10. Gara-gara sate ayam Resta

3.4K 513 300
                                    

Seberapa Rindu kalian sama Papa Zafa Zafi? Coba absen dulu sini, wkwkwk...😁 😂

###

Seperti hari-hari biasanya, Jovanka kembali menjadi pengasuh Zafa Zafi dan mengurus segala kebutuhan kedua calon anaknya kelak itu untuk ke sekolah. Seperti pakaian, sarapan, bekal makan siang dan lainnya. Selain Zafa Zafi, Jovanka juga mengurus seseorang lagi, yaitu Arthur. Entah sejak kapan Arthur itu jadi semanja ini pada Jovanka. Apa-apa mesti manggil Jovanka dulu.

Mau minum, Jovanka.

Mau makan, Jovanka.

Mau mandi, Jovanka.

Mau tidur, Jovanka.

Untungnya dalam hal memakai baju, Arthur masih waras dengan tidak meminta bantuan Jovanka. Keculai dasi, Arthur jadi rajin menyuruh Jovanka yang memakaikannya. Arthur semanja itu sejak kenal Jovanka. Bahkan nih, parahnya Arthur mau makan aja masih minta disuap! Kurang bangsat gimana lagi coba si Arthur?

Kayak pagi ini, Jovanka sedikit merasa kewalahan karena namanya selalu disebut dalam setiap menitnya.

"Mama, rambutnya Zafi belum diiket!"

"Mama, lihat sepatunya Zafa yang putih, ga?"

"Sayang, dasi aku belum selesai."

"AAAAAAAAA!!!!" Jovanka berteriak membuat Zafa Zafi terdiam begitu juga Arthur yang otomatis membungkam mulutnya melihat frustrasinya Jovanka sekarang. Belum lagi sebuah spatula yang berada di tangan Jovanka sebagai tanda masakannya juga belum kelar.

"Duduk disitu!" titah Jovanka pada ketiganya agar mereka duduk di sofa berjejeran sambil menunggu giliran untuk pelayanan Jovanka.

Setelah ketiganya duduk, Jovanka menuju dapur sebentar, menyelesaikan masakannya sambil melirik kembali ke arah sofa dan menemukan mereka masih menuruti Jovanka untuk duduk di sana dengan manis. Ya memang sih, Zafa sama Zafi masih kelihatan manis. Nah si Arthur? Mana ada manisnya?

Setelah selesai membuat sarapan, Jovanka kembali pada mereka dan mulai dari Zafi. Dengan cepat, Jovanka mengikat rambut Zafi dengan sederhana saja agar tidak ribet juga. Setelah itu, ia mengambil sepatu Zafa dan meletakkan sepatu itu di depan Zafa.

"Zafa bisa pakai sendiri, kan?"

"Ga bisa. Zafa mau mama yang makein. Masa papa aja yang gede mama masih pakein dasi, Zafa yang masih kecil gini mama suruh make sepatu sendiri? Itu ga adil namanya, ma."

BISA BANGET NGOMONGNYA SIH, ZA!!!

ITU ZAFA BENERAN ANAK GUE, KAN? KOK MIRIP NYEPIKNYA?

Jovanka akhirnya memakaikan sepatu untuk Zafa, dan membiarkan tangan Zafa yang terkadang mengusap-ngusap pipinya. Mengabaikan tatapan geram Arthur ketika melihat tangan Zafa berani menyentuh miliknya.

ITU TANGANNYA GA USAH GANJEN BISA KALI!!!

"Udah. Zafa sama Zafi langsung ke meja makan sarapan, ya?" Jovanka tersenyum dan kemudian keduanya berdiri menuju meja makan sesuai perintah mama Jovanka.

Begitu setibanya ia pada Arthur, Jovanka terkejut ketika Arthur menarik pinggangnya mendekat hingga tangan Jovanka harus memegangi bahu Arthur. "Mas," desisnya sedikit cemas jika kegiatan mereka ini akan diperhatikan oleh anak-anak.

"Aku pakai pembantu aja untuk masak dan urus rumah, ya? Biar kamu bisa fokus sama anak-anak dan aku," ucap Arthur mengecup jemari Jovanka, sedang satu tangan Jovanka mengusap rambut tebal Arthur. "Aku kasihan kalau kamu ngurus semuanya."

YA LAGIAN SITU JUGA NAMBAHIN BEBAN MINTA DIURUSIN SEGALA!

"Ya makanya, mas Arthur jangan manja kayak gini. Emangnya mas bocah masih minta disuap segala?" sindir Jovanka membuat Arthur tertawa kecil dan mengeratkan pelukannya. "Jauhan dikit, aku mau benerin dasinya."

Papa Zafa & Zafi | Chanyeol And Wendy HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang