Kenyataan pahit

266 7 0
                                    

Drrtt … drrtt ….

Getaran ponsel Bella mengalihkan pandangan mereka semua, sangat jelas bahwa nama yang tertera di sana adalah Kia. Bella pun langsung mengangkat telepon tersebut.

“Kejutan Bella … kau pasti sangat terkejut melihat berita yang ada di televisi saat ini, bukan. Itu berita asli Bella, bukan settingan. Aku tau kau pasti akan memberitahukan Rey untuk menunda penerbangan nya, maka nya aku sengaja memasang 2 bom di dalam pesawat yang mengarah ke kota A.” Ujar Kia di iringi dengan tawa puas nya.

“Kau lihat sendiri kan Bella, karena dirimu orang-orang yang kau sayangi jadi terluka. Sudah ku katakan padamu, jangan pernah bermain-main dengan ku, karena kau akan tau sendiri akibat nya!” Lanjut nya lagi.

“Saat ini, aku hanya perlu mengambil orang-orang yang kau sayangi yang berada di sekitar mu, setelah aku puas melihat mu tersiksa, giliran mu akan datang Bella hahaha,” Kia langsung mematikan sambungan telepon nya. Tangisan Bella semakin histeris mendengar apa yang baru saja di katakan oleh Kia.

“Kia … kenapa kau begitu tega kepadaku, Ki?”

“Ibu … ini salah Bella Bu, ini salah Bella,” Bella berteriak sambil memukul-mukul kepala nya dengan cukup keras.

“Tidak sayang, ini bukan salah kamu,” ujar Bu Shinta sambil menarik Bella ke dalam pelukan nya, untuk menenangkan wanita itu.

“Rey Bu, Rey pasti masih hidup,” ucap Bella dengan suara yang mulai melemah.

“Sayang, ini mungkin sudah takdir tuhan, kita tidak bisa menyangkal nya. Kita hanya bisa mendoakan Rey, semoga dia selamat dari kecelakaan maut itu.” Ujar Bu Shinta menenangkan menantu nya, walaupun ia juga tidak kuat menerima kenyataan ini. Ibu mana yang tidak terluka ketika mendengar kabar anak nya kecelakaan.

Di ujung sana, Bi Siti dan bi Ira pun ikut menangis mendengar berita itu. Pasal nya mereka juga sudah menyayangi Rey seperti anak mereka sendiri.

“Bellaa,” Terdengar suara seseorang memanggil nama nya. Bella mengarahkan kepala nya menuju asal suara. Terlihat sosok yang saat ini sangat ia rindukan, seseorang yang membuat nya khawatir, pria yang membuat nya menangis histeris beberapa saat lalu. Bella masih diam tak bergeming di tempat nya, pria itu tersenyum ke arah nya.

“Rey,” ucap nya lirih. Tak terasa air mata yang sedari tadi menggenang di pelupuk mata nya, kini sudah mengalir membasahi pipi mulus nya itu.

“Rey, benarkah itu kau?” tanya nya tak percaya. Pria itu menyunggingkan senyum nya. Rasanya Bella ingin sekali berdiri dan memeluk lelaki yang ada di hadapan nya saat ini. Namun, karena ia sangat bahagia, kaki nya serasa tidak bisa di gerakan, Bella hanya bisa melihat lelaki itu.

“Rey … jangan tinggalkan aku sendiri, ya!” Bella berucap masih dengan air mata yang terus mengalir deras.

“Maaf, aku kembali meninggalkan mu.” Pria itu membalikkan tubuh nya membelakangi Bella. Bella berusaha untuk berdiri dan memeluk pria itu. Namun, semakin dia mencoba untuk berdiri, sosok itu malah semakin menjauhi nya. Semakin kuat ia mencobanya, sosok itu pun mulai hilang bersama kegelapan yang mulai datang.

“Rey,  jangan pergi! Aku mohon Rey … aku sangat mencintaimu. Jangan tinggalkan aku untuk kedua kali nya Rey!” Bella berteriak kebcang bersamaan dengan air mata nya yang semakin deras.

“REY … REY … REY!” Suara bella semakin melemah.

“Bella … Bella, bangun Nak!” Samar-samar Bella mendengar nama nya di panggil oleh seseorang. Bella membuka mata nya perlahan. Terlihat disana sosok yang sangat di kenali nya, yaitu ibu dari suami nya.

“Nak, kamu kenapa, sayang? Kenapa kamu memanggil nama Rey secara terus-menerus?” tanya bu Shinta khawatir, ketika melihat menantu nya itu telah membuka kedua mata nya.

Ketika mendengar kabar bahwa Rey menjadi korban atas ledakan pesawat, Bella tak kuasa
Mendengar nya. Setelah menerima telepon dari Kia, Bella langsung tak sadarkan diri. Bu Shinta, bi Ira dan bi Siti pun panik melihat nya.

“Duduk dulu, Sayang! Minumlah dulu!” Bu Shinta membantu Bella untuk duduk, sedangkan bi Ira memberikan air minum di dalam gelas yang sedang di pegang nya kepada bella.

“Kamu baik-baik saja kan, Sayang?” tanya bu Shinta.

“Rey, Bu … ini semua salah Bella bu, Bella yang sudah membuat Rey menjadi seperti ini, Bu.” Bella kembali menangis, bu Shinta pun menarik menantu nya itu ke dalam pelukan nya.

“Iya nak, ibu mengerti perasaan kamu. Sebagai seorang ibu, kehilangan anak adalah hal terberat, ibu juga tidak sanggup kalau harus kehilangan Rey, Nak. Tapi, kita juga tidak bisa menyalahkan diri sendiri, ini sudah takdir, Nak. Kamu harus belajar mengikhlaskan Rey, kalau memang dia telah tiada. Tapi, kamu juga harus tetap berdo’a, semoga Rey masih hidup, Sayang. Kalau kamu sedih seperti ini dan menyalahkan diri kamu sendiri, Rey pasti juga sedih melihat nya. Kamu harus ikhlas, Sayang.” Bu shinta  menasehati Bella, walaupun diri nya sendiri juga belum tentu bisa mengikhlaskan anak semata wayang nya itu begitu saja. Namun ntah kenapa, Bu Shinta punya firasat baik kalau putra nya itu masih hidup.

Ibu mana yang tak merasa kehilangan, di tinggal oleh anak nya untuk selama nya. Namun, bu Shinta harus tetap terlihat tegar di hadapan menantu nya, karena ia juga mengerti apa yang di rasakan menantu nya saat ini. Kehilangan suami yang sangat ia cintai, pasti nya membuat ia sangat tersakiti. Karena ia juga pernah merasakan itu sebelum nya.

“Rey, lebih baik kau menyakiti ku dengan berselingkuh bersama Kia, daripada harus kehilangan mu selama nya. Aku tidak sanggup, Rey. Bagaimana bisa kau meninggalkan ku di saat kita baru memulai semua nya dari awal, dan di saat aku baru merasakan kasih sayang mu, Rey.” Batin Bella sambil mengeratkan pelukan nya kepada ibu mertua nya.

Bu Shinta melepaskan pelukan nya dari Bella, dan menatap lekat mata wanita itu.

“Nak, lebih baik sekarang kita pergi ke tempat kejadian, supaya kita bisa memastikan kalau Rey termasuk atau tidak ke dalam ledakan pesawat itu,” ujar bu Shinta. Bella pun mengangguk.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 02, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Unwanted WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang