Kosan Misterius
Saya Toni. Usia saya 23 tahun. Keturunan Jawa Sunda. Berambut hitam lurus. Tinggi 178 cm. Berkulit sawo matang. Mata bulat dan lebar. Hidung agak mancung. Kumis tipis. Bibir klimis. Saya seorang mahasiswa di salah satu universitas negeri kota Jakarta. Saat ini saya sedang menyusun skripsi sebagai tugas akhir sekaligus syarat kelulusan.
Saya tinggal di sebuah kos yang tidak jauh dari kampus. Dan biaya sewanya tergolong cukup mahal. Satu juta per bulan. Dengan fasilitas ala kadarnya. Kamar mandi di dalam. Non AC. Dapat kasur dan almari. Cukup luas. Sekitar 5x3 m.
Saat ini aku sedang menjalin asmara dengan seorang gadis yang kukenal lewat aplikasi dating. Namanya Nina. Berhijab. Tinggi sekitar 165 cm. Berkulit kuning lansat. Bermata belo. Hidung mungil. Alis rata segaris. Bibirnya imut berwarna pink kemerahan. Setiap senyum selalu menampakkan gigi putihnya yang tersusun rapi seperti barisan biji ketimun.
Saya sangat mencintai Nina. Dan ingin selalu membahagiakannya. Saya ingin sering berjumpa dengan dia. Namun, karena saya belum bekerja dan masih bergantung pada orang tua sehingga saya jarang sekali mengajak kencan pacar kesayanganku itu.
Untuk menyiasati hal ini. Saya berinisiatif untuk mencari kosan baru yang lebih murah. Sehingga saya bisa berhemat dan uang itu bisa kugunakan untuk bersenang-senang dengan gadis pujaan hatiku.
Dan saya pun mulai mencari-cari kosan baru yang biaya sewanya lebih terjangkau dan menghemat kantong. Setelah kesana-kemari mencari informasi. Akhirnya saya menemukan juga kos kosan yang per bulannya cuma 350 Ribu Rupiah saja. Sangat irit, bukan? Tempatnya memang agak masuk ke gang gang sempit dan jauh dari hiruk pikuk keramaian. Akan tetapi itu tidak menjadi masalah bagi saya karena saya cuma berpikir hidup hemat untuk sekarang ini.
Singkat cerita saya pun memutuskan untuk menyewa kosan tersebut.
Bersambung....
KAMU SEDANG MEMBACA
Catatan Sang Perantau
Short StoryCatatan ringan seorang pria yang hidup di Jakarta.