8. Level 2 Versi Arthur

3.6K 517 273
                                    

Yang Rindu Mas Arthur dan Mbak Jovanka, acungkan tangan, yuk wkwkwk...

###

"Kamu ngapain sih di sini?" Arthur berujar frustrasi karena Gladys tak kunjung pulang juga meski sudah Arthur usir beberapa kali. Namun kenyataannya gadis itu terlalu keras kepala untuk diberitahu.

Gladys tersenyum. "Kenapa sih, Mas? Anak-anak juga udah pada tidur, kan? Harusnya kalau aku agak lama juga ga masalah. Iya, kan?"

YA MASALAH LAH, DODOL! CEWEK GUE NGAMUK GARA-GARA ELO!

Arthur hanya berdehem pelan kemudian memijat pelipisnya. Mungkin sudah saatnya untuk benar-benar mengusir Gladys dari kehidupannya dan mengatakan bahwa ia sudah menemukan cinta sejati yaitu Jovanka. Arthur pun menarik napas dalam-dalam dan memandang Gladys di depannya yang masih tersenyum bak iklan pepsodent.

Nyengir lagi, itu di gigi lo ada cabe-nya woy!

"Gladys, saya ingin ngomong serius sama kamu."

Gladys tersenyum makin lebar. Please, gue ga mau ngakak malem-malem! GIGI LO KONDISIKAN COBA!

"Akhirnya mas mau meresmikan hubungan kita juga."

OPINI DARI MANA ITU, GUBLU!

"Gladys, bukan itu yang ingin saya bicarakan sama kamu."

Gladys mengerutkan keningnya. Oke, Gladys mulai penasaran apa yang Arthur hendak katakan. Memangnya apalagi jika bukan untuk meresmikan hubungan mereka?

"Mas Arthur mau ngomong apa?"

Arthur membuang napasnya. "Saya minta maaf sebelumnya kalau kamu merasa saya memberi kamu harapan. Jujur, pertama kali saya ngobrol sama kamu saya merasa nyaman dan cocok."

Gladys tersenyum lebar. "Sama dong, Mas? Kita emang cocok banget."

GUE BELUM SELESAI NGOMONG, ANJER!

"Iya, saya ngelihat Nata dalam diri kamu."

Gladys mengerutkan keningnya. "Nata? Istri Mas yang udah meninggal?" tanya Gladys dengan raut wajah bingungnya sekarang. "Jadi Mas suka sama aku karena ingat sama istri Mas dulu? Bukan karena kepribadian aku sendiri?"

Arthur menggeleng dengan wajah menyesal. "Sori, tapi emang dulu saya berniat mencari istri seperti Nata. Dan pas liat kamu, saya pernah berpikir mungkin kita akan cocok. Kamu –akan cocok sama anak-anak. Tapi, saya salah."

"Mas –"

"Saya masih ngomong. Itu mulut-nya bisa nahan ga ngebacot dulu ga sih?" Arthur sudah benar-benar kesal sendiri ketika Gladys selalu memotong pembicaraannya seperti di restoran waktu itu.

Gladys terdiam malu di tempatnya. "Cewek yang tadi di sini itu, pacar saya."

Gladys membulatkan matanya. Merasa terkejut sekaligus tidak terima di saat yang bersamaan. "Mas, jangan nge-prank malem-malem. Mana kamera tersembunyinya? Mana?"

"Kamu itu ngomong apa sih? Saya lagi ga nge-prank saya serius. Sekarang pacar saya marah karena kamu." Arthur pun berdiri lalu berjalan ke pintu keluar dan membuka pintu tersebut. "Saya udah jelasin semua, dan saya harap kamu ga nemuin saya lagi. Dan kalau boleh, bisa pulang sekarang, ga? Saya mau istirahat."

Gladys menatap nyalang pada Arthur. Ia pun berdiri dan mengepalkan tangannya. "Mas Arthur bakal menyesal udah pilih dia ketimbang aku."

"Penyesalan saya itu Cuma pernah kenal sama kamu. Itu doang," ucap Arthur kembali yang membuat emosi Gladys sudah berada di ubun-ubun, dan akhirnya gadis itu keluar dari apartemennya dengan panas hati.

Papa Zafa & Zafi | Chanyeol And Wendy HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang