12. Finn: Project Kin

389 39 6
                                    

FINN
"Project Kin"

○●○

Aku memasang maskerku sebelum mengikuti Dana masuk ke dalam kamar Lucy. Di dalam kamar, gadis tersebut terlentang di atas kasur sambil menonton acara TV yang menayangkan acara kartun yang tidak aku kenali. Tangan gadis tersebut tersambung dengan infus, aku begidik melihatnya sebelum memilih untuk mengalihkan pandanganku kepada Dana yang membawa tas plastik dengan erat di tangannya.

"Lu? Ada Finn di sini," ujar Dana sambil berjalan ke kasur Lucy. Aku melihat wanita tersebut melirikku canggung beberapa kali dengan senyum yang memaksa. 

Gadis tersebut mengikuti pandangan Dana yang mengarah ke arahku. Dengan kasual aku berjalan ke arah kasur sebelum memasukkan kedua tanganku ke dalam jaket. "Halo, Lu ... bagaimana kabarmu?"

"Finn!" Gadis tersebut berontak dari kasur sebelum Dana mendorong pundak gadis tersebut kembali ke kasur. Dana menaikkan satu alisnya saat menatap antusiasme Lucy, tangannya meremas tangan Lucy sambil sesekali mengecek infusnya. Aku tersenyum lebar, mengarahkan tanganku ke depan wajahnya sebelum Lucy dan aku bertos bersama. 

"Baik-baik saja?" Aku kembali bertanya, membantu Dana mengangkat engsel kasurnya agar Lucy dapat duduk bersandar. 

Lucy menganggukkan kepala antusias, masih tersenyum lebar dengan gigi tidak ratanya. "Baik."

"Aku membawa sesuatu agar kau tidak bosan." Aku melirik tas yang dipegang Dana sebelum mengambil isinya. Aku sudah menyiapkan pensil warna dan buku gambar mini untuk Lucy, melihat ia senang saat aku memberinya krayon saat kami melintas di tempat belanja.

Gadis tersebut meringik dengan nada tinggi sebelum tangannya meraih buku gambar dan pensil warna yang aku sodorkan kepadanya. Giginya yang tidak rata terlihat dengan jelas. Lucy mengeluarkan semua barangnya dengan cepat sebelum Dana kembali mengingatkan gadis tersebut untuk tidak menarik selang infusnya. 

"Kau sangat antusias saat Finn kemari, aku pikir kau masih tidak enak badan." Wanita itu mengelus kepala Lucy sebentar sebelum meringis saat menekan buku tangannya ke kening bocah tersebut. "Jangan lupa ucapkan terima kasih."

"Terima kasih, Finn!" 

Dana mengeluarkan plastik mainan yang masih tersegel kepada Lucy, menumpuknya bersama dengan buku gambar yang aku berikan kepadanya. "Ini dari teman kantorku." Lucy hanya mengangguk, membuka mainan tersebut dengan serius sampai alisnya terikat bersama.

Aku menghabiskan sepuluh menit menggambar di atas kasur bersama dengan Lucy. Gadis itu menyuruhku untuk mengambilkan pensil warnanya untuk ia bawa. Di sisi lain, aku menengok Dana yang nampak terlihat sibuk dengan ponselnya, wajahnya mengerucut saat jarinya menekan-nekan layar ponselnya.

"Tunggu di sini sebentar, aku harus mengangkat telepon." Dana menempelkan ponselnya ke telinga sambil berjalan menjauhi kami berdua. Lucy melirik ibunya sebentar sebelum kembali bermain dengan mainannya, masih menyuruhku untuk mengambil beberapa pensil warna untuknya.

"Mama selalu sibuk," ucap Lucy tiba-tiba, membuatku mendongak ke arahnya sambil menggenggam pensil warna yang aku bawa.

Aku menengok ke pintu kamar, sudah tertutup rapat sehingga aku tidak tahu apa yang Dana lakukan di luar. "Apakah buruk?"

Selama beberapa detik ia tidak menjawab, tangannya yang menggenggam pensil hijau masih menggores permukaan kertas. "Mama tidak memperbolehkanku punya anjing."

Aku tertawa tertahan, meletakkan semua pensil warna yang aku bawa sebelum berdiri dari kasur. "Mamamu kerja sampai sore, 'kan? Kau juga harus sekolah sampai sore. Bagaimana kau punya waktu untuk mengurus anjing?" 

Reverie's Project [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang