Lamaran lily

82 4 0
                                    

Setelah selesai makan malam, Rey kembali ke kamar untuk melanjutkan pekerjaan nya, ia di temani dengan segelas kopi tawar kesukaan nya. Sedangkan Bella tengah membantu bi Ira di dapur.

“Kamu sudah baikan, Nak?” tanya Bi Ira yang masih fokus dengan piring yang sedang di cuci nya.

“Bibi tau kalau Bella sedang tidak enak badan?” Bella malah balik bertanya sambil menatap intens ke arah Bi Ira.

“Tadi waktu bibi mengantar kopi ke kamar kalian, bibi melihat kamu sedang terbaring di atas ranjang. Tidak lama setelah itu, ada darah yang mengalir dari hidung kamu. Bibi langsung cepat-cepat mengambil handuk dan membersihkan darah itu dari hidung kamu, Nak. Tapi, sepertinya tadi kamu pingsan, karena kamu tidak sadar kalau bibi panggil,” jelas Bi Ira.

“Bi … Rey tau?” Bella sudah mulai khawatir kalau seandainya Rey tau.

“Tidak, Nak! Nak Rey tadi sedang di kamar mandi, jadi dia tidak melihat mu saat sedang mimisan. Tapi, tadi bibi hampir saja ketahuan oleh nya,” Bi Ira kembali menjelaskan kejadian tadi kepada Bella.

Bella sangat bersyukur karena Rey tidak mengetahui penyakit nya. Karena sampai kapan pun, Bella tidak akan pernah mau memberitahu kan penyakit nya kepada Rey, karena ia takut membuat masalah baru untuk suami nya itu.

“Ya sudah, Bi. Bella mau balik ke kamar dulu ya, Bi.” Pamit Bella yang di beri anggukan kepala oleh Bi Ira.

Bella langsung melangkahkan kaki nya keluar dari dapur, tapi sebelum itu, ia mengambil beberapa camilan terlebih dahulu dari dalam lemari pendingin. Setelah itu, Bella kembali melangkah kan kaki nya menaiki tangga, untuk kembali ke kamar.

Bella masuk ke dalam kamar setelah mengetuk pintu kamar tersebut. Terlihat disana Rey sedang sibuk menatap layar monitor laptop nya. Bella berjalan menghampiri nya, dan langsung menjatuhkan tubuhnya untuk duduk di samping Rey.

“Aaa ….” Bella menyuapkan camilan ke dalam mulut Rey, Rey pun hanya mengikuti saja dan membuka mulut nya.

“Anak pintar hehe,” Bella tertawa sambil menutup mulut nya. Rey menarik ujung bibir nya membentuk senyuman melihat Bella tertawa seperti itu.

“Bahkan hanya karena hal sepele saja, dia bisa tertawa seperti itu,” gumam Rey sambil masih memperhatikan Bella yang masih setia menyuapi nya.

“Rey, ada yang bisa ku bantu?” tanya Bella seraya melihat laptop yang tengah di pegang oleh Rey.

“Suapi saja aku!” perintah Rey sambil membuka kembali mulut nya, Bella pun kembali menyuapi nya.
Rey kembali memfokuskan mata nya menatap monitor laptop nya.

***

Pagi ini Rey sudah rapi dengan pakaian yang melekat di tubuh nya dan dengan tas kerja yang di pegang nya. Bella mengantarkan suami nya tersebut sampai ke depan pintu rumah.

“Jangan pulang terlalu larut!” ujar Bella saat Rey sudah masuk ke dalam mobil nya.

“Kenapa? Kau takut merindukan ku?” tanya Rey sambil menaikkan sebelah alis nya untuk menggoda istri nya itu.

“Rey, kau ini menyebalkan sekali!” cetus Bella sambil mengerucutkan bibir nya. Rey terkekeh geli.

“Tunggu aku pulang, Sayang!” Rey sengaja melembutkan kata sayang yang sedang di ucapkan nya, seraya mengedipkan sebelah mata nya ke arah istri nya.

“Rey … berhenti menggodaku!” Bella langsung menutupi wajah nya yang saat ini sedang memerah. Rey hanya bisa tertawa melihat tingkah istri nya yang begitu menggemaskan menurut nya.

Rey hendak turun dari mobil dan mencium kedua pipi wanita itu dengan gemas. Namun diurungkan nya niat itu, karena melihat Bella sudah berlari masuk ke dalam rumah. Rey pun menatap nya sambil masih terkekeh geli.

Setelah Rey pergi, Bella duduk-duduk di sofa bersama Bi Ira. Mereka bercerita sambil sesekali tertawa karena pembahasan yang sedang mereka bahas terasa lucu.

Tiba-tiba bel rumah berbunyi, bi Ira langsung beranjak dari duduk nya menuju pintu rumah untuk membuka kan pintu tersebut.

Terlihat dua wanita yang sedang berdiri di sana, dengan mengembangkan senyum nya menatap ke arah bi Ira.

“Maaf, mau mencari siapa?” tanya bi Ira pada kedua wanita itu.

“Apa Bella ada, Bi?” tanya seorang wanita yang ternyata adalah Chelsea. Bi Ira pun mengangguk.

“Nak Bella ada di dalam, kalian teman nya nak Bella?” tanya bi Ira lagi, Chelsea dan lily pun mengangguk sambil menampilkan senyum mereka.

“Silahkan masuk!” bi Ira mempersilahkan mereka berdua untuk masuk. Chelsea dan Lily pun masuk kedalam setelah mengucapkan terima kasih kepada bi Ira.

Bi Ira menutup kembali pintu rumah tersebut, dan mengikuti Chelsea dan Lily dari belakang.

“BELLA!” Teriak Lily ketika melihat Bella yang tengah duduk di sofa. Lily langsung berhambur ke dalam pelukan sahabat nya itu, Bella pun menyambut nya dengan senang hati. Namun, perhatian Bella teralihkan ketika melihat sahabat nya yang baru saja menikah kemarin.

“Hey Chelsea, kenapa kau ikut kemari? Seharusnya kan kau sedang berbulan madu saat ini,” ujar Bella sambil melepaskan pelukan Lily. Perkataan Bella membuat Chelsea memajukan bibir nya.

“Jadi, kau tidak suka aku datang kesini? Ya sudah, aku pulang saja!” kata Chelsea yang langsung membalikkan tubuh nya.

“Hey, kenapa kau jadi marah seperti ini? Aku kan hanya berniat untuk memperingati mu. Kau kan baru saja menikah, lantas kenapa suami mu kau tinggalkan sendiri di rumah?” Chelsea langsung menghentikan langkah nya, ia membalikkan kembali tubuh nya menjadi menatap Bella.

“Kau tanya kan saja pada Lily!” ketus Chelsea seraya membuang wajah nya ke lain arah.

“Lily,” Bella bergantian menatap Lily. Lily tersenyum kecut ke arah Bella.

“Hehe aku yang mengajak nya kesini,” ujar Lily sambil tertawa receh.

“Kau ini, tidak berubah dari dulu,” ujar Bella sambil mengacak-acak puncak kepala sahabat nya itu. Bella pun menyuruh Chelsea untuk duduk di sebelah nya.

“Kenapa kau sangat ingin datang ke sini?” tanya Bella kepada Lily.

“Apa kau tidak tau, kalau kemarin dia baru saja di lamar?” ucapan Chelsea membuat Bella membelalak kan kedua mata nya.

“Really?” Chelsea pun mengangguk.

“Kemarin ada kakak kelas kita waktu di SMA dulu, dia datang ke pesta pernikahan ku dan melamar Lily di sana,” jelas Chelsea. Lily hanya tertunduk malu.

“Kalian berdua benar-benar menarik perhatian  di pesta pernikahan ku,” ketus Chelsea.

“Pertama kau dan Kia. Kedua, Lily dan yang akan menjadi suami nya nanti.” Ucap Chelsea sambil mengerucutkan bibir nya.

“Maaf Chelsea,” ujar Bella dan Lily lirih.

“Hey, aku hanya bercanda. Mana mungkin aku berpikiran seperti itu pada kedua sahabat ku ini,” Chelsea langsung memeluk kedua sahabat nya itu.

“Apa kau baik-baik saja? Aku tidak menyangka bahwa Kia akan melakukan hal itu pada mu, Bella. Kenapa Kia bisa sampai seperti itu?” ujar Chelsea sambil melepas pelukan nya.

“Sudah lah biarkan saja!” Bella menepiskan senyum nya.

“Nasib kita sama, ya,” ucap Lily yang membuat kedua sahabat nya itu langsung menatap ke arah nya.

“Sama-sama menikahi orang yang tidak kita cintai. Beda nya, Bella menikahi orang yang dia cintai, tapi tidak mencintai nya. Dan syukur lah, sekarang Rey sudah bisa mencintai Bella,” celetuk Lily yang membuat Chelsea langsung mencubit lengan sahabat nya itu. Lily meringis karena merasa cubitan Chelsea menyakiti nya.

“Apa kau tidak bisa menjaga kata-kata mu sedikit saja?” Chelsea menajamkan mata nya ke arah Lily. Bella hanya bisa tertawa melihat tingkah kedua sahabat nya itu.


Unwanted WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang