24. Finn: Project Fulfilled

340 34 1
                                    

FINN
"Project Fulfilled"

○●○

Aku tidur di kamar Dana sepanjang malam. Rasanya aneh karena aku sepenuhnya mempercayakan Dana untuk menjaga ibu. Aku hanya mengecek ponsel dua kali untuk memastikan bahwa mereka semua baik-baik saja. Seperti biasa, balasan Dana hanyalah balasan defensif yang selalu berujung dengan, "Finn, tidak apa ... aku akan menjaganya."

Aku merasa lebih baik saat bangun pagi ini. Meskipun tubuhku tadi malam terasa seperti diinjak truk mobil tua, aku bangun lebih bugar, terima kasih karena obat panas yang diberikan oleh Dana tadi malam.

Di dapur aku memasak sarapan untuk Lucy. Gadis itu masuk ke tempat tidurku dengan wajah muram sebelum ia mengelus perutnya. Dengan mata yang setengah terbuka, Lucy merengek meminta untuk dimasakkan pancake untuk sarapan.

Sekarang aku berdiri di dapur sambil berkacak pinggang. Aku membuka semua pintu lemari makanan Dana sambil menggaruk kepala. Aku tidak tahu di mana Dana meletakkan semua bahan-bahan masakannya.

Setelah menyerah mencari semua bahan, aku memilih untuk menelepon Dana, berharap agar aku tidak membangunkan wanita tersebut di rumah sakit saat dia berjaga. Napasku keluar dengan lega saat mendengar suara Dana lewat speaker ponsel. Aku menghabiskan waktu berbicara dengannya sambil sesekali bertanya di mana letak semua bahan-bahan masaknya.

Lucy menonton TV setelah dia keluar dari kamar mandi. Ia juga menata semua boneka miliknya yang tergeletak di ruang tamu ke dalam keranjang mainannya. Gadis itu tidak mengkomplain sama sekali, malahan ia melompat-lompat sambil menyanyikan lagu pembuka serial animasi yang ditontonnya di TV.

Aku tersenyum melihatnya, gadis itu membuatku berada di bawah ampunannya. Aku akan melakukan apapun untuknya; aku akan membiarkan gadis itu melakukan apapun yang ia minta kepadaku.

Dana yang berkata jika kami adalah keluarga. Aku pikir aku gila saat aku punya pikiran yang sama tentangnya dan Lucy. Entah dia pikir aku tidak akan mengingatnya setelah aku tidak enak badan tadi malam, tapi aku masih ingat semua dialog antara kami di rumah sakit itu.

Dan aku tidak akan pernah bosan setiap ia menyebutku sebagai bagian dari keluarganya. Hubungan kami memang tidak pernah ditetapkan, dan aku masih kukuh dengan pendirianku karena aku hanya ingin fokus dengan ibu seorang.

Satu perjanjian yang tidak pernah kami langgar adalah untuk tetap akan fokus dengan keluarga kami masing-masing. Tapi jika melihat seluruh reka adegan dan teka-teki di antara kami, aku rasa perjanjian itu sangat ironis untuk kami sekarang karena kata-kata keluarga semakin buram dilihat saat aku melihat Dana dan Lucy berdua.

Kemarin kami bertiga menghabiskan waktu bersama di sekolah Lucy. Gadis itu nampak bahagia saat memperkenalkan semua temannya kepadaku saat dia latihan pentas drama. Tentunya saat berhubungan dengan anak kecil aku mengekspektasikan pertanyaan aneh, mulai dari semua orang yang menyangka jika aku merupakan ayah Lucy, atau Dana merupakan istriku. Bocah-bocah tersebut menyandingkan hubunganku, Dana, dan Lucy seperti hubungan dengan keluarga mereka.

Lagi ... semuanya sangat ironis saat kami menghabiskan banyak waktu mengatakan kepada satu sama lain bahwa kami bukan keluarga, lalu tiba-tiba semuanya berubah sejak semua kejadian yang menimpa kami berdua berubah menjadi kasus keluarga.

Aku tidak tersinggung dengan apa yang anak-anak itu katakan, tapi aku rasa hanya Lucy dan Dana yang dapat mengidentifikasikan diriku dalam keluarga mereka—jika mereka masih menganggapku sebagai keluarga.

"Finn ... apa kita akan ke rumah sakit lagi hari ini?" tanya Lucy sambil berdiri di atas kursi bar dapur. Aku sempat berusaha menggendong tubuhnya agar tidak jatuh, tapi gadis itu mendorong tanganku dan berkata bahwa ia sudah terbiasa.

Reverie's Project [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang