Menghiraukan dadannya yang masih terasa sakit.

Raendra Transmigrasi On-GoingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang