𝟣𝟦 ; ⩇⩇

2.8K 471 64
                                    

𓏲  𝐀𝐒𝐈𝐍𝐆  🎡  ˚₊·

"Aku ingin melanjutkan hubungan lebih serius padamu," Ucap Nagi menyeruput minuman

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku ingin melanjutkan hubungan lebih serius padamu," Ucap Nagi menyeruput minuman.

". . . HAH?!" Teriakmu keras.

Jujur saja ketika Nagi datang terlebih dahulu, itu sudah memicu adanya kontroversi di pikiranmu.

Bukan mengapa, hanya saja terdengar aneh. "Nagi jiwa kewarasanmu masih ada, 'kan?"

Anggukkan mantap dari Nagi seketika membuat hatimu berdebar kencang.

Rasa debaran yang semakin lama, terasa semakin asing.

"Mm. . . aku lelah kalau berjalan." Keluh Nagi tak kuat berdiri.

Wah kambuh lagi. Penyakit kritis yang dideritanya. "Tu-tunggu Nagi kau masih belum menjelaskan perkataanmu tadi!"

"Bagian mana yang belum jelas?"

Kau sedikit gelagapan dengan pertanyaannya. Jika seperti ini, bisa saja hanya dirimu yang merasakan cinta sepihak.

Terlebih lagi akhir-akhir ini Nagi tak dapat dihubungi.

"Oi! Nagi! Aku menunggumu,"

Teriakan tersebut membuatmu dan Nagi menoleh secara bersamaan.

Sontak Nagi berdiri dengan penuh semangat. Dia lalu menatapmu, "Ya, 'Tanpa nama. Intinya kita akan menjalin hubungan serius,"

Secara tergesah-gesah Nagi menghampiri lelaki berambut ungu dan melambaikan tangan. "Sampai jumpa!"

"Nagi menatapnya lembut. . ." Gumammu menatap Nagi yang sangat bahagia.

Tatapan yang belum pernah diberikan Nagi padamu. Sejujurnya kau sangat iri.

Namun karena Nagi telah mengatakan sesuatu yang sangat berarti padanya, maka kau memaafkannya.

Setelah jauh dari kafe, Nagi menghubungi seseorang dari teleponnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Setelah jauh dari kafe, Nagi menghubungi seseorang dari teleponnya.

". . . Oh? Aku ingin menarik ucapanku yang kemarin. Entah kenapa rasanya aku ingin bermain dengannya."

Balasan dari sebrang sana tak kalah kejam. "Hanya satu bulan. Permainkan sesuka hatimu, lalu kembalikan padaku."

"Ya."

Setelah itu sambungan terputus. Nagi dengan tatapan datar memasukkan gawainya.

"Hei Reo, sebenarnya dia sangat membosankan. Tapi aku ingin melihat Kaiser ikut hancur," Ungkap Nagi mengelus leher bagian belakang.

Reo, lelaki berambut ungu tersebut mengerjapkan mata beberapa kali.

"Kalau begitu lewati batasan saja." Usul Reo menjentikkan jari.

Nagi terlihat sedang berpikir, lalu menghela napas. "Ha. . . merepotkan."

꒷꒦꒷

Keadaan masih di siang hari.

Di mana matahari sedang mengeluarkan sinar terang dan menyengat.

Kau berjalan-jalan di pusat kota yang ramai.

Meksipun begitu, pikiran dan jiwamu masih tertinggal di kafe.

Terasa begitu asing bagimu, tentang hadirnya Nagi dan segala yang berhubungan tentangnya.

Hingga, pundak seseorang menabrakmu dan, "Eh maaf! Aku tak sengaja."

Oh? Suara tak asing menyeruak di indra pendengaranmu. Saat kau menoleh, "ISAGI?!"

"Permisi, kau mengenalku?" Tanyanya terlihat sangat bingung.

Seketika bahumu merosot, ternyata begitu. Di kehidupan kali ini banyak yang melupakanmu, bahkan Isagi pun tak ingat.

"Eh, tentu saja. Kau kan pemain bola terkenal," Alibimu yang sangat kuat.

Isagi mengangguk paham, kemudian dia terlihat terburu-buru dan berpamitan kepadamu. "Sekali lagi, maafkan aku! Aku pergi dulu."

Kau hanya dapat melihat punggung pria yang jangkung tersebut. Isagi yang sebelumnya terasa kecil, kini tumbuh semakin besar.

Waktu berjalan dengan sangat cepat, hingga rasanya kau dipermainkan.

Tiba-tiba pergelangan tangan merambat di rambutmu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tiba-tiba pergelangan tangan merambat di rambutmu. Lalu menariknya kasar.

Hingga kau memekik kesakitan, "AKH!"

Saat mendongak, ternyata Kaiser dengan tatapan datarnya.

Pandangan Kaiser menuju pada lehermu yang terekspos jelas. Ia lalu memiringkan bibirnya ke atas.

"Aku menyukai jika kau tak menutupi kiss mark dariku~"

Sebesar mungkin usaha yang kau lakukan untuk menghindari Kaiser, hasilnya akan sia-sia.

Seperti kali ini, kau berusaha melepaskan jambakan rambutmu. "Lepaskan brengsek!"

"Oh, tak semudah itu." Ujar Kaiser memainkan nada bicara.

Kau menggeram tertahan, apa di tengah keramaian ini Kaiser akan melakukan hal gila?

"Sekarang kau memiliki kesibukan mengurusi hidupku, SSSNTT!" Rintihmu tatkala Kaiser semakin mengencangkan cekalan pada rambut.

Sampai-sampai terdapat beberapa helai yang jatuh dan tersapu angin.

Kaiser menurunkan wajahnya, tepat di samping telingamu. "Jika ingin bebas, memohonlah."

"CUIH

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"CUIH."

Kau meludahkannya tepat di wajah Kaiser.

Lalu seringaian jahat terukir di bibirmu. "Mati dan pergilah ke neraka, Kaiser."

꒷꒦꒷꒦꒷

⬞  UNIVERSE ; Michael kaiserTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang