Rey memarkirkan mobil nya di pekarangan rumah nya. Ia melangkahkan kaki nya menuju rumah.
Sebelum Rey membuka pintu rumah tersebut, tiba-tiba handle pintu itu bergerak. Pintu terbuka dan memperlihatkan seorang wanita dengan senyum yang mengembang di wajah nya.
“Rey, kau sudah pulang? Kenapa cepat sekali?” ucap Bella sembari mengambil tas kerja dari tangan suami nya.
“Apa kau tidak suka kalau aku pulang cepat? Atau kau tidak suka melihat ku?” tanya Rey sambil menajamkan kedua mata nya.
“Mana mungkin aku tidak suka melihat mu, justru aku malah senang karena kau pulang lebih awal,” ucap Bella sedikit gugup.
“Ya sudah, ayo masuk!” Rey langsung merangkul pinggang Bella dan mengajak wanita itu untuk masuk ke dalam. Tak lupa Rey menutup kembali pintu rumah nya.
Di dalam kamar, Rey tengah membaringkan tubuhnya di atas ranjang sambil meletakkan tangan nya di atas dahi nya. Bella masih memperhatikan suami nya itu.
“Rey, apa kau lelah?” Rey langsung membuka matanya dan melirik ke arah Bella.
“Apa mau ku buatkan kopi?” Rey hanya berdehem saja. Bella langsung melangkahkan kaki nya keluar dari kamar menuju dapur, untuk membuatkan kopi untuk suami nya.
“Nona sedang apa?” tanya bi Ira yang baru keluar dari kamar nya dan melihat Bella tengah melakukan sesuatu di dapur.
“Bi … kan sudah Bella bilang, panggil Bella saja, Bi!” ucap Bella sambil melihat Bi Ira. Bi Ira teringat kembali dengan apa yang di katakan Bella tadi pagi kepada nya.
“Ehm iya Bella, bibi lupa!” Bi Ira tersenyum sambil menampakkan gigi nya, Bella pun membalas senyuman Bi Ira.
“Bella sedang membuat apa?”
“Membuatkan kopi untuk Rey, Bi.”
“Biar bibi saja yang membuat nya, Bella balik saja ke kamar! Nanti Bibi antar ke atas kopi nya,” Bella menggelengkan kepala nya.
“Tidak, Bi! Biar Bella saja ya. Lagian kan ini untuk suami Bella, jadi harus Bella sendiri yang membuat nya, kan,” ucap Bella sembari menepiskan senyumnya.
“Ya sudah, terserah Bella saja. Tapi nanti kalau perlu bantuan, panggil Bibi saja, ya!”
“Siap, Bi.” Bella tersenyum sambil memberi hormat pada Bi Ira. Bi Ira hanya tertawa melihat nya.
Bella telah selesai membuatkan kopi untuk Rey. Ia beranjak pergi menuju kamar nya. Akan tetapi tiba-tiba Bella merasa kepala nya terasa sangat berat.
Prang
Gelas berisi kopi yang sedang ia bawa terlepas begitu saja dari tangan nya. Bella langsung berpegangan pada tangga, ia hampir saja ikut terjatuh. Bi Ira yang mendengar suara tersebut pun langsung menghampiri ke arah asal suara.
“Bella,” Bi Ira langsung berlari menaiki tangga dan memegang Bella. Wajah wanita itu terlihat sedikit pucat.
“Bella kenapa? Apa kamu sakit?” tanya Bi Ira dengan nada khawatir. Bella menggelengkan kepala nya lalu menaikkan kedua sudut bibir nya membentuk senyuman, walaupun terlihat sangat jelas bahwa senyuman nya itu terpaksa ia perlihatkan agar orang tidak khawatir kepada nya.
Bella melepaskan tangan bi Ira yang sedang memegang tubuh nya. Bella mencoba untuk berdiri tanpa bantuan bi Ira dan tangga.
“Lihat, Bi! Bella nggak papa, kan. Bella baik-baik saja Bi,” ucap Bella sambil merentangkan tangan nya.
“Udah bibi balik aja ke kamar, Bella bisa jalan sendiri kok,” ucap nya sambil tersenyum.
“Tapi Bel-“
KAMU SEDANG MEMBACA
Unwanted Wedding
RomanceRheynaldi Vincent Smith atau yang biasa di kenal dengan Rey adalah seorang dokter muda, berwajah tampan namun sedikit cuek. Rey dipaksa oleh ibu nya menikahi wanita yang merupakan sahabat dari kekasih nya sendiri. Di awal pernikahan, Rey selalu saj...