CHAPTER 38

3.3K 702 59
                                    

Ini jadinya aku sama sekali nggak fokus dan tenang kalau begini caranya. Semua rasa antusias yang tadi penuh di dada sekarang malah berubah jadi pertanyaan-pertanyaan dan perasaan was-was. Tapi aku masih harus bersyukur—haruskah bersyukur untuk yang satu ini? Ummm, fine—karena Mira masih belum menemukanku. Dia bersama dengan Ica, lalu teman dua teman cowok yang aku nggak ingat yang mana atau siapa namanya. Mereka semua duduk agak di depan, sementara aku memang tadi memilih kursi di bagian belakang, yang lebih sepi dan kiri-kanan tidak banyak orang. Anyway, tempat duduk yang aku jelaskan ini ada di luar area wisudanya ya, memang masih di area kampus, ada layar besar di depan sana yang menayangkan keseluruhan proses wisuda dan aku menunggu banget fakultas Saki disebut dan namanya muncul.

Aku tidak mau fokusku benar-benar hilang yang bikin nantinya malah kehilangan momen. Cuma gara-gara Mira. Noway!

Jadi, aku mengembuskan napas kasar dan kembali fokus menatap layar di depan sana, ikut tersenyum ketika nama-nama wisudawan disebut dan pemindahan tali toga, lalu tersenyum lebar pada kamera. OMG, Muhammad Alsaki Lakshan, everyone! Pacarku akhirnya disebut juga setelah penantian yang lumayan Panjang. Aku sudah nggak bisa lagi menahan senyum di wajah, semringah maksimal, ikut bangga padahal nggak menemani Saki dalam proses perkuliahan sampai skripsinya. Ya , kan, aku belum ada. Belum ada di hidupnya. Gantengnya pacarku dengan senyuman dan pakaian perlengkapan wisuda itu. Mana ada kayak kelelawar, dia malah kayak ilmuwan tuh! Ummm, lupakan. Yang jelas, aku senang banget karena berhasil juga merekam proses pemanggilan nama Saki tadi sampai dia berjalan maju ke depan. Untuk hari ini, bye-bye deh polo shirt.

Ini kenapaku malah tetap aja menangkap aktivitas sekelompok manusia yang nggak mau aku lihat itu, sih? Mana mereka ikut-ikutan bahagia sama kayak aku. Ya aku paham, mereka ke sini bukan buat berduka, ofkors untuk merayakan hari besar Saki juga. Kalau teman-teman Saki yang pure temenan, aku pasti nggak akan masalah. Mungkin malah aku akan samperin dan ajak mereka untuk merayakan bareng. Tapi ini ... Mira, gitu lho! Bukan mau bahas ancaman atau insecure atau apalah apalah, tapi ... kamu paham, kan, maksudnya? Ingat kisah mereka aja sudah bikin kepalaku mendidih.

Lamunanku buyar, saat mendapatkan notifikasi chat dari Saki, senyumku sudah nggak keruan lebarnya.

Tadi liat aku?

Ofkors!!!! Kamu ganteeeeng! Paling ganteng!

Shining shimmering splendid! Liat dong tag-an aku nanti di IG ;p

can't wait to repost it. Can't wait to see you.

Si paling si paling si paling segalanya. Sudah capek aku menjelaskan Saki pakai semua kata-kata keindahan. Kamus Bahasa Indonesia kayaknya sudah kehabisan stok kata sifat. Pokoknya dia memang indah, semua tentangnya itu indah.

Ini masih lama nggak keluarnya?

Nggak kayaknya. Tunggu sebentar, yaaa. Sama siapa?

Sendiri:(

Kenalan dong sama sebelah :p

Waduh, waduh, dia bukan hanya senang mengikuti kata-kata dan gaya bicaraku, tapi juga mulai ikut-ikutan ke typing. Bikin makin senyam-senyum.

Aku jadi mau iseng ah.

Ada cowok nih sebelah, kayaknya umurnya di atasku, sendirian juga. Boleh?

gaboleh, Sayaang. Emang ga ada cewek sama sekali di sekitarmu?

Aku nyengir lebar, semangat banget nih aku ngetik kata-kata iseng untuk Saki.

chiki balls favoritTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang