Part 22

1.7K 154 8
                                    


"btw sebelumnya mimin sarankan untuk part ini sebaiknya bacanya malam atau pas udah buka puasa ada adegan Nana Nina nya 🔞🔞🔞"





Makan malam berlangsung menyenangkan. Meja makan penuh dengan canda dan gelak tawa. Ibu Fort banyak menceritakan tentang masa kecil Fort. Peat merasa jadi jauh lebih mengenal Fort kali ini.

Perut sudah terisi penuh, mereka berempat kembali ke ruang tengah. Sekedar menonton tv sambil mengobrol ringan. Fort bahkan sempat mengeluh dengan kelakuan Alex yang terasa dewasa sebelum waktunya. Ibunya Fort hanya tertawa dan mengatakan bahwa itu normal. Anak kecil terbiasa meniru dengan tingkah orang dewasa di sekitarnya.

Fort menceritakan dengan menggebu-gebu bagaimana kelakuan Alex di daycare kemarin, membuat ibu Fort tertawa lepas.

"Dad, bukakan!" Seru Alex yang menghampiri tiga orang dewasa yang sedang berbincang di sofa. Fort meraih mainan yang dimaksud Alex untuk minta dibukakan, namun gerakannya terhenti dengan tangan Peat menahannya.

"Alex, apa begitu cara meminta tolong?" Tegas Peat. Mata Alex membulat lucu, bibirnya juga terbuka seperti huruf 'O' besar. Sedangkan Fort dan ibunya memperhatikan mereka sambil menahan gemas.

"Daddy, tolong bukakan untuk Alex. Please?" Pinta Alex sambil mengedip-ngedipkan matanya. Dirinya tertawa puas sambil meloncat-loncat kecil ketika mainan yang dia inginkan berhasil terbuka. Ia mengambil dan langsung berlari ke tempat semula ia bermain.

"Alex, habis itu bilang apa?" Tegur Peat sedikit berteriak. Alex menampilkan gummy smilenya. Senyuman manis yang memperlihay kan gusi serta gigi-gigi kecilnya.

"Daddy, Thank chuu~" Ucapnya sambil memaju-majukan bibirnya bermaksud mengirimkan kisseu jarak jauh ke ayahnya. Fort memegang dadanya dan berpura-pura terjatuh karena serangan kiss Alex.

Sungguh, pemandangan yang menghangatkan hati bagi ibunya Fort malam ini. Peat sendiri terlihat puas dengan ajaran yang ia sering ajarkan kepada Alex. 'Maaf, Tolong, Terima kasih.' Adalah tiga hal yang paling Peat tanamkan. Sedikit terkejut saat tangannya digenggam oleh ibunya Fort penuh dengan rasa sayang. "Terima kasih, sudah menjaga mereka," Ucap ibunya Fort lembut dengan pandangan teduh khas seorang ibu. Membuat Peat nyaman, merasa seperti ibunya pun sedang berada bersamanya.

'Mae, semoga kamu cepat sembuh.' Doa Peat di dalam hati.

.

.

.

.

.

.

.

.

Jam sudah menunjukan pukul 09:15 malam, pantas Alex mulai merengek karena mengantuk. Buru-buru ibunya Fort langsung menggendong anak itu dan mebawanya ke kamar, meninggalkan Fort dan Peat berdua di ruang tengah.

Sebelum menaiki anak tangga, ibunya Fort lebih dulu memberi isyarat dengan anaknya, melalui tatapan mata. Fort yang mengerti, hanya mengangguk samar. Pria itu terdiam, mengulur-ngulur waktu sambil menyiapkan perasaannya sendiri. Kekasihnya masih fokus menonton acara tv, terlihat masih segar tanpa kantuk, karena anak itu baru saja bangun tadi sebelum makan malam.

Fort mengambil napas panjang, setelah itu dia beralih ke remote tv dan memencet tombol off, sehingga membuat layar tv menjadi gelap.

Peat mengerutkan kening, "Ada apa phi Fort?" Tanyanya dengan bingung. Pasalnya, kekasih tampannya itu terlihat sangat gugup. Berkali-kali mengelap telapak tangannya yang berkeringat di celana, serta membuang napas berat.

My kid Babysitter is My LoverTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang