Hampir ketahuan

214 12 2
                                    

Sudah hampir 15 menit tetapi Bella belum juga selesai berbicara dengan ibu mertua nya itu. Kia mulai risau, ia takut kalau Bella akan membongkar semua nya kepada ibu nya Rey.

“Rey, apa tidak sebaik nya kita lihat saja Bella? Aku takut dia akan mengadukan mu pada ibu,“ ucap Kia sambil memegang lengan Rey.

“Aku khawatir dia akan membongkar rahasia kita, Rey. Aku takut dia akan memberitahu ibu mu tentang hubungan kita,“ sambung nya lagi yang semakin membuat Rey tambah bingung.

“Benar juga apa yang kamu katakan sayang. Ayo kita susul dia!“
Rey menggenggam tangan Kia dan mengajak nya supaya berjalan di belakang nya.

Bella melihat Rey dan Kia yang sedang bersembunyi di balik tirai pintu, terlintas di pikiran nya untuk mengerjai mereka berdua.

Bella sengaja menambah volume suara nya agar mereka mendengar apa yang sedang ia bicara kan.

“Hiks … hiks … iya, Bu. Rey menyuruhku untuk tidur di gudang, dia tidak mengizinkan ku tidur bersama nya di kamar kami bu. Rey meminta ku memakan makanan sisa, dia juga menyuruh ku membersihkan rumah layak nya seorang pembantu, Bu. Hiks … hiks … dan juga …“ Bella menggantung kata-kata nya, dia mengusap air mata nya yang sudah hampir masuk ke dalam mulut nya.

Rey hanya terdiam mendengar apa yang di katakan oleh Bella. Bella terus berbicara seolah-olah ia benar-benar sedang menelepon, padahal sambungan telepon tersebut sudah lama terputus.

“…Rey juga membawa wanita lain pulang ke rumah bu, dan mereka tidur bersama. Hiks … hiks … aku sangat sedih, Bu,“  sambung nya lagi sambil menangis tersedu-sedu.

Sebenarnya ia sudah lama ingin mengeluarkan keluh kesah nya, dan akhirnya sekarang ia bisa menangis sepuasnya.

“Apa wanita ini sudah gila? Berani sekali dia berbicara seperti itu kepada ibu. Benar-benar sudah tidak ingin hidup lagi dia.” Ujar Rey dalam hati nya yang sudah geram menahan amarah nya.

“Bella benar-benar mengatakan yang sebenarnya kepada ibu nya Rey. Habis lah aku!“ batin Kia. Ia sudah ketakutan sambil memegang lengan Rey.

Rey yang sudah dipenuhi dengan amarah, langsung berjalan menghampiri Bella, dan merampas handphone tersebut dari tangan wanita itu.

“Rey!” Bella seakan-akan terkejut melihat Rey ada di sebelah nya. Padahal ia sudah tau bahwa Rey dan Kia sedari tadi ada di belakang sana menguping pembicaraan nya dengan ibu.

“Apa yang kau katakan pada ibu!” bentak Rey pada Bella.

“Rasakan lah bagaimana kemarahan Rey, Bella.“ Kia tersenyum sinis melihat Bella yang sedang menunduk karena ketakutan di bentak oleh Rey.

Rey langsung melihat ke arah ponsel yang sedang di pegang nya.

“Maaf Rey … sambungan nya tiba-tiba saja mati ketika kau menarik paksa handphone tersebut dari tangan ku.“ Bella menunduk, ia tidak berani melihat ke arah Rey.

“Shit … dasar wanita penggoda!“ umpat Rey.

Terlihat begitu jelas amarah dimata lelaki itu. Rey mengangkat tangan nya ke udara dan hendak melayangkan satu tamparan ke arah Bella.

“Seperti nya kau tidak bisa menampar ku sekarang Rey, karena ibu mu sedang dalam perjalanan menuju ke sini. Apa kau mau ibu melihat bekas tamparan di wajah ku? Betapa kecewa nya ibu jika melihat kau seperti ini kepada istri mu Rey.“ Rey mengurungkan niat nya untuk menampar Bella dan menghempas kasar tangan nya ke udara.

“Tapi aku belum pernah memukul mu sebelum nya, wanita gila.“ Tukas Rey sambil menatap tajam ke arah Bella.

“Tapi, kau hampir saja memukul ku tadi.“ Jawab Bella santai dan berlalu pergi meninggalkan Rey dan Kia.

***

20 menit telah berlalu, Rey dan Kia masih saja diliputi rasa panik dan kesal terhadap Bella.

“Rey bagaimana ini? Ibu mu sudah tau tentang hubungan kita, Rey.“ Kia yang masih panik memegangi lengan Rey.

“Sayang … ayo kita pergi dari sini!“ ajak Rey sambil menggandeng lengan Kia.

Tiba-tiba saja bel rumah berbunyi, ada orang yang datang berkunjung ke rumah mereka. Seketika Bella tersenyum dan tertawa, Bella menoleh ke belakang melihat ke arah Rey dan Kia.

“Hahaha … seperti nya kalian terlambat. Lihat lah sendiri, Rey! Ibu mu sudah datang.“ Bella meledek dan menjulurkan lidah nya ke arah Rey dan Kia, lalu berlari menuju pintu.

“Astaga, sejak kapan aku jadi berani seperti ini,” batin Bella yang bingung dengan diri nya sendiri.

Setelah sampai di depan pintu, di gapai nya handle pintu tersebut. Terlihat seorang wanita paruh baya, wanita itu tersenyum ke arah Bella.

Rey begitu terperangah ketika melihat yang datang adalah ibu nya. Rey mengira Bella hanya bercanda saja untuk menakut-nakuti nya.

“Ibu,” Panggil Bella dan langsung berhambur ke dalam pelukan bu Shinta.

“Iya, Sayang.“ Bu Shinta membalas pelukan menantu nya itu.

“Ibu … aku sangat merindukan mu.” Ujar Bella lirih sambil mengeratkan pelukan nya. Tak terasa air mata telah membasahi pipi nya.

“Hey sayang, apa kamu sebegitu rindu nya dengan ibu, sampai-sampai menangis seperti ini?“ tanya bu Shinta sambil mengernyitkan dahi nya, dan Bella hanya membalas dengan anggukan kepala saja.

Setelah di rasa lega, Bella melepaskan pelukan nya dan mengajak ibu mertua nya itu untuk masuk ke dalam rumah.

Rey yang melihat ibu nya berjalan menghampiri nya, pun langsung panik. Rey bingung harus melakukan apa, dan begitu juga dengan Kia yang tak kalah takut nya seperti Rey.

“Ibu, Rey bisa jelaskan semua nya Bu, yang Bella katakan tidak seperti apa yang terjadi,” Rey berlutut di hadapan ibu nya sambil menggenggam erat tangan bu Shinta.

“Jangan percaya apa yang di ucap kan Bella mengenai Rey, Bu! Bella berbohong, Bu!” Ujar Rey meyakinkan ibu nya. Matanya menatap sendu ke wajah ibu nya.

Bella hanya tersenyum melihat wajah takut Rey dan Kia.

“Jadi, apa yang Bella katakan itu bohong?“ tanya Bu Shinta dan Rey mengangguk dengan cepat.

“Jadi, Bella berbohong pada ibu kalau kau memperlakukan nya dengan baik. Bella juga berbohong kalau kau sangat menyayangi nya dan tidak pernah berbuat kasar kepada nya. Jadi, apa yang Bella katakan tadi semua nya bohong?“ tanya Bu Sinta dengan intonasi bicara yang cukup terbilang tinggi.

Rey terperangah mendengar jawaban yang terlontar dari mulut ibu nya.

“Apa benar Bella berkata seperti itu, Bu?“ tanya Rey seakan tak percaya dan Bu Shinta pun mengiyakan pertanyaan nya.

Rey langsung menoleh ke arah Bella, Bella hanya tersenyum melihat nya dan mengedipkan sebelah mata nya ke arah Rey.

“Ibu, sudah lah! Rey hanya bercanda, Bu. Iya kan, Rey?“ tanya Bella pada Rey sambil menaikkan sebelah alis nya.

“I-iya, Bu.” Jawab Rey gugup. Sedangkan Kia masih terdiam, ia bingung melihat apa yang sebenar nya terjadi. Bella melihat ke arah nya dan tersenyum, yang membuat Kia langsung merasa takut.

“Oiya bu, Bella sampai lupa ngenalin nya ke ibu. Ini Kia bu, sahabat Bella waktu di SMA dulu,“ Bella merangkul bahu Kia.

“Kia datang kesini karena mendengar kabar tentang pernikahan Rey dan Bella, Bu.“ Sambung nya lagi. Kia mengulurkan tangan nya untuk menyalami ibu nya Rey.

“Kia, Bu.” Ucap nya memperkenal kan diri. Bu Shinta sejenak memperhatikan wanita yang tengah menyodorkan tangan nya ke hadapan nya saat ini. Ia seperti mengenali wajah gadis itu.

“Iya, Nak. Kamu sahabat nya Bella waktu di SMA, berarti teman sekelas nya Rey juga kan, ya?“ tanya bu Shinta, dan Kia pun mengangguk kan kepala nya.

“Apa aku sudah salah sangka terhadap nya? Ternyata dia tidak mengatakan tentang keburukan ku terhadap nya selama ini ke ibu, dan dia juga mengatakan bahwa Kia adalah sahabat nya.“ Batin Rey.

“Untung saja Bella tidak membongkar semua nya, kalau sampai dia mengatakan yang sebenar nya kepada ibu nya Rey, akan ku buat hidup nya lebih menderita lagi dari ini.“ Batin Kia menatap sinis ke arah Bella.

Unwanted WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang