Episode 19

149 11 0
                                    

Duke Aquila dan Evelyn menundukkan kepalanya hingga Pangeran dan Putri tidak terlihat.

"Apakah mereka banyak menyusahkanmu?" Duke bertanya pada Evelyn.

"Ya... mungkin mereka hampir membuat saya berpikir keras untuk menjawab pertanyaan mereka yang tiba-tiba." jawab Evelyn. "Sepertinya Pangeran dan Putri cukup dekat dengan Anda?"

"Saat aku masih tinggal di istana, mereka sering mendatangi kamarku dan bermain sesuka hati mereka. Pangeran hingga kini masih memanggilku Kakak, Tapi Putri sekarang memanggilku dengan gelar semenjak Pangeran Raynand diresmikan sebagai putra mahkota." Duke menceritakan masa lalu bersama Pangeran dan Putri dengan nada yang mengisyaratkan rasa rindu. "Dan, Permaisuri juga dengan adil merawatku bersama Pangeran Raynand. Dia menganggap kami seperti anak kandungnya sendiri. Tanpa membedakan dengan anak-anak kandungnya." lanjut Nils.

Permaisuri Sophie merupakan adik dari Duke Aquila sebelumnya. Walaupun Permaisuri Sophie merupakan istri kedua Kaisar, tetapi dia tetap merupakan Permaisuri pertama dari Kaisar Theodor. Permaisuri Sophie juga berperan mengokohkan kedudukan Kaisar Theodor diawal masa jabatannya.

Istri Pertama Kaisar yang merupakan Ibu kandung Pangeran Raynand tidak sempat melihat suaminya menaiki takhta. Salah satu alasan Pangeran Raynand terpilih menjadi Putra Mahkota adalah keluarga sang Ibu merupakan bangsawan yang berjasa mendukung Theodor mejadai Kaisar Arslan. Penyebab kematian Ibu Putra Mahkota disebabkan oleh kericuhan saat pemberontakan Kaisar Teodor sebelum menaiki takhta.

Meskipun pengangkatan Putra Mahkota dipenuhi rasa bersalah Kaisar terhadap mantan istrinya, Permaisuri Sophie tetap mengakui kemampuan Raynand sebagai calon pemimpin.

"Bibi sudah seperti sosok Ibu bagiku." Duke Aquila mengakhiri cerita masa lalunya. "Bagaimana kisah masa laluku? Apakah sudah cukup menyedihkan dan membuatmu mengasihaniku hingga menyukaiku?" Tanya Duke Aquila pada Evelyn dengan muka meledek.

"Mohon maaf, tapi saya tidak bersimpati sama sekali pada Anda." ucap Evelyn dengan ketus dan sambil berjalan mendahului Duke Aquila.

"Wahh... Lady, sikap Anda tidak berubah sama sekali semenjak kita bertemu ya?" Duke mengejar dengan langkah panjangnya.

Evelyn tidak banyak menanggapi cerita sedih masa lalu Duke dengan raut wajah simpati. Karena Evelyn juga merasakan hal yang tidak jauh berbeda di kehidupan ini ataupun sebelumnya. Lebih baik mengganti topik agar sama-sama bisa melupakan dengan cepat rasa sakit itu.

Osvald dan Balder telah menunggu di depan istana utama. Mereka kembali dengan rombongan kereta kuda yang sama.

"Duke, bukannya Anda seumuran dengan Pangeran Raynand?" Evelyn kembali membuka percakapan di dalam kereta.

"Aku lebih muda satu tahun darinya, tapi kita masih bisa dianggap seumuran. Si licik itu, benar-benar mirip dengan Ayahnya."

"Benarkah? Bukankah Kaisar dan Pangeran sering berselisih pendapat?"

"Ya, walaupun pendapat mereka sering bertentangan, namun Pangeran sama-sama handal mengumpulkan pendukung secara diam-diam. Bukankah ini mengingatkan kita dengan kisah Kaisar Theodor saat menggulingkan Kaisar sebelumnya?"

Evelyn mengangguk dan setuju dengan pendapat Duke Aquila.

Duke mampir sejenak di Guild dan membahas beberapa jadwal yang akan mereka lakukan selama beberapa bulan kedepan. Sebagai tunangan, mereka tidak bisa menghindari acara-acara yang biasa didatangi secara berpasangan. Setelah mencocokan kegiatan, mereka pun berpisah di penghujung hari itu sebelum malam datang.

Sesampainya di mansion, Duke segera membuat jadwal kegiatan yang telah disesuaikan dengan tunangannya dan diberikan pada Balder. Balder yang mengikuti tuannya sepanjang hari itu, sudah terbiasa untuk lembur mengikuti kebiasaan Duke.

Lady GangsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang