Chapter 6 : "That's a warning!"

1.8K 85 97
                                    

Tangan itu merangkak naik hingga menyentuh bokong sintalnya, tuk kemudian di remas kuat-kuat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tangan itu merangkak naik hingga menyentuh bokong sintalnya, tuk kemudian di remas kuat-kuat. Sementara kedua bibir pasangan itu masih saling terlibat dalam pautan yang terlampau menggairahkan.

"Katakan apa yang harus aku lakukan, untuk memuaskan mu malam ini, Sir" Lily menjauhkan wajahnya dari Damon yang terlihat enggan melepaskan pagutannya.

"Bagaimana dengan ber manuver?" Pinta Damon

"Kau ingin seperti apa?"

"Seperti ini"

Tangan yang terselip di dalam mini dress itu begitu memudahkan Damon melucuti celana dalam Lily hingga benar-benar terlepas, Lily segera meraihnya dari tangan Damon tuk kemudian di genggamnya.

"Apa kita akan melakukannya di sini?" Mengedarkan pandangannya ke sekeliling arah, dimana orang-orang memang terlihat tidak peduli dengan mereka.

Damon menyelipkan tangannya ke dalam, ia membelai-belai bagian luar bibir vagina Lily.  Gerakan yang secara tak langsung akan memberi rangsangan pada klitoris Lily, Damon melakukan belaiannya dengan halus.

Perlahan-lahan ia renggangkan bagian luar miss V dengan menggunakan jari-jarinya, ia juga membelai sisi klitoris dan bagian dalam bibir miss V, Damon tidak akan buru-buru menyentuh klitoris Lily secara langsung. Karena Damon akan segera tahu, kapan klitoris itu siap disentuh, inj salah satu trik Damon untuk membuat Lily lebih cepat terangsang.

Tak sampai 3 menit, Damon berhasil membuat Lily terangsang. Terlihat dari caranya memejamkan mata, putingnya mengeras, nafasnya mulai berat dan terakhir, tentu saja klitorisnya sudah tegang. Melihat reaksi tubuh Lily yang terus menggeliat membuat Damon ikut bereaksi, ia segera menciumi Lily dengan sepenuh hasrat.

"Akhhh...Sir" desahan Lily yang lamat-lamat terdengar.

Damon memusatkan ciumannya dibelakang daun telinga hingga ke bagian atas payudara Lily dengan tekanan ujung lidah dan hisapan-hisapan ringan agar tak membuatnya membekas. Damon kembali naik menciumi bibir bawah Lily dengan lembut, menyelipkan bibir bagian bawahnya di antara bibir Lily, lalu di seruput nya pelan-pelan.

Tetap dengan irama lembut dan pelan, Damon mengarahkan bibirnya ke bibir bagian atas Lily, lalu ke lekukan antara leher dan dagu, ke telinga, dan ke kelopak mata. Damon hanya mengupayakan bibirnya masih tetap tertutup, kedua mata yang terbuka, dan lidah tetap di dalam mulut.

Seiring dengan kecupan-kecupan yang Damon lakukan, tangan kanannya tak berhenti membelai punggung dan lengan Lily, sementara jari-jemari tangan kirinya masih bermain di liang kenikmatan bawah sana.

"Sir, di sini cuacanya mulai terasa dingin, aku pikir setelan jas ini tak akan membuatmu hangat, buka saja semua pakaianmu! Dan biarkan kulit kita saling bertemu dan menghangatkan" Lily meraih wajah Damon setelah menyudahi ciumannya sepihak.

"Kau sudah tidak sabar rupanya" ucap Damon dengan semburat senyum tipis di wajah dinginnya.

"Aku hanya tidak ingin hilang kendali"

Surrogate Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang