20. Mental Arthur terguncang

532 78 31
                                    


Ada yang rindu tidak?

Emot yang mewakili perasaan kamu ketika SUNAS update ?

Hari ini update pada mau bilang apaaaa?

Selamat membaca

.

.

.

Liburan Arthur masih lama harusnya. Ia sudah mengambil jatah cuti satu bulan penuh hanya untuk bulan madu bersama Jovanka. Namun, entah apa yang terjadi di Jakarta sampai-sampai kemarin Zafa menunjukkan banyak luka lebam dan berbicara hal-hal yang ambigu lalu membuat Jovanka panik dan menangis karena mengira Zafa sedang berada di sebuah sekte yang menyesatkan.

Bukan Jovanka tidak percaya terhadap orang tua Arthur, namun bisa saja kedua orang tua Arthur lalai karena faktor usia yang menghalangi gerak dan segala aktivitas lainnya. 

Akhirnya di sinilah Arthur, mereka baru tiba pukul enam sore di Jakarta dengan penerbangan pagi-pagi sekali. Arthur tidak istirahat dengan baik, kantung matanya saja sudah seperti po di kungfu panda yang sering Zafa Zafi tonton di rumah.

Apa Arthur bisa protes pada istrinya? Hahaha, jawaban tidak sama sekali. Jovanka lagi di setel dengan mode senggol bacok. Sehingga ketika Arthur sedang menyuarakan isi hati masyarakat, Jovanka akan langsung menatapnya dengan nyalang.

Ketika sampai, sudah ada sopir keluarga Arthur yang menunggu dengan mengangkat papan nama 'BAPAK IBU HANDOKO YANG GAGAL BULAN MADU!'. Arthur merasa jiwanya terlepas melihat papan nama itu diangkat setinggi harapan orang tua ketika menyambut mereka datang. 

Beberapa orang sampai menertawakan hal itu. Entah ini ide siapa, Arthur belum menyeledikinya. Namun ia memiliki satu nama yang sudah ada di otaknya.

"Mas kok pucet gini? Sakit?" Jovanka menyadari ada yang tidak beres dari Arthur. Pria itu memang sejak turun dari pesawat sangat diam dan tidak banyak bersuara. Ia juga lebih sering berdehem ketika menjawab Jovanka. 

Jovanka mengulurkan tangan dan memeriksa kening Arthur dan memang suhu tubuhnya sedikit meningkat. "Mas demam. Kita ke rumah sakit dulu, mau?" tawar Jovanka namun hanya dijawab gelengan dari Arthur.

"Atau kita ke apartemen mas dulu terus panggil dokter Ferdi, ya? Dokter Ferdi yang om aku itu lho, mas." Jovanka mengingatkan Arthur kembali dan pria itu mengangguk saja.

Keduanya sudah naik ke mobil dan koper-koper di taruh di bagasi. Tidak ada barang yang banyak karena memang Jovanka tidak menyempatkan waktu liburannya dengan benar karena video call ambigu Rafa malam itu.

Jovanka duduk dengan Arthur yang langsung berbaring di pundaknya dan mengampit lengan Jovanka untuk dipeluk. 

"Makan dikit, ya? Aku ada roti." Jovanka mengeluarkan satu bungkus roti dari dalam tasnya lalu memaksa Arthur membuka mulutnya lebar untuk menyuapkan roti itu. "Kok bisa sakit gini sih, mas? Kemarin baik-baik aja padahal." Jovanka mengucap sedih sambil mengusap-ngusap pipi Arthur.

"Kita ke rumah ya mbak, Jo?" tanya pak Udin si sopir.

"Iya, ke rumah langsung ya, pak." 

Jovanka merasa pelukan Arthur makin kuat. Pria itu kemudian seperti berucap tidak jelas. Entah karena panasnya yang makin meninggi atau karena apa. Lantas untuk lebih mendengarkan gumaman tidak jelas Arthur, Jovanka akhirnya sedikit menunduk untuk mendekatkan telinganya pada bibir Arthur.

Lalu selanjutnya, Jovanka melebarkan matanya.

Bagaimana tidak ? Jovanka jelas mendengar gumaman pria itu mengatakan, 'jatah... jatah... jatah."

Papa Zafa & Zafi | Chanyeol And Wendy HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang