Chapter 9 : "I want you!"

1.5K 77 69
                                    

TOK,TOK,TOK!!!TOK,TOK,TOK!!!

Suara pintu berkali-kali diketuk hingga digedor dari luar, namun..atensi wanita cantik yang dengan sengaja tak menghiraukan itu, justru membungkus seluruh tubuhnya dengan selimut tebalnya, di balik selimut ia terus menutup kedua telinganya menggunakan telapak tangannya, ia terlalu lelah, tubuh seperti tak bertulang itu benar-benar terasa remuk redam karena perbuatan seorang pria yang menghabisinya semalaman hingga mencapai 4x pelepasan.

Siapa lagi kalau bukan Damon, sesi bercinta keduanya berakhir di jam 3 pagi tadi, keduanya sempat tertidur sebentar di mobil. Hingga jam menunjukkan pukul setengah 7 pagi, Lily yang lebih dulu terjaga bergegas membangunkan Damon untuk memintanya segera pulang sebelum sang Ibu datang dan melihat mereka bertelanjang di dalam mobil. Bukan malu atau takut kepergok, Lily hanya enggan berdebat atau bicara dengan sang Ibu, tentu Erick akan lebih dulu mengadu sebelum Ibunya pulang dan bertanya akan perihal yang sebenarnya, yaa..itu salah 1 hal yang paling dibenci oleh Lily dari sang Ibu.

"Lily! Ibu tahu, kau pasti sudah bangun! Tidak usah berpura-pura tidak mendengar Ibu!" Teriaknya dari luar kamar.

"Kali ini, apa yang kau lakukan pada Erick? Teman priamu itu dengan sengaja mencelakakannya! Bagaimana jika dia mati?" Timpalnya lagi, tangannya bahkan tak berhenti menggedor pintu.

CEKLEK

"Seharusnya aku meminta Damon untuk menabraknya! Biarkan saja dia mati!" Ujar Lily yang menahan tangannya di kenop pintu kamarnya.

"Apa katamu?" Ny. Olivia berkacak pinggang dengan raut wajah kesal.

"Ibu berubah!" Ucapnya pelan, kepalanya menggeleng memberi ungkapan ketidak percayaan nya.

"Aku tidak berubah! Kau yang hanya tidak mengerti Ibu!" Ujarnya sedikit meninggikan suaranya, tangannya bergerak cepat menahan pintu yang berniat ditutup oleh Lily.

"Apa yang harus ku mengerti? Soal hubungan Ibu dengan bajingan Erick?!" Bentak Lily yang spontan membuat tangan itu mengayun dengan cepat.

PLAKKKK

1 tamparan mendarat di pipi kiri hingga membuat kepala itu menengok ke kanan dengan rambut yang sedikit berantakan, usapan telaten digerakkan Lily untuk membuat pipinya tidak lekas memerah, meski begitu terasa panas. Ini pertama kali sang Ibu menamparnya, sebesar itukah kepedulian sang Ibu terhadap pria se brengsek Erick, hingga membuat pandangan seorang Ibu dan Anak nampak samar terlihat.

Lily masuk ke kamarnya, guna meraih tas slempang yang tergeletak di ranjang, meraihnya dengan kasar lalu pergi begitu saja melewati sang Ibu yang masih terdiam dengan raut wajah penyesalannya.

"Lily, maafkan Ibu! Lily..kita bisa bicarakan ini" Ia mengikuti langkah Lily yang dengan sengaja mengabaikannya.

"LILY!!!" teriak sang Ibu.

*******

*******

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Surrogate Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang