Part Ronald dan Chelsea

135 10 0
                                    

Pagi itu Rey dan Bella tengah sarapan di meja makan. Tiba-tiba bel rumah berbunyi.

“Siapa yang berkunjung pagi-pagi seperti ini?” ucap Rey kesal.

“Biar aku saja yang membukakan pintu nya!” Bella langsung melangkahkan kaki nya menuju pintu rumah. Ketika di buka nya pintu rumah tersebut, terlihat lah seorang wanita paruh baya tengah membawa dua buah tas.

“Maaf bu, saya mau tanya. Apa benar ini rumah Pak Rey?“ ucap wanita itu dan Bella mengangguk.

“Siapa, Sayang?” tanya Rey sambil berjalan menghampiri Bella.

“Saya teman nya Mbak Siti yang bekerja di rumah Bu Shanti, Pak Rey. Saya datang kesini karena kata Mbak Siti, bapak membutuhkan asisten untuk mengurus rumah,” jelas wanita paruh baya itu.

“Berarti Bibi yang akan bekerja disini?” tanya Rey, dan wanita itu pun mengiyakan nya.

“Ayo masuk, Bi! Sini biar Bella bantuin bawa tas nya, Bi!” pinta Bella sambil mengulurkan tangan nya untuk membantu wanita itu membawa kedua tas nya yang cukup besar.

“Jangan, Bu. Biar saya saja yang bawa,” ucap wanita itu

“Panggil Bella saja, Bi. Tidak enak seperti nya, kalau Bibi manggil Bella dengan sebutan Ibu,” ucap Bella,

“Tapi, Bu-“

“Bi,” Wanita itu pun akhirnya mengangguk mengiyakan permintaan Bella.

“Nama Bibi siapa?”

“Nama saya Ira,” jawab Bi Ira sambil tersenyum.

“Ooh Bi Ira. Ya sudah kalau gitu, sini Bi Ira tas nya, biar Bella bantuin bawa masuk ke dalam!” Bi Ira kembali menolak, akhirnya Rey pun ikut turun tangan.

“Sudah, Bi! Biar Rey saja yang membawakan tas nya ke dalam,” Rey langsung mengambil tas tersebut dan membawa nya masuk ke dalam.

Setelah mengantarkan Bi Ira menuju kamar nya. Rey berpamitan kepada Bella untuk pergi bekerja. Sepeti biasanya, Bella mencium tangan Rey dan Rey mencium kening Bella.

“Kenapa dia baik sekali ya? Hanya dengan asisten saja dia bisa sebaik itu,” gumam Rey yang sudah berada di dalam mobil sambil memperhatikan Bella melalui jendela mobil nya.

Lalu Rey melambaikan tangan nya kepada Bella, dan melajukan mobil nya menuju ke rumah sakit nya. Bella hanya diam memperhatikan mobil suaminya sampai sudah tidak terlihat lagi oleh nya, barulah Bella masuk ke dalam rumah.

Rey sedang duduk sambil menatap layar monitor laptop di depan nya. Ia teringat kembali dengan masalah obat kontrasepsi kemarin.

“Aku tidak menyangka kalau Kia akan berbuat seperti itu terhadap Bella,” batin Rey sambil memijat pelipis nya dengan sebelah tangan nya.

“Rey,” Tiba-tiba Rey di kejutkan dengan suara seseorang yang baru saja masuk ke dalam ruangan nya dan langsung memanggil nya.

“Apa kau tidak bisa mengetuk pintu dulu baru masuk?” cetus Rey yang sedikit kesal melihat sahabat nya itu masuk dan mengangetkan nya.

“Kenapa kau jadi menyalahkan ku?” ucap Ronald.

Rey berdecak kesal. “Jadi aku mau menyalahkan siapa? Rekam medis yang sedang kau bawa, begitu?” Rey semakin kesal melihat Ronald.

“Jelas-jelas aku mengetuk pintu dari tadi, tapi kau masih saja termenung di tempat mu. Bagaimana bisa kau mengatakan kalau aku tidak mengetuk pintu?” Ronald ikut meninggikan nada bicara nya.

Rey mengerutkan kening nya. “Apa benar kau sudah mengetuk pintu?” tanya Rey lagi seakan tak percaya dengan apa yang dikatakan sahabat nya itu.

“Kau bisa periksa cctv nya kalau kau tidak percaya!” cetus Ronald.

“Kenapa kau suka sekali berdebat dengan ku seperti wanita itu,” ucap Rey tanpa sadar. Ronald menyipitkan kedua mata nya.

“Wanita itu? Wanita mana lagi yang kau maksud?”  Rey tersadar dengan apa yang baru saja ia katakan. Ia langsung membungkam mulut nya dengan tangan nya.

“Ehmm tidak ada. Aku tidak membicarakan wanita manapun,” elak Rey. Ronald semakin penasaran.

“Wanita mana yang berani berdebat dengan mu?” tanya Ronald yang merasa keheranan.

“Sudahlah lupakan saja! “ Rey langsung kembali fokus dengan laptop nya, sedangkan Ronald pergi ke tempat duduk nya.

“Wanita pujaan mu sudah kembali.” Ujar Rey. Ronald langsung menatap ke arah nya.

“Maksudmu Chelsea?” tanya Ronald seakan tak percaya.

“Memangnya siapa lagi,” Ronald langsung berjalan menghampiri Rey.

“Darimana kau tau?” tanya Ronald yang masih sedikit tak percaya.

“Apa kau lupa kalau istriku sahabat Chelsea. Kemarin mereka berkunjung ke rumah ku,”

“Mereka?” ucap Ronald sedikit bingung. Tiba-tiba saja terlintas dipikiran Rey untuk mengerjai sahabatnya itu.

“Iya, Chelsea bersama suami dan kedua anak nya,” celetuk Rey yang berhasil membuat Ronald membulatkan kedua bola matanya.

“Apa maksudmu, Rey? Apa benar Chelsea sudah menikah?” Ronald mengguncangkan tubuh sahabat nya itu cukup keras.

“Hey, apa kau sudah tidak membutuhkan tangan mu lagi?” Rey langsung menatap tajam tangan Ronald yang masih berada di bahu nya.

Unwanted WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang