PMS

225 11 2
                                    

Saat ini, mereka sedang berbincang-bincang di ruang tamu.

Bu Shinta meletakkan sebuah amplop di atas meja, yang menyita pandangan semua orang yang berada disana.

“Apa ini, Bu?“ tanya Rey sambil mengernyitkan dahi nya.

“Buka lah!” perintah bu Shinta sambil tersenyum. Rey langsung mengambil amplop tersebut dan membuka nya.

“Tiket liburan ke Spanyol?“ ucap Rey bingung. Alis nya bertaut, yang menandakan ia tidak mengerti apa yang sedang dimaksud oleh ibu nya. Bu Shinta hanya tersenyum.

“Untuk apa ini, Bu?“ tanya Rey sambil memperlihat kan tiket tersebut.

“Itu untuk kalian, kalian kan belum honeymoon. Jadi, ibu sudah merencanakan semua nya. Kalian tinggal berangkat saja besok.” Jelas Bu Shinta yang membuat Rey langsung melihat ke arah ibu nya. Kia pun langsung ikut menatap ke arah Rey.

“Tapi, Bu-”

“Tidak ada penolakan, kalian harus mau!“ Rey terpaksa mengiyakan permintaan ibu nya itu. Rey melihat ke arah Bella dan Bella membalas nya dengan senyuman penuh kemenangan.

“Kau lihat saja besok Bella. Apa yang di rencana kan ibu tidak akan terjadi, karena aku akan merubah rencana nya.“  Gumam Rey yang sebal melihat Bella malah tersenyum.

***

Setelah matahari hampir terbenam, bu Shinta pamit pulang ke rumah nya.

“Rey, ibu pulang dulu, ya. Tolong kamu jaga baik-baik menantu ibu yang paling cantik ini!“ ucap bu Shinta sambil mencubit kecil dagu menantunya itu.

Bella hanya tersenyum dan Rey pun mengiyakan perkataan ibu nya.

“Sayang, ibu pamit pulang dulu, ya. Kamu harus jaga kesehatan, besok kan kalian harus pergi honeymoon.“ Ucap bu Shinta pada Bella.

“Pasti bu, ibu juga harus jaga kesehatan ya!” bu Shinta pun mengangguk tersenyum.

“Kia, ibu pamit ya, Nak.” Ucap bu Shinta pada Kia, dan Kia memberi anggukan kepala sambil tersenyum.

“Kalian berdua ingat ya, harus cepat berikan ibu cucu! Ibu sudah tidak sabar ingin menggendong cucu!“ seru bu Shinta sambil menunjuk ke arah Rey dan Bella, yang langsung membuat Rey menatap ibu nya.

Bella langsung menunduk malu setelah mendengar perkataan ibu mertua nya.

“Hey, ada apa dengan pipi mu sayang, kenapa memerah seperti ini?“ bu Shinta tersenyum  sambil memegang pipi Bella ketika melihat menantu nya itu tertunduk malu.

“Ibu … berhenti meledek ku!“ Bella langsung menutupi wajah nya dengan kedua tangan nya yang membuat Bu Shinta terkekeh geli.

“Baik lah, ibu pergi dulu ya! Kasihan taksi nya sudah menunggu lama.“ Pamit bu Shinta sambil menunjuk ke arah taksi yang sedang menunggu nya di perkarangan rumah anak nya tersebut.

Bu Shinta melambaikan tangan nya sambil tersenyum ke arah anak dan menantu nya itu. Taksi tersebut pun melaju dari perkarangan rumah.

Bella masih berdiri menatap kepergian bu Shinta sampai taksi tersebut sudah tidak terlihat lagi.

“Bukan nya aku tidak mau memberi mu cucu bu, sebenarnya aku juga sangat menginginkan seorang anak. Tapi … bagaimana bisa kami memiliki anak, sedangkan Rey saja tidak mau tidur dengan ku.” Batin Bella.

“Bella,” Bella langsung menoleh ke belakang dan melihat ke arah Rey.

“Terima kasih karena kau tidak memberi tahu ibu tentang bagaimana sikap ku selama ini terhadap mu.“ Ucap Rey lirih.

Unwanted WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang