8. Finn: Project Heartwarming

585 42 3
                                    

FINN
"Project Heartwarming"

○●○

"Apa dia selalu terburu-buru seperti itu?" tanyaku kepada Hunter saat kami keluar dari kantor direktur. Mataku memperhatikan jejak bayang Dana. Satu kedipan aku masih dapat melihat figurnya menjauhi kantor, lalu satu kedipan lain aku tidak lagi melihatnya.

"Siapa?" 

Aku memutar mata, berjalan beriringan bersama Hunter menuju ke ruang kantor sebelum aku kembali memperhatikan gestur santai pria tersebut. "Kau tahu siapa ...."

"Tadi perdebatan yang bagus, aku bahkan terlalu syok untuk memberi komentar." Hunter terkekeh, membenarkan kacamatanya yang merosot sebelum ia melipat tangan. 

Di depan lorong, Dana berdiri di depan ruang kantornya sebelum menoleh ke arah ruang di hadapan kami, ruang tim produksi kreatif.

Aku membenarkan kancing di pergelangan tangan sebelum merapikan kerah. "Seriusan, apa dia selalu seperti itu?" 

Hunter terkekeh, melirik jam tangannya sebentar sebelum wajahnya berubah menjadi masam. "Sial ... aku ada kencan dengan istriku jam enam nanti. Aku harus siap-siap sekarang, sampai jumpa, Finn."

Sejujurnya, aku ingin tahu jawaban pertanyaanku dari Hunter, tetapi sayang pria tersebut sudah bergegas terburu-buru sambil menenteng tas kerja di tangan kanannya. 

"Sampai jumpa besok." Aku mengusap rambut ke belakang kepala, meniup bibir sekuat tenaga sebelum kembali berjalan menuju ke dalam ruang kantor.

Duduk di kursi yang sangat tidak nyaman, aku sesekali meringis saat mendengar tulangku yang berbunyi saat bersandar. Sial, aku merasa seperti orang tua. 

Laporan milik Dana sudah aku berikan ke tim pascaproduksi untuk mereka kerjakan segera. Melihat dari bilik kaca, aku dapat melihat bahwa mereka sudah mulai membuat efek suara dan anotasinya dari komputer mereka.

Layar proyektor di studio langsung meredup sepuluh detik setelah jam kantor berakhir. Aku melihat semua anggota timku kembali mengenakan jas mereka yang berada di atas kursi. Aku rasa mereka benar-benar tidak suka mengenakan kemeja mereka, beruntunglah proposal yang aku utarakan segera ditangani oleh Direktur Sanchez.

Saat aku hendak mengambil tas laptopku, ketukan di pintu membuatku mendongak secepat kilat menghadap pintu. Aku sudah punya tebakan siapa yang ada di balik pintu. Aku dapat membau reaksinya dari ja—

"Manajer Rhodes. Saya sudah menyelesaikan tiga puluh halaman awal untuk pengisi suaranya. Aku rasa proyek ini akan berjalan baik, aku dapat merasakannya." 

Adriana Kim masuk ke dalam kantor dengan kedua tangan penuh membawa hard drive. Ada label di atas hard drive tersebut yang berisi aktor pengisi suaranya. Aku tahu karena aku yang memasangi labelnya sebelum menyerahkannya kepada wanita tersebut.

"Terima kasih, Nona Kim." Aku mengambil hard drive-nya dari tangan wanita tersebut sebelum meletakkannya ke atas meja.

"Uh ... Manajer Rhodes, apa menurut anda bukankah lebih baik jika anda membawa rekamannya untuk anda teliti?" Wanita tersebut sedikit memiringkan tubuh sebelum menatapku dengan mata melongo.

Aku tersenyum tipis, melirik jam di atas mejaku yang sudah menunjukkan waktu yang lewat. "Aku paham, aku akan membawanya bersamaku. Terima kasih atas masukannya." Aku mengangguk sebentar, memasukkan tiga hard drive tersebut ke dalam laptopku sebelum aku menarik tutup ritsletingnya.

Aku mengangkat kedua alis menunggu Nona Kim menjawab, tapi sebelum itu aku kembali mendengar ketukan di pintu. Aku mendengkus, berdiri membungkuk di belakang meja sembari menumpu kedua tangan di atasnya.

Reverie's Project [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang