11 ; ⩇⩇

3.1K 507 129
                                    

𓏲 𝐊𝐄𝐇𝐀𝐍𝐂𝐔𝐑𝐀𝐍  💫  ˚₊·

Kaiser berjalan memasuki rumah dengan tergesah-gesah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Kaiser berjalan memasuki rumah dengan tergesah-gesah.

Pikirannya sangat kalut, kehancurannya tak terbendung lagi.

"NESS, NESS, CEPAT KE MARI!" Teriak Kaiser memegangi dadanya.

Dengan terburu-buru Ness menghampiri Kaiser, yang didapatinya adalah tubuh Kaiser yang kacau.

Rambut yang acak-acakan dan tangan yang memegang kepala.

"Aku hancur. . . . Ness, dia menangis karenaku. Awalnya aku tak ingin banyak bicara, namun itu akan semakin menyakiti hatinya."

Pupil mata Ness bergetar, ia tak pernah melihat Kaiser sekacau ini.

"Tu-tunggu Kaiser. Tenangkan dirimu dulu, a-aku akan mengambil obat,"

Kaiser menggeleng. Saat ini bukan obat yang dia butuhkan, ia mendongak dan menatap Ness.

"Berikan aku ketengan, kumohon Ness."

Ness kehilangan kata-kata lagi. Hal yang paling dicari oleh manusia adalah, ketenangan.

"Aku mencintainya Ness, aku ingin dia bahagia meskipun tak bersama diriku," Kaiser ingin menangis.

Tatapan benci, kecewa, garang, marah. Selalu dilontarkan padanya.

"Namun saat kembali di dekatnya, aku hanya memperburuk keadaan." Lanjut Kaiser memejamkan erat mata.

Temannya tak dapat berkutik. "Hentikan Kaiser, kau terlihat sangat kacau."

Kaiser tertawa sumbang, "Aku. . . akan gila jika tak bersamanya, Ness."

꒷꒦꒷

"Baru bangun tidur?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Baru bangun tidur?"

Nagi mengangguk, menyeruput minuman di tangannya. "Kau mau?"

Lelaki berambut putih itu bertanya dengan memberikan bekasnya.

Kau menolak secara halus. "Tak perlu, aku ke sini untuk. . ."

Tunggu, kenapa kau langsung terpikirkan Nagi?

"Hm? Apa ini artinya kau menerima ajakan untuk berkencan denganku?"

Pipimu kembali memerah. "Ah, eh. Ya! Aku ke sini untuk meminta rekomendasi game."

Balasanmu terkesan kaku. Namun lelaki itu tetap mengangguk.

Nagi mengusap lehernya, "Tidak apa-apa jika ingin lanjut menangis."

Perkataan tersebut membuatmu merasakan sesak di dada.

Matamu kembali mengeluarkan air mata yang sedari tadi kau tahan agar tak terlihat lemah di hadapan Kaiser.

"HUAAAAAA APA SEMUA LELAKI SELALU JAHAT?" Teriakmu menangis seperti anak kecil.

"Ke-kenapa, dia selalu jahat padaku. Pada-padahal, aku ingin memaafkannya." Lanjutmu mengusap air mata yang menetes.

Kesedihan itu tak hanya dirimu saja yang mengalami. Bukan hanya kau yang memiliki masalah.

Tanpa kau ketahui, Kaiser pun mengalami kesedihan yang luar biasa.

Lalu, kalian berdua memutuskan untuk tak saling bertemu satu sama lain.

Hubungan kalian didasari oleh kebencian, akhir pun harus menjadi sebuah kebencian, 'kan?

Hubungan kalian didasari oleh kebencian, akhir pun harus menjadi sebuah kebencian, 'kan?

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Nagi mengelus pundakmu. "Jadi? Aku juga terlihat buruk?"

Kau tak menghiraukan pertanyaan itu.

"Tak apa-apa, syut, syut. Besok aku akan mengisikan diamond FF mu."

Seketika kau merasa jengkel. "Aku bukan seorang gamer, idiot!" Umpatmu kesal.

"Eeeh? Kau merasa tak bahagia dengan itu?" Tanya Nagi keheranan.

Lelaki itu menatapmu, "Yah, merepotkan sekali menenangkan dirimu."

"Bahkan diamond FF pun kau tolak. Apa harus kuberikan skin EMEL yang langka?"

Dirimu sama sekali tak paham.

Namun pertanyaan Nagi tersebut sedikit membuatnya tertawa. "Sungguh, aku tak mengerti Nagi."

"Oh, kau tertawa! Benar itu, benar. Skin EMEL langka sangatlah penting!" Ujar Nagi bersemangat.

"Aku tak mau. Tapi, terima kasih Nagi."

꒷꒦꒷꒦꒷

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

꒷꒦꒷꒦꒷

⬞  UNIVERSE ; Michael kaiserTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang