Chapter 19 : "Congratulation, Lily"

702 74 74
                                    

Semua orang memiliki saat-saat di atas dan di bawah yang mereka harus ambil pelajaran dari situ, tetapi setiap awal terjaga. Aku memulai hari dengan berkata kepada diriku, "Ini akan menjadi hari yang baik!" Monolog Lily di setiap mengawali hari-hari nya, sejak rules kehidupannya tak lagi sama.

Seharusnya Lily bahagia dengan kehamilannya yang secara otomatis merubah kehidupannya, bahagia karena tentu merasakan belaian kasih sayang yang tiada terkira, mendapat perhatian yang akan menjadikannya sebagai prioritas utama, selalu mendengar kal...

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seharusnya Lily bahagia dengan kehamilannya yang secara otomatis merubah kehidupannya, bahagia karena tentu merasakan belaian kasih sayang yang tiada terkira, mendapat perhatian yang akan menjadikannya sebagai prioritas utama, selalu mendengar kalimat pujian dan cinta di setiap harinya, serta pelukan hangat sebagai penguat raga.

Menjadi wanita paling beruntung sedunia karena menjadi pusat perhatian semua orang, dimana tidak semua wanita bisa merasakan apa yang dirasakannya, tidak semua wanita mengalami fase kehamilan per trimester seperti yang dialaminya.

Sayangnya, memang itu hanya sebuah mimpi. Yang akan lekas menghilang ketika Lily terjaga dan kembali mengingat jika takdirnya kini memang terlihat sangat menyedihkan. Asa yang dipikulnya selama ini pun pupus entah kemana. Seharusnya memang Lily bahagia dengan takdir yang memaksanya untuk berbesar hati menerima.

"Lily..." Panggil Ny. Dorothy dengan suara pelan

Lily menoleh lamat-lamat dengan tatapan sendu, hanya berlangsung 2 detik. Tatapan itu kembali menatap pemandangan dari balik jendela kamarnya, yang padahal tidak ada sesuatu yang menarik di luar sana untuk di lihat dan dinikmati.

"Ayo kita makan" Ajak Ny. Dorothy

"Aku tidak lapar, bu" jawabnya lirih

"Kau belum makan sejak pagi tadi, kau tentu lapar sekarang"

"Tidak, aku tidak lapar"

Ny. Dorothy menghela nafas panjang sebelum tungkainya bergerak mendekat ke arah Lily, situasi yang memang tidak bisa digambarkan jika Lily sudah mengurung diri di kamar seperti ini. Terkadang Ny. Dorothy, Jarell dan Darla harus pintar-pintar mencari cara untuk mengembalikan suasana hati Lily dan tidak semuanya bisa berhasil.

"Kau tahu? Dulu...ketika aku mengandung Jarell, aku juga susah jika diminta untuk makan.." ujarnya memecah keheningan.

"Aku selalu bilang, aku akan muntah jika aku makan. Seperti itu terus-menerus hingga pada akhirnya aku sakit dan harus dirawat inap waktu itu" sambungnya, Lily yang tertarik mulai menyimak dengan memandangi Ny. Dorothy yang berdiri di sebelahnya.

"Dokter berkata padaku, jika bayi di dalam perutku sangat kecil, itu benar-benar membuatku takut, hingga aku memutuskan untuk banyak makan saat itu, dan kau tahu?"

"Bayi yang kulahirkan lebih besar dari yang kukira, karena aku terlalu bersemangat makan. Tapi aku bersyukur, meski overweight..Jarell dinyatakan sehat" terangnya disertai senyum manis seperti mengingat.

"Lalu, bagaimana dengan Darla?" Tanya Lily yang pada akhirnya penasaran dengan cerita Ny. Dorothy

"Darla? ....emmm, dia bayi yang terlahir dengan berat normal, tapi dulu Darla sering sakit-sakitan karena kondisi tubuhku yang lemah mengharuskan aku banyak mengkonsumsi obat"

Surrogate Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang