Foto mantan kekasih

163 9 0
                                    

Setelah selesai bersiap-siap. Rey dan Bella keluar rumah. Bella mengunci pintu rumah, sedangkan Rey mengambil mobil di dalam garasi.

Rey membukakan pintu mobil untuk Bella dan mempersilahkan nya untuk masuk.

“Silahkan masuk, Tuan putri.“ Ucap Rey sambil melebarkan senyuman nya.

“Kau ini ada-ada saja, Rey!“ Bella langsung masuk ke dalam, karena wajah nya sudah memerah.

***


Perjalanan hampir 40 menit, akhirnya mereka sampai di rumah ibunya Rey.

Rey turun dari mobil nya dan berlari untuk membukakan pintu mobil untuk Bella. Bella mengucapkan terima kasih.

Rey mengetuk pintu rumah ibunya itu. Tidak lama setelah itu pintu rumah terbuka dan menampakkan sosok wanita paruh baya dengan senyuman yang mengembang di wajah nya.

“Ibu,” Bella langsung mencium tangan Bu Shinta.

“Iya, Sayang.” Bu Shinta langsung memeluk Bella. Rey yang melihat ibunya begitu dekat dengan wanita yang sudah menjadi istri nya kini merasa iri.

“Bu, anakmu disini.” Ucap Rey sambil menunjuk dirinya. Bu Shinta langsung melepaskan pelukannya terhadap Bella.

“Ibu tau, ibu melihat nya,"

“Kalau ibu tau, kenapa ibu hanya memperhatikan Bella saja, bukan nya aku?” Rey mengerucutkan bibir nya.

“Kau ini seperti anak kecil saja!” Bella terkekeh geli melihat sikap Rey yang seperti anak kecil itu ketika dihadapan ibu nya.

“Ibu, ini untuk ibu.” Bella menyerahkan paper bag kepada Bu Shinta.

“Apa ini, Sayang?” tanya Bu Shinta.

“Ini hadiah untuk ibu yang kami belikan waktu di Spanyol kemarin, Bu.” Ujar Bella. Karena memang Bella sempat membelikan oleh-oleh untuk Bu Shinta ketika mereka berkeliling di Ibiza.

“Terima kasih, Sayang.” Ucap Bu Shinta sambil mengecup kening Bella.

“Ayo masuk, Sayang!” ajak Bu Shinta pada Bella sambil merangkul pundak menantunya itu.

“Ibu … kau membiarkan ku di luar,” Rengek Rey pada ibunya.

“Maaf, ibu lupa kalau kau juga ada disini,” ucap Bu Shinta sambil menahan senyumnya, begitu juga dengan Bella yang merasa lucu melihat Rey seperti itu.

“Ayo masuk anak ibu!” Bu Shinta langsung menarik telinga Rey.

“Auww … sakit, Bu!” Rey meringis sambil memegangi telinga nya.

“Makanya, lain kali lebih dewasa sedikit!” cetus Bu Shinta sambil melepaskan tangan nya dari telinga Rey.

“Kau ini, sudah punya istri juga. Apa kau tidak malu pada istri mu?” ucap Bu Shinta.

Bu Shinta langsung mengajak Bella untuk masuk dan meninggalkan Rey yang masih memegangi telinga nya yang terasa sakit karena di tarik oleh ibunya sendiri.

“Kenapa jadi aku yang seperti anak tiri,” gerutu Rey sambil masuk ke dalam rumah mengikuti ibu dan istri nya itu.


***

Bu Shinta dan Bella sedang duduk di atas sofa, dan Rey pun ikut mendudukkan tubuh nya di samping ibu nya.

“Bagaimana liburan kamu, Sayang? Apa menyenangkan?” tanya Bu Shinta pada Bella.

“Menyenangkan sekali, Bu. Terima kasih ya Bu, karena ibu sudah mau memilihkan tempat yang ingin Bella datangi sejak dulu,” ucap Bella sambil tersenyum.

“Tidak masalah, Sayang,” Bu Shinta membalas senyuman nya.

“Ibu jahat sekali, ibu hanya mementingkan Bella saja, tidak dengan ku,” Rey terlihat kesal.

“Ada apa denganmu?”tanya Bu Shinta yang heran dengan sikap anaknya.

“Kenapa ibu memilih Spanyol? Ibu tau sendiri kan, kalau aku tidak bisa berbahasa Spanyol,” cetus Rey sambil mengerucutkan bibir nya.

“Maka dari itu ibu menyuruhmu pergi dengan Bella, karena Bella bisa berbahasa Spanyol,”

“Ibu membuat malu anakmu sendiri!” cetus Rey sambil berlalu pergi menaiki tangga menuju kamar yang dulu sempat ia tempati sebelum menikah dengan Bella.

“Apa yang terjadi dengan Rey, Nak?” Bella pun menceritakan kejadian Rey dengan pak Didi yang sempat di ceritakan Rey pada nya.

“Hahaha,” Bu Shinta terkekeh geli mendengar apa yang baru saja diceritakan oleh Bella.

“Kenapa aku bisa punya anak sebodoh itu?” ucap Bu Shinta sambil masih tertawa dan memegangi perutnya yang sakit karena tertawa.

“Dia itu sok tau sekali,” Bu Shinta berusaha menyudahi tawa nya.

“Iya, ibu benar sekali.” Jawab Bella yang masih tersenyum melihat Bu Shinta tertawa lepas seperti itu.

Sedangkan di dalam kamar, Rey mendengar suara tawa ibu nya begitu lepas, entah apa yang mereka bahas sampai membuat ibu nya tertawa lepas seperti itu, begitu lah batin Rey.


***

Shinta dan Bella sedang berada di dapur, memasak makanan untuk mereka makan pagi ini. Terlihat Bella begitu memahami bumbu-bumbu dapur, dan begitu telaten memotong bahan sayuran dengan rapi.

“Kamu sudah terbiasa sekali dengan bahan-bahan dapur seperti ini ya nak,” ucap Bu Shinta.

“Iya Bu, ibu kan tau sendiri, sebelum tinggal dengan ibu, Bella hanya tinggal sendiri saja Bu. Jadi, mau tidak mau, Bella harus mandiri,” jawab Bella sambil masih memotong sayuran. Bu Shinta hanya mengangguk.

“Jadi, bagaimana dengan penyakitmu, Nak?” Bella menghentikan aktivitas memotong nya, dan ia langsung menoleh ke arah ibu mertuanya itu.

“Bella sudah baikan, Bu. Tinggal beberapa kali kemoterapi saja, Bella sudah sembuh,” ucap Bella sambil menepiskan senyumnya.

“Baguslah nak kalau seperti itu. Kamu bisa bilang ke ibu kalau kamu butuh biaya untuk ke rumah sakit,” ujar Bu Shinta.

“Terima kasih, Bu.” Bella kembali melanjutkan memotong sayuran yang tadi sempat di tunda nya.

“Maafkan Bella, Bu. Bella sudah berbohong pada ibu. Bella tidak mau ibu khawatir, jika ibu mengetahui keadaan Bella yang sebenarnya. Sekali lagi Bella minta maaf, Bu.”  Batin Bella.

Masakan yang di masak Bu Shinta dan Bella sudah selesai. Kini mereka tinggal mengeluarkan saja ke meja makan.

“Bella, kamu pergi panggil Rey sana, Nak!” perintah Bu Shinta pada Bella.

“Iya, Bu. Bella panggil Rey dulu ya, Bu.” Ucap Bella sambil berlalu pergi meninggalkan Bu Shinta.

Bella melangkahkan kaki nya menaiki satu persatu anak tangga. Ia berjalan menuju kamar Rey, kamar yang sempat mereka tempati bersama 1 Minggu setelah menikah, sebelum mereka pindah ke rumah yang sekarang. Kamar dimana Rey masih mengizinkan Bella untuk tidur satu ranjang dengan nya. Dan kamar dimana Rey memperlakukan Bella dengan baik, walaupun hanya 1 Minggu saja.

Tok … tok … tok ….

Bella mengetuk pintu kamar Rey. Namun tidak ada balasan dari dalam sana. Bella kembali mengetuk pintu kamar itu. Tapi, lagi-lagi ia tidak mendapat respon.

Unwanted WeddingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang