Perhatian Rey

205 16 3
                                    

Di belahan dunia lain, sepasang kekasih sedang melepas kerinduan nya karena sudah lama sekali tidak pernah bertemu.

Mereka adalah Kia dan Steve. Ketika Rey dan Bella baru saja berangkat menaiki taksi menuju bandara, Kia telah menghubungi Steve untuk menjemput nya di rumah Rey.

“Sayang, aku sangat muak melihat wajah Rey setiap hari. Tetapi aku senang bisa menyiksa Bella seperti itu,“ ucap Kia yang berada dalam pelukan Steve.

“Sabar sayang, tidak lama lagi kita pasti bisa menghancurkan mereka,“ jawab Steve sambil mengecup kening Kia.

“Benarkah?“ tanya Kia memastikan dan Steve pun mengangguk.

“Setelah itu kita akan menikah.“ Ucap Steve yang membuat Kia tersenyum bahagia.

“Terima kasih, Sayang.“ Kia mengeratkan pelukan nya, dan Steve pun membalas pelukan wanita itu, sembari menghujani ciuman ke wajah kekasih nya.

"Tapi kau tidak pernah melakukan apa pun dengan Rey kan?" tanya steve.

"Tidak sayang. Aku tidak mau, dan Rey juga bukan lah tipe lelaki penyuka se* sebelum menikah. Walaupun kami satu kamar, tapi dia tidak pernah melakukan apa pun  padaku," jawab Kia.

"Baguslah sayang," ucap Steve sambil mengusap lembut pucuk kepala Kia.
***

Rey kembali ke kamar setelah selesai memesan makanan. Ketika sampai di depan pintu kamar, samar-samar ia mendengar suara seseorang yang sedang bernyanyi, dan suara tersebut berasal dari kamar Rey dan Bella.

Rey membuka pintu kamar tersebut menggunakan kartu kamar. Ketika sudah berada di dalam, terlihat Bella sedang duduk melihat ke arah luar jendela dan menatap hujan yang masih turun membasahi bumi.

Rey berdiri melihat Bella yang masih fokus menatap air hujan dan dengan menyanyikan sebuah lagu.

Terdengar jelas suara merdu nya dalam menyanyikan lagu tersebut. Bait demi bait di nyanyikan nya, seperti sangat mendalami lagu itu.

Bella bernyanyi sambil melihat ke arah luar jendela. Karena hujan cukup deras, Bella tidak sadar kalau Rey sudah berada di belakangnya sedari tadi, dan melihat nya menyanyikan lagu tersebut.

“Ini bukan nya lagu yang ku dengarkan dari headphone nya waktu di pesawat tadi. Kenapa dia sangat menyukai lagu ini?“  batin Rey sambil berjalan ke arah Bella.

“Bella,” panggil Rey sambil menepuk pundak Bella. Bella terperanjat karena tiba-tiba ada yang menepuk bahu nya.

“Kau mengagetkan ku saja, Rey! Kapan kau masuk? Kenapa aku tidak mendengar suara pintu terbuka? Dan kenapa kau berjalan tidak bersuara?“ tanya Bella heran yang melihat Rey sudah berada di samping nya.

“Kau terlalu sibuk bernyanyi, jadi tidak mendengar ketika aku masuk, dan apa kau pikir kaki ku ini bisa bicara, jadi aku berjalan dengan suara. Kau ini ada-ada saja!” Rey mengacak-acak gemas rambut Bella. Bella hanya terdiam melihat sikap Rey yang tiba-tiba berubah seperti itu kepada nya.

“Apa kau sangat menyukai lagu itu?“ tanya Rey. Bella mengerutkan kening nya.

“Lagu yang baru saja kau nyanyi kan tadi,“ sambung nya lagi karena melihat Bella seperti kebingungan.
“Ooo,“ Bella membulat kan bibir nya. “Lirik nya seolah mengerti isi hati ku malam ini, maka nya aku sangat menyukai nya,“ ujar Bella yang membuat Rey menoleh ke arah nya.

“Maksud mu?“

“Sudah lah lupakan saja! Mana makanan yang kau beli tadi, aku sudah sangat lapar,“ Bella memegangi perut nya dan mengalihkan pembicaraan.

“Oiya aku lupa, ayo kita makan dulu!“ Rey memberikan makanan tersebut kepada Bella.

Rey dan Bella sedang menikmati makanan mereka, terlihat Bella sangat lahap menyantap makanan tersebut, mungkin benar ia sedang lapar sampai-sampai Bella tidak memperdulikan bagaimana wajah nya saat ini.

Rey tersenyum melihat Bella. Menurut nya, Bella terlihat sangat menggemaskan ketika sedang fokus makan.

“Apa kau bisa pelan sedikit, tidak ada yang akan mengambil makanan mu!“ ujar Rey yang melihat Bella tersedak. Rey langsung memberikan air minum kepada istrinya itu.

“Aku hanya ingin menghilangkan kesedihan ku saja.“ Ujar Bella tanpa sadar.

“Astaga … kenapa aku jadi sering keceplosan seperti ini? Apa mungkin karena aku sedang PMS, jadi aku tidak bisa mengontrol emosi ku. Bagaimana kalau Rey curiga?“ gumam Bella dalam hati.

“Apa kau sedang bersedih? Apa yang membuat mu bersedih?“ tanya Rey.

“Ehmm … maksud ku, aku hanya ingin menghilangkan sakit perut ku saja karena kelaparan.“ Jawab Bella gugup.

“Ya sudah, cepat lah habis kan makanan mu!“

[ R e y POV ]

Sebenar nya apa yang telah di alami nya selama ini. Kenapa dia selalu mengucapkan kata-kata seperti itu? Pertama kali dia mengatakan “Jangankan untuk liburan, aku bisa makan saja sudah cukup.” Apa dia tidak memiliki cukup uang untuk makan.

Kedua kali dia mengatakan, “Sudah lama sekali ingin pergi ke Spanyol, tapi baru sekarang impian nya itu terwujud.” Kalau dia tidak punya uang, kenapa dia bisa bersekolah di sekolah elite?

Ketiga kali dia bilang, “Kalau tidak ada hujan yang diiringi dengan petir yang menyambar, bagaimana aku bisa menangis tanpa di dengar?” apa dia sering menangis sendirian?

Setelah itu dia bilang ‘”Lirik lagu itu seolah mengerti apa yang aku rasakan malam ini, makanya aku sangat menyukai nya.” Memang nya apa yang membuat nya bahagia malam ini?

Dan yang terakhir dia katakan tadi, “Dia makan cepat hanya untuk menghilangkan kesedihan nya.” Sebenar nya kesedihan seperti apa yang dia rasakan setiap hari nya, sampai harus mengucapkan kata-kata sesedih itu?

Bukankah dulu dia di kenal sebagai sosok periang? Kenapa sekarang menjadi seseorang yang menyedihkan seperti ini? Apa aku sudah salah menilai nya selama ini?

Rey memandangi wajah Bella dengan sendu. Bella yang di perhatikan pun merasa risih.

“Rey, kenapa kau memandangi ku seperti itu?“ tanya Bella.

“Apa ada yang salah dengan wajah ku?“ lanjut nya lagi. Rey menggelengkan kepala nya.

“Jadi, apa ada nasi yang menempel di bibir ku?“ Bella mengusap wajah nya dengan tangan nya. Rey malah tertawa.

“Kau makan seperti anak kecil saja, menggemaskan sekali,“ Rey mencubit pelan hidung Bella. Bella terdiam tidak menyangka dengan apa yang baru saja di kata kan oleh Rey pada nya.

“Apa katanya? Aku menggemaskan. Apa yang terjadi dengan Rey belakangan ini, apa dia sedang demam? Mungkin saja dia sedang demam makanya es yang ada di kepala nya itu mencair,“ batin Bella yang merasakan jantung nya sedari tadi berdetak kencang.

“Apa kau sudah selesai makan nya?“ tanya Rey. Bella hanya mengangguk.

“Ya sudah, bereskan ini! Setelah itu kita tidur.“ Bella pun mengiyakan kata-kata Rey.


***

Setelah selesai membereskan tempat yang baru saja mereka pakai untuk makan. Bella berjalan menuju kamar mandi untuk membersihkan tubuh nya sebelum tidur.

“Rey, apa kau tidak mau ke kamar mandi dulu?“ tanya Bella yang baru keluar dari kamar mandi dengan wajah yang basah. Rey mengangguk dan berjalan menuju kamar mandi.

“Apa yang sedang kau lakukan di sana?“ tanya Rey yang baru saja keluar dari kamar mandi, dan melihat Bella sedang membaringkan tubuh nya di sofa.

“Aku mau tidur, Rey.“

“Kenapa kau tidur di sana?

“Kalau tidak tidur di sini, memang nya aku mau tidur dimana lagi, di luar begitu?“

“Kemari lah, tidur dengan ku! Apa aku ada menyuruh mu untuk tidur di sofa malam ini?“ Bella hanya diam mendengarkan kata-kata yang terlontar dari mulut Rey.

“Hey, kenapa kau masih diam? Kau mau aku menyuruh mu tidur di luar?“

“Ti–tidak Rey, iya aku akan kesana,“ Bella beranjak bangun dari tidur nya menuju ke arah Rey.

“Tidur lah di samping ku!“ Rey menepuk-nepuk tempat di sebelah nya, Bella pun menuruti nya. Bella tertidur membelakangi Rey. Tidak lama setelah itu, Bella merasakan ada yang melingkar di pinggang nya, ternyata itu adalah tangan Rey.

Deg

“Biarkan aku memeluk mu seperti ini!“ Bella bingung harus melakukan apa. Ia ingin sekali menolak, akan tetapi pelukan Rey sangat menghangatkan tubuh nya, yang membuat nya tidak bisa menolak nya.

“Menghadap lah kemari!“ perintah Rey. Dengan ragu-ragu Bella pun membalikkan tubuh nya menjadi menghadap ke arah Rey.

Rey memeluk Bella dengan sangat erat, Bella membenamkan wajah nya di dada bidang milik suami nya itu, lalu terlelap.

“Selamat tidur, Bella.“ Rey mengecup puncak kepala Bella, lalu ikut tertidur sambil masih memeluk wanita itu.

***

Pertengahan malam, Bella tersadar dari tidur nya, dan dia masih berada di dalam pelukan Rey. Di angkat nya tangan suami nya itu yang masih melingkar di pinggang nya dengan perlahan, agar tidak membangunkan Rey. Bella memindahkan tangan Rey ke atas tempat tidur.

Bella turun dari ranjang dan menuju jendela. Dilihat nya disana masih ada sisa-sisa tetesan air hujan dari atas ranting pohon dan dedaunan. Bella menghirup udara segar dalam-dalam lalu menghembuskan nya.

“Mama … aku sudah berada di tempat impian kita, Ma. Aku datang kesini bersama dengan orang yang aku cintai. Maaf, Ma … karena aku tidak sempat membawamu kesini. Dan sekali lagi aku minta maaf, karena sampai detik ini juga aku belum bisa menemukan dimana keberadaan papa,“ Bella menahan tangis nya yang akan pecah.

“Ma … aku sangat merindukan mu.” Tangis nya kini kian memecah. Bella sudah tidak bisa lagi membendung air mata yang sudah berada di pelupuk mata nya.

“Selamat ulang tahun, Ma.” Ucap nya sesenggukan. Rey yang masih tertidur, samar-samar mendengar suara tangisan seseorang. Ia membuka mata nya walaupun masih terasa sangat berat, akan tetapi tetap ia paksakan karena rasa penasaran nya itu.

Pada saat Rey membuka mata nya, ia sudah tidak mendapati Bella yang tertidur di dalam pelukan nya. Di edarkan pandangan nya ke setiap penjuru kamar.

Terlihat lah di depan jendela kamar ada seseorang yang sedang duduk sambil menatap ke arah luar jendela. Dengan berat langkah, Rey pun berjalan menghampiri wanita itu.

“Hey, kenapa kau tidak tidur?“ tanya Rey sambil mendudukkan tubuh nya di kursi kosong sebelah Bella. Bella dengan cepat menghapus air mata nya yang sempat jatuh membasahi pipi nya.

“Apa kau menangis?“ tanya Rey sambil menatap Bella. Bella hanya menunduk.

“Hey, lihat aku! Ada apa dengan mu? Kenapa kau menangis seperti ini? “ Rey memegang dagu Bella dan mengangkat  wajah wanita itu dan dihadapkan ke arah nya. Bella hanya memejamkan mata nya dan menggelengkan kepala nya.

“Apa yang terjadi dengan mu? Katakan padaku!“ Bella hanya menggeleng. Rey tidak mau memaksa Bella, karena bagaimana pun Rey memaksa nya, Bella tetap tidak akan mau menjawab. Kalau pun dia menjawab, pasti jawaban nya itu bohong.

“Ya sudah, jika kau tidak mau bicara dengan ku. Tapi, jangan menangis lagi, ya!” Rey menarik Bella ke dalam pelukan nya. Seketika tangisan  nya kembali pecah di dalam pelukan Rey, yang membuat baju suami nya itu menjadi basah.

“Apa yang membuat nya menangis seperti ini? Seperti nya banyak sekali beban hidup yang harus ia jalani. Tapi kenapa aku malah menambah beban hidup nya, dengan menyiksanya setiap hari,” gumam Rey dalam hati.

“Atau mungkin selama ini senyum nya hanya untuk membuat nya agar terlihat bahagia saja. Padahal di balik senyum itu terdapat banyak luka yang harus ia tutupi, supaya orang lain tidak mengetahui nya. Bella … maaf kan sikap ku selama ini terhadap mu,“  Rey merasa bersalah dengan apa yang di lakukan nya selama ini, terhadap wanita yang saat ini ada di dekapan nya. Ia masih menenangkan Bella yang menangis dalam pelukan nya.

Setelah di rasa Bella hampir tenang, Rey pun melepaskan pelukan nya dan menangkup wajah wanita itu dengan kedua tangan nya, lalu menatap dalam mata istri nya tersebut.

“Lain kali jangan menangis di malam hari lagi…”  ujar Rey sambil menghapus sisa-sisa air mata dari pipi Bella. Bella pun mengangguk pelan.

“… karena kau membuat kamar ini terasa sedikit horor,“ lanjut nya lagi yang membuat Bella langsung menatap tajam ke arah nya, dan mendorong dada bidang Rey sampai ia membentur sofa.

“Kau ini menyebalkan sekali!“ cetus Bella sambil mengerucutkan bibir nya lalu membuang pandangan nya ke arah lain.

“Hey, aku hanya bercanda,“ Rey mengacak-acak rambut Bella dan menarik nya kembali ke dalam pelukan nya. Menurut nya, Bella sangat menggemaskan jika sedang cemberut seperti itu. Rey pun mengecup puncak kepala Bella berkali kali. Tanpa sadar mereka tertidur di sofa itu hingga fajar datang.

***

Bella mengerjap kan mata nya ketika melihat cahaya matahari mulai memasuki kamar mereka. Bella melihat di hadapan nya Rey sedang tersenyum ke arah nya sambil masih memeluk nya.

“Pagi, Bella.“ Ucap nya sambil mengecup kening wanita itu.

“Pagi, Rey.“ Saat ini Bella sudah mulai terbiasa dengan sikap Rey yang seperti ini. Dalam hati nya ia berpikir, bahwa Rey bersikap baik karena ingat akan janji nya.

“Cepat lah mandi! Nanti kita akan turun ke bawah untuk sarapan, setelah itu kita pergi mengelilingi Ibiza.“ Ujar Rey sambil menyibakkan rambut yang menghalang di wajah Bella.

“Benarkah, Rey?“ tanya nya memastikan. Rey pun mengangguk.

“Tentu saja.”

“Terima kasih, Rey. “ Bella tersenyum sambil beranjak bangun dari tidur nya menuju kamar mandi.

Unwanted WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang