Part 15

2.1K 183 6
                                    

Hanya dengan sekali lihat, Fort bisa mengenali bahwa seorang di hadapannya adalah kakak dari Peat.

Mereka berdua terlihat sangat mirip. Seperti Peat dalam bentuk perempuan. Tapi yang membedakan adalah, ia tidak mempunyai tiga titik indah seperti Peatnya.

Peat melonjak senang. Menggerakan kakaknya yang berada di pelukan ke kanan dan ke kiri. Berbanding terbalik dengan Fort yang sedang berdeham-deham kecil, menutup kegugupan.

Dengan bujukan adiknya, Ploy Wasuthorn kakak Peat akhirnya mau untuk duduk di mobil Fort. Tanpa paham situasi, Peat banyak berbicara. Ia menceritakan tentang kakaknya ke Fort, begitupula sebaliknya. Ploy diam saja, sedangkan Fort hanya tertawa dipaksakan.

Meski Peat bercerita dengan penuh semangat dan berbagai macam ekspresi yang lucu dan membuat Fort gemas, namun ia bisa merasakan pandangan menusuk dari kursi belakang.

.

.

.

.

.

.

.

.

Setelah sampai di daycare, hanya Peat yang turun untuk menjemput Alex. Ia juga minta izin tidak masuk karena kakaknya baru saja kembali ke Bangkok. Phi Jane mengizinkan, ia bahkan sempat berkenalan dengan Ploy.

Di perjalanan, kegugupan Fort bertambah dua kali lipat. Aura menyeramkan yang keluar dari kakaknya Peat semakin terasa.

Perempuan itu ramah dengan Alex tapi tidak dengan Fort. Setelah perjalanan yang anehnya terasa sangat lama itu. Mobil berhenti tepat di depan rumah Peat. Ploy dapat menduga bahwa Fort sudah sering datang ke rumahnya, terlihat Fort yang begitu hapal seluk beluk jalan menuju ke rumahnya.

Saat Peat sedang membujuk Alex agar mau melepas pelukannya. Ploy lebih dulu berucap dengan nada datar.

"Mampir dulu, Khun Fort." Sambil membuka gerbang rumah.

Peat dan Alex menatap Fort penuh minat. Dengan helaan napas Fort

mengangguk sambil melangkah masuk ke rumah Peat.

Rumah keluarga Wasuthorn tidak begitu luas, bahkan terkesan sempit. Ruang tengah hanya ada televisi dan sofa usang. Dapur tidak memiliki ruang untuk meja makan. Tetapi banyak rak-rak yang berisi buku dan barang-barang antik. Banyak pula foto-foto Peat dan Ploy saat kecil hingga dewasa.

Fort tersenyum ketika melihat salah satu foto kecil Peat.

"Ugh.. Lucunya.." Gumam Fort.

Peat menaruh gelas berisi jus untuk Fort dan Alex. Ia tersenyum ketika melihat kakaknya tampak sedang menanggapi celotehan Alex. Matanya menangkap punggung Fort yang sedang bergerak-gerak, memperhatikan foto-foto yang terpajang di dinding.

"Heei!"

Fort terkejut ketika Peat menariknya dan menutupi foto-foto.

"Ngapain lihat-lihat?"

Peat malu kalau Fort sampai melihat foto-fotonya yang dulu. Ayahnya memang hobi memasang foto-foto Peat dan kakaknya di dinding.

"Pelit ayolah sekali ini." Balas Fort. Tangannya dengan mudah menyingkirkan tubuh Peat yang menghalanginya.

Peat melingkarkan tangan ke pinggang Fort dan menarik-narik pria itu, meski Fort tidak bergerak seincipun.

"Phi Forttt." Rengek Peat.

"Sebentar.." Jawab Fort asal, masih sibuk memperhatikan foto-foto Peat. Peat berpindah ke depan Fort. Merentangkan kedua tangan dengan mencibikan bibir.

My kid Babysitter is My LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang