"Tugas kamu gampang aja, kok. Masak buat anak-anak, terus jemput ke sekolah sama nemenin mereka sampai saya kembali dari kantor."
"Emm... Mas, maaf. Saya ke sini bukan ngelamar buat jadi pembantu. Tapi saya bawain laporan dari Mbak Febi."
"Loh? Saya...
Aku tuh bingung siapa yang cocok jadi Gladys wkwk... jadi, aku akhirnya buat si Gladys OC aja. Kalian bebas bayangin siapapun sesuai imajinasi kalian ya.
Btw, Mas Samudra Hidayat itu... ini orangnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Anyway... siapa yang Rindu Mas Arthur? Absen dulu sini 😌😁
###
"Kak Jo ga dateng, Pa?" tanya Zafa sambil memakai sepatunya yang juga dibarengi dengan melihat Arthur di sebelahnya sedang mengepang rambut Zafi.
Arthur mengangguk saja tanpa bicara. Sebenarnya Arthur sedari tadi pusing sendiri karena Zafi merengek untuk dikepang. Tahu sendiri kalau Arthur itu tidak betah bersbar. "Duh, Fi. Ga bisa nih papa kalau kamu mau nyuruh papa kepang mirip Elsa." Arthur menyerah dan menjauhkan jarinya dari rambut Zafi.
Zafi mendengus kesal lalu memegang rambut panjangnya.
Dikira gue tukang salon apa, ya?
"Masa ga bisa? Kak Jo aja bisa, loh." Zafi mengerucutkan bibirnya dan itu membuat Arthur kesal. Ya Arthur dan Jovanka kan berbeda. Arthur ini pengusaha, bukan mas-mas salon, masa disuruh ngepang rambut? Yang bener aja!
"Papa kepang model anabel aja gimana?"
"Anabel? Yang boneka di film horor itu?!"
Arthur mengangguk dengan wajah tanpa dosa-nya. "Kalau kepang itu papa bisa. Gimana? Mau?"
"PAPA KIRA ZAFI SETAN?"
Zafi berdiri kemudian mengambil HP-nya dari dalam kamar lalu kembali keluar lagi menemui Arthur yang sudah bersandar di sofa dengan wajah lesu. Hari ini Jovanka bilang ada urusan sebentar hingga ia tidak bisa datang pagi-pagi. Dan berakhirlah Arthur yang harus mengurus dua bocah itu.
Arthur pun menatap Zafi yang entah melakukan panggilan pada siapa. "Telepon siapa sih, Fi? Udah sini papa kepangin kayak anabel aja. Biar cepet," ucap Arthur memelas. Dan Zafa yang di sebelah Arthur hanya memandang papa-nya itu dengan tatapan penuh belas kasihan.
"Halo? Kak Jo? Iya, ini Zafi. Kak Jo, papa ga bisa ngepang rambut Zafi kayak kak Jo. Masa papa mau kepang rambut Zafi kayak anabel?"
Arthur mengerjapkan matanya. Tunggu dulu, ini Zafi lagi ngaduin dia ke Jovanka? Kok Arthur berasa seperti diaduin ke istri sih? Arthur pun langsung menarik tangan Zafi dan mengambil ponselnya. "Fi, jangan diaduin."
"Biarin! Biar tahu rasa! Masa anak sendiri mau disamain sama setan?! Papa mau Zafi gentayangin papa tiap malam? IYA?!"
Buset dah, si Zafi kalau ngebacot ngeri juga.
Arthur pun tidak merespons omelan Zafi dan mengarahkan ponsel Zafi pada telinganya. "Halo? Jo, ga usah di dengerin, ya. Zafi emang gitu. Apa? Di depan?" Arthur tidak melanjutkan bicaranya dan langsung membuka pintu apartemen dan begitu melihat Jovanka di depan, baru saja ia melangkah untuk menyambut, Zafa dan Zafi sudah berlari duluan dan memeluk Jovanka dengan erat.
