Chapter 8 : "I'm so sorry"

1.2K 77 78
                                    

"Dia kekasih barumu?" Tanya Ny. Olivia yang melihat Lily berniat masuk ke dalam kamarnya setelah mengantar Damon hingga ke depan rumah.

"Bukan!" Jawabnya malas

"Lantas? Kenapa kau bercinta dengannya?"

"Ibu tidak akan mengerti"

"Hei! Apa yang harus ku mengerti? Apa dia pria beristri?" Terka Ny. Olivia yang tiba-tiba berdiri dan berjalan mengikuti Lily.

Lily tidak menjawab apapun, langkahnya lebih dulu masuk ke dalam kamar sebelum sang Ibu semakin berjalan mendekat kearahnya. Ny. Olivia mengangkat kedua tangannya ke udara setelah Lily menutup pintu kamar dan menguncinya.

Entah seperti apa penilaian sang Ibu terhadapnya, penolakan terhadap tuntutan untuk melakukan sex di usianya yang tak lagi muda membuat sebuah penekanan yang berat bagi Lily. Mungkin, hanya orang yang tidak waras yang bisa membuat tuntutan seperti itu.

Lily adalah putri semata wayangnya, yang seharusnya dijaga dan dirawat hingga kelak akan menjadi wanita terhormat bagi laki-laki yang menikahinya nanti, bukan menjadi wanita rendah untuk para lelaki yang tidak tahu diri karena meninggalkan istri mereka dirumah untuk pergi dan bersenang-senang.

Lily juga ingin berhenti dan kembali pada kehidupannya yang normal, namun, lagi-lagi bersinggungan dengan tuntutan hidup atau lembaran dolar. Yang menjadikannya tujuan utama untuk tetap bisa bertahan hidup, mungkin seperti itu!

Dulu upah menjadi pegawai di restoran cepat saji, jauh dari kata cukup. Hutang sang Ayah bahkan terus bertambah dengan bunga yang terus membengkak, Lily dan sang Ibu semakin kelimpungan mencari aliran dana hanya untuk memangkas bunganya, bagaimana caranya Lily menghabiskan hingga ke akar-akarnya? Jika bunganya saja terus bermekaran.

***********

Malam ini tak seperti biasanya, wanita cantik yang sudah siap dengan segala pesonanya untuk menarik hati sang pria yang dinantikannya tak juga terlihat ceria, padahal sang pria berkata jika malam ini ia akan datang menjemput, namun nyatanya? Jadilah wajah cantik itu murung sejak ia datang, hingga selesai melakukan sesi pemotretannya.

"Apa dia belum datang?" Tanya Lily dengan wajah sendunya.

"Tidak ada reservasi atas nama Damon ataupun rekan-rekannya, aku rasa mereka tidak akan datang malam ini" terang Anna yang melihat layar di sebuah komputer.

"Ahh..begitu ya" Ucap Lily tak bersemangat

"Hei..ada apa? Ada apa dengan wajahmu? Kau butuh teman tidur?" Celetuk Eloise yang tiba-tiba muncul dari ruang wardrobe.

"Aku tidak tidur dengan sembarang pria!" Ketus Lily

"Wow..kau memang jalang berkelas!" Kekeh Eloise.

"Benarkah? Siapa pria yang sudah meniduri mu? Apa dia Chris? Hei..jangan lakukan itu lagi dengan si brengsek Chris! Kau akan bermasalah nanti!" Ujar Anna, ia menyerongkan duduknya membelakangi komputernya.

"Aku tidak tidur dengan si bodoh itu!" Sanggah Lily

"Lantas? Dengan siapa? Arcer?" Anna semakin penasaran.

"Aku rasa dengan tamu yang setiap hari datang hanya untuk menyewanya" celetuk Eloise.

"Mr. Damon? C'mon Lily, he's Damon Mercadejas?" Terka Anna, sementara Lily hanya terdiam dan mematung.

"Keluarga Mercadejas adalah keluarga berdarah biru, mereka hanya memiliki 2 keturunan sejak terakhir kakek Mercadejas tiada, sayangnya..Mr. Damon menikahi wanita yang mandul" pernyataan Anna membuat Lily seketika melotot.

"Mandul?" Tanya Lily

"Yang aku dengar begitu, Grace Falcone Istri Damon hanya wanita biasa yang dulu pernah bekerja sebagai waitress di salah satu club malam, kehidupannya berubah setelah menikah dan menjadi seorang wanita sosialita, dia terkenal di kalangan para agensi, karena bisnis keluarga Mercadejas salah satunya memang bergerak dalam industri branding yang menaungi seluruh agensi-agensi besar di San Juan" Terang Anna.

Surrogate Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang