Chapter 20 : "Endless Tale" (ENDING)

816 66 33
                                    

"Lily?"

Ny. Petrice terkejut akan kedatangan Lily yang sempat tak terpikir, jika pada akhirnya Lily menyanggupi permintaannya.

"Ayo masuk!" ajak Ny. Petrice, ia begitu terlihat antusias mengulurkan tangannya untuk Lily.

Lily awalnya menolak, namun sekali lagi ia harus menguatkan hatinya untuk tetap mengikuti keraguannya, karena sudah membawanya sampai ke kediaman Mercadejas.

Sesampainya di dalam, Lily lantas dibawa masuk ke dalam sebuah kamar di lantai atas, kamar itu berada di paling ujung. Lily mulai mengedarkan pandangannya barangkali apa yang dikhawatirkan hanyalah omong kosong belaka dan mereka sedang menjebaknya.

"Ayo masuk" ajak Ny. Petrice

"Masuk?" Tanya Lily gugup, Ny. Petrice pun mengangguk.

"Tidak, aku disini saja" tolak Lily, namun Ny. Petrice tetap menariknya masuk.

CEKLEK

Gesekan daun pintu yang perlahan terbuka pun terdengar rendah, sepertinya kamar ini jarang sekali tersentuh oleh tangan manusia, namun mendadak digunakan, hingga ketika pintu itu terbuka menyeruak aroma kehidupan yang terasa aneh.

"Untuk apa aku dibawa kesini?" Tanya Lily bingung.

Ny. Petrice memberi isyarat dengan tatapan matanya yang mengarah ke kiri, Lily yang paham pun mengikuti arah pandang itu dan menangkap sesuatu yang begitu mengejutkannya.

Kamar persegi ini hanya terdapat 1 ranjang dan buffet berukuran medium memenuhi isi ruangan. Meski nampak baru, namun tetap saja terlihat tak semestinya, kenapa Lily tiba-tiba merasa tidak nyaman?

Hingga kedua irisnya menangkap 1 sosok.....

Lily spontan membulatkan matanya, dengan sekejap ia menatap Ny. Petrice dan apa yang baru saja dilihat bergantian, sebelum Lily bereaksi Ny. Petrice dengan cepat meraih dan menggenggam tangan Lily seperti memohon.

"Panggil aku, jika kau membutuhkan sesuatu" kata Ny. Petrice, ia lalu pergi meninggalkan Lily.

Dengan langkah hati-hatinya, Lily mencoba untuk tidak panik. Ia memberanikan diri berjalan menghampiri sosok yang tengah duduk membelakanginya.

Langkahnya melambat, netranya tak henti memastikan kembali. Jika sosok di depannya memang apa yang ada di pikirannya. Sambil berjalan, Lily nampak memiringkan kepalanya.

"Da....mon" panggilnya lirih.

Sosok itu menoleh pelan-pelan karena merasa namanya disebut

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Sosok itu menoleh pelan-pelan karena merasa namanya disebut.

Ya, itu Damon! Melihat kondisi itu seketika membuat lemas lututnya, apa Lily tidak salah lihat? Apa benar dia Damon? Langkah lambat itu semakin mendekat, kenapa tidak ada respon ketika Lily memanggilnya.

"Damon..." Panggil Lily lagi.

Kali ini Lily bahkan sudah bersimpuh di hadapan Damon, namun tetap saja. Lily masih tidak mendapat respon padahal kontak mata itu terus terjalin intens.

Surrogate Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang