Chapter 11 : "I need my space!"

820 80 64
                                    

Damon berlarian menggendong Lily setelah turun dari mobil yang ia parkir di Loby RS, ia begitu terlihat cemas dan khawatir. Belum sampai ke ruangan, nampak beberapa suster dan perawat dengan sigap mempersiapkan brankar kemudian mengambil alih tubuh Lily, tubuh sintal itu pun di letakkannya perlahan-lahan ke atas Brankar oleh Damon.

"Apa yang terjadi padanya, Tuan?" Tanya seorang perawat, mereka bergegas berlari kecil menuju ke ruang tindakan

"Aku.. aku tidak tahu, aku menemukannya sudah tidak sadarkan diri" Jawab Damon seraya meraup kasar wajahnya.

Sesampainya di ruang tindakan, Damon tidak di perbolehkan masuk, dengan berat hati ia pun menurut dan memilih menunggu di kursi tunggu yang memang berada di luar ruangan bersebelahan dengan pintu keluar. Hampir 30 menit, tidak ada tanda-tanda yang menunjukkan bahwa Lily baik-baik saja, karena tidak ada satupun perawat maupun suster yang keluar dari ruang tindakan.

Damon semakin di buatnya gelisah, perpanjangan waktu hingga 30 menit pun dilaluinya tanpa berdiam, artinya sudah 1 jam lebih Damon terlihat mondar-mandir di depan ruangan, beberapa kali ia mengintip dari balik kaca, kenapa tidak ada seorang pun yang keluar dari ruangan ini untuk segera memberinya kabar baik.

"Permisi Tuan, apa anda suami dari pasien?" Damon menoleh tanpa bersuara, ia hanya menaikkan bola matanya dengan bibir yang masih mengatup rapat.

"Anda bisa menemui sekarang, silahkan" Seorang perawat mempersilahkan Damon untuk masuk menggunakan arahan tangannya.

Ya..sesampainya di ruangan, Damon mendapati Lily sudah sadar, raut wajahnya terlihat pucat, menatap Damon dengan pandangan ketidaksukaan. Damon hanya berekspresi datar, meski ia begitu senang melihat Lily kembali sadar dan terlihat baik-baik saja sekarang. Mungkin Lily hanya syok dengan sikap Grace, pikirnya.

Langkah itu semakin mendekat, tatapan tajam Lily pun tak teralih meski Damon tak menampakkan ekpresi apapun, situasi ini terlihat mencekam, hingga tungkai yang yang nyaris tinggal selangkah itu mendekat ke arahnya, Lily buru-buru memalingkan wajahnya membelakangi Damon.

"Kau baik-baik saja?" Tanya Damon ragu, Lily hanya bungkam.

"Apa kata Dokter? Apa kau sakit?" Tanya Damon lagi, Lily tetap bungkam.

"Kenapa kau memalingkan wajahmu?" Damon mengulurkan tangannya untuk meraih jemari Lily yang saling mengait di atas perutnya, namun Lily buru-buru menepisnya.

"Pergilah dari sini! Jangan temui aku lagi!" Ujar Lily tiba-tiba, sontak penuturan itu membuat Damon melotot.

"Kenapa kau bicara seperti itu?" Damon masih tidak ingin menyerah, ia lekas meraih tangan Lily dan di genggamnya erat-erat.

"Aku sudah putuskan untuk mengakhiri ini, pergilah! Kita selesai!" Lily menepis tangan Damon dan segera bergerak menyamping membelakangi Damon yang nampak termangu.

"Apa maksudmu?" Tanya Damon mulai kesal.

"AKU BILANG PERGI!!!" Bentak Lily, Damon sontak terkejut dengan sikap Lily yang tiba-tiba menyuruhnya pergi.

Terdiam beberapa saat, hingga lelah karena Lily tetap tidak memberikan respon apapun, pada akhirnya Damon memilih untuk bergegas undur diri dengan hati yang begitu kesal, ia mendengus kasar seraya meremas kuat selimut yang menutupi tubuh Lily.

Seperginya Damon, tangisan Lily pun pecah, ia menangis tersedu-sedu seakan menangisi sebuah penyesalan yang tengah merundung nya, sementara Damon tak benar-benar pergi, ia duduk dengan wajah tertunduk dan berpikir kenapa Lily bersikap seperti itu padanya, lama ia terdiam dan merenung di kursi tunggu, hingga ia bangkit dan berniat mencari tahu perihal apa yang tengah terjadi pada Lily.

Surrogate Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang