Cahaya matahari semakin meredup. Ruangan lantai atas toko kue menjadi semakin gelap. Wajah Duke Aquila yang membelakangi jendela bertambah suram. Terlebih setelah mendengar perkataan yang membuatnya kecewa. Berbeda dengan raut wajahnya yang suram, iris matanya justru seperti memancarkan cahaya merah menyala. Evelyn baru pernah melihat Duke memasang wajah yang begitu menyeramkan.
"Apa kau tidak suka menikah denganku? Apa akhirnya kau sama saja dengan para bangsawan lain yang membenciku?" nada bicara Duke Aquila begitu rendah. Dia juga tersenyum kecut.
"Bukan seperti itu." Evelyn merasakan hawa suram menyelimuti seluruh ruangan. Dia merasa sesak berada satu ruangan dengan laki-laki itu.
Duke menyilangkan kaki dan tangannya. Lalu menyenderkan punggung ke kursi. Evelyn berpikir Duke sedang mengintrogasi dirinya.
"Tolong jangan salah paham dulu. Saya bukannya membenci pernikahan ini. Mungkin selama kita bersama di ibu kota Anda terkadang membuat saya sedikit tidak nyaman. Namun, saya tidak sampai membenci Anda. Anda memiliki kemampuan yang hebat baik sebagai pemimpin maupun seorang ksatria. Itu lebih dari cukup."
Mendengar hal itu, membuat raut wajah Duke lebih santai.
"Justru saya berpikir bahwa pernikahan ini harus menjadi pernikahan yang sempurna. Duke sendiri mengetahui bahwa saya adalah Master Guild, dan saya tidak akan melepas jabatan itu setelah menikah."
"Aku tidak memaksamu untuk melepas guild setelah kita menikah. Lalu apa yang kau maksud dengan pernikahan yang sempurna?" Nils mencondongkan tubuhnya ke depan.
"Duke, Anda tahu kan bahwa perselingkuhan adalah hal yang dianggap wajar oleh sebagian besar bangsawan. Pernikahan mereka hanyalah alat untuk membentuk kekuatan. Namun saya tidak mau hal itu terjadi pada saya. Saya ingin mengenal Anda lebih lama lagi sebelum menikah. Saya juga akan berusaha agar Anda tidak melirik wanita lain selama masih terikat dengan saya." Evelyn menjelaskan alasannya dengan sedikit malu-malu.
Walaupun dia adalah wanita yang mampu mengalahkan beberapa asasin guild, namun dia masih seorang perempuan yang masih merasa malu-malu jika membicarakan tentang percintaan dan pernikahan. Sekarang dia sepenuhnya menjadi Evelyn. Dia akan menjalani kehidupan ini sesuai dengan keinginannya. Apalagi di kehidupan sebelumnya dia belum merasakan hubungan dengan lawan jenis.
"Ha..." Duke menghembuskan napas lega. Dia tersenyum dan memalingkan pandangannya dari perempuan di depannya. Telinganya sedikit memerah.
Nils tidak berpikir bahwa perempuan yang dicintainya itu akan mengatakan hal yang seharusnya dia katakan. Nils justru sangat senang jika Evelyn tidak akan memandang laki-laki lain selama mereka menikah. Duke tidak pernah merasa sesenang ini setelah kematian kedua orang tuanya.
"Tolong beritahu saya jika Anda memiliki wanita lain. Saya tidak akan mengganggu." Evelyn menambahkan.
"Kenapa kau mengatakan hal yang belum pasti. Justru aku yang seharusnya berkata seperti itu." Duke kembali memasang ekspresi manisnya.
"Baiklah aku akan menuruti permintaanmu. Aku akan menunggu sampai kapan pun untuk menikah denganmu. Namun kau tidak boleh melarangku untuk bertemu denganmu. Mari kita saling mengenal lebih dalam lagi Lady Evelyn Gaarder."
"Terima kasih atas pengertian Anda, Duke Nils Aquila."
Nils dan Evelyn saling menatap dan melemparkan senyuman. Mereka menyepakati untuk menikah setelah satu tahun. Selama itu pula Duke akan tinggal di kediaman ibu kota.
"Sepertinya saya harus menambah latihan besok karena telah menghabiskan banyak kue hari ini." Evelyn dan Duke telah selesai menyantap menu makanan penutup yang disajikan oleh Robin. Walaupun Nils mengajaknya ke toko kue agar bisa bersama Evelyn lebih lama lagi, namun dirinya juga cukup menikmati kue-kue yang disajikan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lady Gangster
FantasiaTidak dapat dipercaya, padahal Baron Gaarder sudah menyiapkan hati untuk menerima teriakan dari putrinya yang selama ini selalu kekanakan. Kenapa dia menerima saja perintah pernikahan dari Kaisar? Dimana rengekannya? dan kenapa dia meminta dua syar...