pr ol og

20K 1.9K 128
                                    

Dunia itu memang benar adalah panggung sandiwara.

Kamu nggak perlu jadi aktor atau aktris buat berperan, karena kamu adalah aktor dan aktris untuk cerita hidupmu sendiri. Hebatnya, entah butuh berapa kali ganti peran sampai kontrakmu di dunia ini habis.

Aku?

Yang masih kujalani sampai sekarang, kurang lebih cuma dua. Kehidupan mempesonaku di luar rumah dan kehidupan penuh drama di dalam rumah.

Aku bisa aja menyebutnya aku ekstrovert dan aku introvert. Tapi malas ah, nanti kesannya aku mengkategorikan ekstro lebih baik dari intro. Sama sekali nggak lucu, kalau aku yang cuma terkenal sebagai aktris di duniaku sendiri ini tiba-tiba dibikin petisi karena penjelasan yang salah soal ekstrovert dan introvert.

Padahal kalau boleh memilih, aku introvert jauh lebih bahagia ... kalau aja, dua manusia kecil itu tidak pernah hadir. Kalau aja dia juga tidak pernah ada.

Yah, pada akhirnya, nasi sudah menjadi bubur. Sekarang tinggal bagaimana aku mencoba menambah atau mengurangi topping supaya nasi yang tak berbentuk itu bisa kutelan.

Tapi kamu tahu, ini bukan tentang bubur.

Ini tentang hidupku, yang baru—atau seharusnya aku menyebutnya dengan kata 'sudah'—berusia 23 tahun, tapi aku merasa aku mengalami masalah sepanjang usia manusia seabad.

Oh please, aku nggak terima kalimat adu nasib yang akan kamu keluarkan dari mulutmu sekarang.

"Uthi, liat sepatu abang yang garis-garis oren-biru-putih itu nggak ya?"

"Uthi, kemarin Papa udah bilang, kan, kalau waktu abang main gadget itu maksimal satu jam dalam sehari. Kamu lupa atau memang cari aman karena yang penting biar dia diem?"

"Uthi, Bunda udah selalu bilang kalau nyuci pakaian itu warna putih jangan dicampur. Warna item juga harus sendiri, dan jangan lupa buat masukin—"

BISA DIEM NGGAK?!!

Aku cuma bisa membayangkan diriku sendiri sedang menutup kedua telingaku dan berteriak untuk meminta mereka semua diam, sedetik aja. Karena aku sudah tidak sanggup menerima semua kalimat pengingat-amarah-apalah namanya!

Please, minggat.

Ofkors itu hanyalah skenario terindah yang mampu kuciptakan di dalam kepalaku. Karena yang sebenarnya aku lakukan adalah diam mendengarkan sampai mereka selesai, kemudian aku bilang, "Iya, Papa, Bunda, Uthi minta maaf. Won't happen again."



---

HAIII! satu cerita sudah otw tamat, artinya akan ada cerita baru lageeee. kali ini romcom seperti dahulu kala, aku kangen ceritaku fresh dan seru kek dulu. akhir-akhir ini gloomy dan 'dewasa' abiezz xixixi.

jadi di sini gaada drama sinetron uhuyyy. OYA, MARK MY WORDS, kamu yang ngikutin ini nanti akan nemuin kata TAMAT di wattpad (sisanya dan setelahnya kita liat nanti)🥹 "yaah ga tamat di wattpad kak!" tamat.

intinya cerita ini emang aku dedikasiin GRATIS sampe tamat dan mari saling menghibur sampai kisah ini berakhir. aku nulis, kamu komen.

akhir kata, muach!

chiki balls favoritTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang