15. Dana: Project Down to Business

393 46 3
                                    

DANA
"Project Down To Business"

○●○

Kompleks perumahan Hunter selalu sepi setiap aku berkunjung ke sana. Setiap aku datang mengunjungi mereka, aku sudah familiar dengan kompleks perumahan suburban-nya yang kosong dan hening, hanya ada mobil-mobil komplek yang sesekali berjalan melewati kami.

Aku melepas sabuk pengaman Lucy sebelum membukakan pintu untuk gadis tersebut. Tidak lupa aku membenarkan tas ransel dan rambutnya yang berantakan sebelum ia pergi berlari ke pintu depan rumah Hunter. Tangan mungil gadis tersebut mengetuk pintu kayu rumah kontemporari Hunter tersebut, terlihat sangat mewah dengan lampu-lampu sorot modern yang menerangi seluruh bagian rumah.

Finn menyandar pada mobil, aku menatap jas hitamnya yang membentuk bisepnya saat pria tersebut menyilangkan kedua tangan."Dia terlihat antusias."

Aku merapikan rambutku yang berantakan sebelum berjalan beriringan dengan Finn ke pintu depan. "Demam memelihara anjingnya masih belum selesai." Yang aku dengar sebagai balasan hanya Finn yang menyedot ingus kecil sebelum ia mengacak-acakkan rambut Lucy.

Hunter membuka pintu sambil menyapa Lucy terlebih dahulu yang langsung menerobos melewati paha pria itu entah ke mana. Ia membukakan pintu lebih lebar untuk kami berdua sebelum aku masuk ke dalam rumahnya.

Seperti biasa, banyak mainan anjing yang tergeletak di lantai. Finn tidak sengaja menginjak satu sehingga suara gonggongan anjing langsung terdengar di seluruh ruangan. Penampakan anjing retriever yang menjulurkan lidah membuat Lucy meremas tangan ke udara dengan gemas. Gadis itu langsung memeluk anjing tersebut dengan erat sampai Rover menjatuhkan tubuhnya ke lantai.

"Lucy ... jangan bermain kasar." Aku mengingatkan, tidak ingin kejadian beberapa tahun yang lalu saat Lucy hampir menjambak Rover sampai bulunya rontok karena terlalu gemas.

Suara sepatu yang bertabrakan dengan lantai kayu terdengar dari sisi ruang lain rumah. Trisha menunjukkan kepalanya sambil membawa jas yang masih berasap sebelum ia mendengkus saat melihat suaminya sedang berusaha untuk menali dasinya. 

"Sudah aku bilang untuk tetap berada di kamar sebelum aku melicinkan jas milikmu. Apa yang kau lakukan di sini? Kau sangat buruk saat mencoba memasang dasi sendiri, bagian kanan dan kirinya tidak rata." Trisha langsung menarik dasi suaminya itu dengan kasar sampai aku yakin Hunter meringis. "Kenapa kau sangat mirip bocah, sudah aku bilang tetap di kamar karena kau nanti akan membuat jasnya lecek sebelum kau sampai di gedung acaranya. Aku tidak ingin membuat orang mengira-ngira bahwa aku tidak mengurusmu padahal kau selalu seperti bocah yang sering melarikan diri—keringatmu ini deras sekali, kau habis olahraga malam?" 

Aku tersenyum miring melihat Hunter yang menatap aku dan Finn meminta tolong. Pria itu berdiri kaku di depan dapur sementara Trisha masih menyeka keringat Hunter dengan tisu makanan yang ada di depannya. 

"Kapan kau pulang? Aku harap kau tidak minum alkohol lagi karena kau sudah berjanji kepadaku untuk menghabiskan malam minggu bersamaku sambil maraton film." Trisha mengambil jas Hunter yang ada di dapur sebelum membantu pria tersebut untuk mengenakannya. "Aku sudah menyimpan sapu tangan untukmu. Undangan dan dompetmu juga sudah aku siapk—oh ... kau tidak bilang jika temanmu sudah datang." Trisha menoleh ke arahku dan Finn dengan wajah horor, berhenti di tempat sebelum senyum canggung terlihat. 

"Halo, Trish." Aku berjalan ke arahnya sambil memeluknya sebentar. "Aku menitipkan Lucy kepadamu, ya? Terima kasih banyak karena sudah membantu." Aku menggenggam kedua tangannya bersyukur.

"Santai saja, lagipula aku akan menunggu Hunter pulang sambil menulis blogku lagi." Trish mengambil makanan anjing dari laci atas dapur sebelum menuangkan beberapa ke tangan Lucy, membuat gadis tersebut memekik bersemangat. 

Reverie's Project [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang