𓏲 𝐃𝐎𝐀 𝐒𝐔𝐂𝐈 🕊️ ˚₊·
Nagi menggeletakkan kepalanya di atas meja, beberapa hari ke belakang ini sangat membosankan karena cuti.Lelaki berambut putih tersebut tak tau harus melakukan apa.
"Bertemu Reo? Dia sedang sibuk," Keluhnya menatap tanaman kaktus.
Dilihat dari segi manapun, Nagi sangatlah lucu. "Hm hm. . . aku ingin bertemu gadis kemarin."Dirinya bersiap-siap untuk pergi, lalu keluar dari rumah.
Sudah dua puluh menit sejak Nagi keluar dari rumah.
Kau tetap menunggu di tempat yang sudah dijanjikan.
Waktu pun terus berjalan, hingga dua jam pun terlewat.
Sebelumnya Nagi sudah membuat janji denganmu. Hanya saja. . .
"Ah maaf. Aku menemukan harta karun," Ucap Nagi duduk di depanmu.
Kau memejamkan mata dengan senyuman terpaksa. "Oh iya? Boleh beri tau aku apa harta karun itu?"
Nagi mengerjapkan mata, "Sebuah permainan Arkade!" Sahutnya bersemangat.
"Bolehkah aku memukul kepalamu?" Tanyamu memiringkan kepala.
Lelaki itu tetap mengerjap kebingungan, ia pun mengangguk. "Boleh."
PLAK, PLAK, PLAK.
Rintihan kesakitan muncul dari bibir Nagi, "Aduh! Itu sakit 'Tanpa nama. . ."
"Oh ya, tentu saja itu sangat sakit," Balasmu tersenyum pada Nagi.
Dirimu menarik napas, "AKU MENUNGGUMU DUA JAM, KAU TAU? WAKTUKU BANYAK TERBUANG BODOH!"
"Mmm, aku kan sudah minta maaf." Ucap Nagi yang masih mengelus kepalanya.
Sebenarnya kau ingin menenggelamkan manusia satu ini di kerak lumpur.
Namun melihat wajah polos yang seperti bayi membuatmu tak tega. "Huft! Baiklah aku maafkan."
Nagi terdiam, lalu mengamati wajahmu. "Kulitmu halus sekali, seperti bayi," Ucapnya mengelus pipimu.
Seketika pipimu memerah, lancang sekali lelaki satu ini?
"H-hei! Bukan berarti kau boleh menyentuhnya!" Ketusmu menyingkirkan tangan Nagi.
Lelaki itu terkekeh pelan, ia mengambil kembali tangannya. "Maaf, maaf. Sudah memesan sesuatu?"
Kau menggeleng kepala, "Aku menunggumu daritadi," Ungkapmu jujur.
"Haha, kau sungguh setia dan lucu," Nagi kembali mengacak rambutmu.
Kemudian, dia memiringkan kepala. "Bagaimana jika kita menjalin hubungan saja?"
꒷꒦꒷
Kaiser menyatukan kedua tangannya, berdoa secara sungguh-sungguh.
Matanya terpejam, menyatu dengan kata yang ia ucapkan di dalam hati.
Keadaan Gereja sedang sepi, hanya tersisa dirinya sendirian. Hal tersebut membuat Kaiser lebih fokus.
"Untuk Tuhan, satu-satunya yang kuminta padamu. Biarkan dia bahagia, meskipun tak bersama diriku,"
Kata-kata tersebut terdengar sangat lembut.
"Untuknya, bahagialah di kehidupan ini."
Sampai-sampai angin pun menerpa lembut wajahnya.
Kaiser menahan napas sejenak, "Jauhkan dirinya dari penyakit sialan. Pintaku hanya itu, biarkan aku yang terjebak di antara langit dan bara api,"
"Jangan dirinya. . . Amin."
Tiba-tiba Ness menepuk pundak Kaiser.
"Doamu khusyuk sekali teman! Memangnya apa yang kau minta?"
Kaiser mendecih, ia mengakhiri doanya.
"Diamlah Ness. Kau menghancurkan konsentrasiku,"
Ness tertawa pelan, "Maafkan aku~ jadi sekarang ingin ke mana?"
"Kembali ke rumah. Aku ingin sejumlah informasi tentang Nagi Seishiro."
꒷꒦꒷꒦꒷
KAMU SEDANG MEMBACA
⬞ UNIVERSE ; Michael kaiser
Fanfictionʚ ɞ 𝟗:𝟏𝟎 PM : 𝙼𝚒𝚌𝚑𝚊𝚎𝚕 𝙺𝚊𝚒𝚜𝚎𝚛 ──────────────────────── padahal kau sudah menyerah dengan segala hal yang ada dunia, namun- ...