"Bagaimana hasil pengintaian keadaan musuh?" Pria dengan seragam militer kerajaan Arslan memasuki tenda utama. Dia diikuti oleh ksatria yang merupakan ajudannya.
"Pihak musuh masih belum ada pergerakan akan menyerang kembali setelah wilayah Desa Milstone kita rebut. Dan sepertinya mereka sedang meminta pasukan bantuan datang." jawab sang ajudan
"Jadi mereka langsung meminta pertolongan setelah melihatku? Balder, apakah berita kehebatanku sudah tersebar di seluruh benua?" Pria dengan seragam militer kerajaan bertanya dengan senyuman sombong kepada bawahan yang melapor tadi.
"..." bawahan itu tidak menjawab. Wajahnya datar.
"Balder?" Pria itu memanggil bawahannya. Iris matanya yang berwarna merah menatap tajam.
"Benar, pasti musuh akan langsung takut begitu mendengar nama yang mulia Duke Nils Aquila yang merupakan perebut kemenangan di setiap peperangan." jawab Balder pada Duke Aquila yang merupakan pemimpin pasukan Arslan.
Duke memasang wajah bangga setelah mendengar jawaban Balder yang merupakan ajudannya. Duke Aquila terkenal sebagai pembawa kemenangan pada kekaisaran Arslan. Namun, sikapnya yang terkenal sombong membuatnya dibenci oleh sebagian besar bangsawan.
Selain sombong, Duke Aquila adalah laki-laki yang dihindari untuk dijadikan calon suami. Kebanyakan bangsawan ibu kota tidak ingin memiliki suami yang sering dikirim ke medan perang. Mereka tidak ingin menjadi janda di usia muda.
"Yang mulia, selain laporan pengintaian musuh, saya juga ingin menyampaikan surat yang baru sampai dari kekaisaran." Balder memberikan sepucuk surat dengan lambang kekaisaran.
Duke membuka segel surat dan mulai membaca isinya. Tak lama, wajahnya tersenyum. Lalu disibakkan rambut hitamnya ke belakang. "Sepertinya Kaisar sangat mengharapkan kemenangan di perang kali ini. Sampai-sampai dia memilihkanku calon istri yang hebat. Padahal selama ini dia hanya menyuruhku berperang"
"Mungkin Kaisar telah kehabisan ide dengan hadiah apa lagi yang akan diberikannya pada Duke." Balder yang masih berada di ruangan Duke. Tempat itu merupakan pusat komando pasukan Arslan di medan perang. "Memang siapa lady yang dicalonkan dengan Anda?"
"Evelyn Gaarder, putri dari Baron Gaarder." jawab Duke Aquila.
"Apa?! Bukan putri Count tapi Baron?"
"Balder, apakah kau lupa siapa yang mengirim pasukan rahasia saat kita hampir kalah di perang melawan pemberontak dua tahun yang lalu?" Duke mengarahkan tatapan tajam pada ajudannya.
Balder terlihat menyesal telah meremehkan putri Baron yang dicalonkan sebagai Duchess masa depan. "Maaf yang mulia. Saya sempat lupa kekuatan Baron Gaarder membantu kita yang sempat hampir putus asa. Saat itu saya tidak menyangka jika pasukan yang mirip dengan tentara bayaran itu adalah pasukan milik Baron Gaarder. Kekuatan mereka bahkan hampir setara dengan pasukan kita."
"Benar, kita tidak bisa meremehkan seseorang hanya karena pangkatnya yang lebih rendah. Untuk membuat pasukan sehebat itu pasti memerlukan biaya yang tidak sedikit. Kalau dipikir lagi, mungkin kekayaan Baron Gaarder bisa menandingi kekayaanku. Bagaimana dia bisa menyembunyikan hal itu dari para bangsawan. Aku tidak sabar untuk bertemu putrinya yang pernah menjadi tamuku yang berkesan."
Di lain tempat, Baron Gaarder tengah mempersiapkan segala hal untuk menyerahkan kepemilikan guild kepada putrinya yang belum lama ini melaksanakan debutante. Di kekaisaran Arslan, penetapan usia dewasa seseorang adalah 15 tahun. Dan Evelyn baru melaksanakan upacara debutante di usia 17 tahun. Dia menunda selama dua tahun karena Evelin pernah sakit parah selama satu tahun.
Keadaan Evelyn yang dianggap ringkih membuat Baron tidak tega membiarkan putrinya mengurus guild yang masih kacau setelah menyelesaikan tugas kekaisaran. Dia ingin memastikan Evelyn bisa diterima oleh semua anggota guild.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lady Gangster
FantasyTidak dapat dipercaya, padahal Baron Gaarder sudah menyiapkan hati untuk menerima teriakan dari putrinya yang selama ini selalu kekanakan. Kenapa dia menerima saja perintah pernikahan dari Kaisar? Dimana rengekannya? dan kenapa dia meminta dua syar...