⩇𝟪 ; ⩇⩇

3.5K 584 73
                                    

𓏲  𝐁𝐄𝐑𝐄𝐊𝐎𝐑  🚿  ˚₊·

Selesai pertandingan, Kaiser menahan amarah yang menggebu-gebu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Selesai pertandingan, Kaiser menahan amarah yang menggebu-gebu.

Ness menyadarinya, tapi apa yang membuat temannya marah?

Karena kemenangan mereka terlalu mudah?

Atau gol yang ia cetak sangatlah ringan?

Atau. . . gadis itu sedang dekat dengan Nagi?

"Mmm . . . opsi terakhir lebih meyakinkan." Bisik Ness pada dirinya sendiri.

Baru saja hendak membuka mulut, suara bantingan laci ganti lebih dulu menghentikan Ness.

Kaiser ingin marah, namun siapa yang harus jadi pelampiasannya?

"Hei Ness,"

Bahu Ness menjingkat, "Ah, k-kenapa Kaiser?"

Lelaki itu menoleh, lalu tersenyum seringai pada Ness. "Sepertinya aku merindukan si genius dari klub Manshine City."

"Oh, eh? HAH? Jangan Kaiser, pertandingan kita sedang berlanjut, kumohon. . ." Pinta Ness sungguh-sungguh.

Kaiser menganggukkan kepala, "Memang. Aku hanya ingin menemuinya,"

Balasan itu membuat Ness tersenyum lega.

"Bagus, bagus. Itu lebih baik,"

Akhirnya sifat semena-mena Kaiser sudah sedikit berkurang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Akhirnya sifat semena-mena Kaiser sudah sedikit berkurang.

"Hanya sedikit." Gumam Ness meratapi nasibnya.

Setelah mengganti baju mereka berdua berjalan keluar area stadion.

Sebenarnya setelah kebangkitan tubuh Kaiser selalu mengalami pemulihan.

Lelaki itu sangat paham, secara jelas ia sebelumnya mengalami cidera yang parah. Namun karena adanya kebangkitan, kakinya serasa seperti baru lagi.

Mungkin menjadi keberkatan bagi Kaiser

Saat hendak mencari mobil milik mereka, pandangan Kaiser mengidar.

Waktu itu juga dia merasa muak. "Ness, aku ada urusan. Tunggulah dulu,"

⬞  UNIVERSE ; Michael kaiserTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang