Episode 1

1.3K 134 4
                                    

"BAJINGAN!! KAU AKAN MENYESALI PERBUATANMU INI!!"

"ZRASS!!" tebasan pedang yang melintang di leher menghentikan makian itu. Darah menetes dari ujung pedang yang menebasnya. Ambruklah tubuh itu ke lantai dingin mansionnya sendiri.

Baron Jonathan Gaarder membalikkan badan sembari menyeka darah di pedangnya dengan sapu tangan. Berjalan meninggalkan mansion itu dengan ekspresi datar pada wajah pucatnya. "Bersihkan sisanya" dia memberikan perintah pada seseorang yang telah menunggu di pintu masuk mansion. Segera orang yang diperintah tadi masuk dengan diikuti beberapa lelaki bertudung hitam.

Kereta kuda telah menunggu di halaman mansion. Baron mengatakan satu tujuan pada sang kusir setelah selesai membersihkan pedangnya yang berlumuran darah segar. Setelah tuannya masuk, sang kusir menjalankan kereta meninggalkan mansion.

Tak lama asap terlihat dari kejauhan. Baron melihat pemandangan kebulan asap dari jendela kereta kuda. Dia sudah lumayan jauh dari mansion yang ditinggalkan tadi. Baron mengeluarkan catatan kecil dari dalam saku mantel bulunya. Tertulis beberapa daftar nama bangsawan dan rakyat biasa. Itu adalah daftar nama yang diidentifikasi sebagai pengikut Kaisar terdahulu.

"Akhirnya aku akan mengakhiri tugas kotor ini" gumam Baron dan kembali memasukkan buku catatan itu ke dalam mantelnya.

Beberapa jam kemudian sampailah Baron Gaarder di sebuah gerbang istana utama tempat tinggal Kaisar Arslan. Penjaga gerbang bergegas menaikkan gerbang setelah melihat lambang yang dikeluarkan sang kusir dan melirik sosok berambut perak di dalamnya.

Baron Gaarder berniat untuk menghadap orang yang memerintahkan misi pemberantasan pengikut Kaisar terdahulu. Orang itu adalah orang nomor satu kekaisaran Arslan, Kaisar Theodor Altan Arslan. Namun bukannya melewati jalan utama, Baron justru masuk ke istana melewati jalan yang dilalui oleh para pelayan.

Setelah melewati beberapa lorong, sampailah Baron pada suatu taman bunga mawar. Suasana taman itu cukup sepi. Sangat cocok jika digunakan sebagai tempat bersantai. Terlebih di taman tersebut terdapat beberapa pohon besar yang bisa digunakan untuk berteduh. Saat ini pun sudah ada satu orang pria yang berada di taman untuk bersantai dengan ditemani secangkir teh. Baron yang melihatnya segera datang menghampiri.

"Salam kepada yang mulia Kaisar Arslan" Baron menundukkan kepalanya di hadapan Kaisar yang usianya sedikit lebih tua darinya. Dia memakai jubah rapi dengan ornamen berwarna emas. Permata yang menempel di mahkotanya memberikan aura bersinar, terlebih rambutnya berwarna pirang keemasan. Berbanding terbalik dengan aura Baron Gaarder, walaupun rambut peraknya bersinar di bawah sinar matahari, tetapi setelan yang serba hitam dan sedikit berantakan memberikan kesan suram.

"Jonathan, teman lamaku. Bangunlah! Akhirnya kau telah menyelesaikan tugasmu sesuai perjanjian kita. Apa kau ingin memperpanjang kontraknya?" tanpa penjelasan dari Baron Gaarder, Kaisar telah mengetahui bahwa kedatangannya ke istana merupakan laporan selesainya misi.

"Tolong tepati saja janji Anda Yang Mulia." Baron menjawab dengan wajah datar tanpa membalas senyuman Kaisar.

"Ahhh baiklah. Tenang saja Baron" Kaisar tetap tersenyum di hadapan Baron.

"Aku tidak akan mengusik semua hal yang menjadi milikmu. Dan juga sebagai bonus imbalan karena kau menyelesaikan tugasmu dengan sempurna, aku akan mengirimkan hadiah untuk putrimu. Kau akan mendapatkannya setelah kau sampai di kediamanmu. Kau pasti akan menerimanya dengan senang hati."

"Terima kasih Yang Mulia, dengan ini perjanjian kita telah berakhir. Kalau begitu saya pamit kembali ke wilayah saya. Panjang umur bagi cahaya kekaisaran Arslan" Baron menunduk memberi salam dan meninggalkan Kaisar yang telah mengizinkannya pergi.

Lady GangsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang