Aku melihat ujung jari yang sudah berwarna merah. Lagi-lagi aku tak sadar mengelupas kulit bibirku yang kering. Duduk di kasur yang empuk dan mewah sama sekali tidak membuatku nyaman. Kakiku bergetar hebat. Aku berpikir keras apa yang harus dilakukan.
Sebulan ini aku berusaha menyangkal bahwa diriku hanya sedang bermimpi. Aku adalah gadis pekerja kantoran yang kabur dari rumah karena ingin menjauh dari keluarga preman. Namun pada akhirnya aku ditikam oleh orang asing saat dalam perjalanan pulang dari kantor.
Menjadi anak seorang yang disebut preman membuatku tumbuh dengan melihat berbagai hal berbau kriminal. Dari kecil pengasuhku adalah para bawahan Ayah yang pernah menjadi narapidana. Semasa remaja, aku yang perempuan pernah beberapa kali mengikuti tawuran antar pelajar. Dan tentunya itu tanpa sepengetahuan para paman pengasuh dan Ayah.
Walau diberi julukan perempuan berandalan, aku tetap bisa memperoleh prestasi baik dibidang akademik maupun non akademik. Setiap semester di bangku SMA, aku selalu menempati peringkat sepuluh besar dalam satu angkatan. Beberapa seni bela diri yang diajarkan para paman pengasuh sangat berguna untuk modal menyumbangkan piala pada sekolah.
Memiliki semua prestasi itu sangat menyenangkan. Rasa senang itu mulai hilang saat teman-temanku mengetahui bahwa aku berasal dari keluarga yang di cap sebagai sampah masyarakat. Mereka mulai menjauh satu-persatu. Namun, itu masih belum menjadi puncaknya. Suatu hari aku yang baru pulang sekolah dan berkumpul bersama para paman di serang oleh kelompok yang mungkin merupakan musuh bebuyutan Ayah.
Aku mendapatkan cedera patah tulang kaki yang menyebabkanku tidak bisa berlatih bela diri. Cita-citaku menjadi seorang atlet pupus. Dan aku bertekad keluar dari rumah untuk menghindari berbagai kekerasan dan tindakan lain yang menjerumus ke perbuatan kriminal.
Aku merasa bebas tinggal sendiri. Terlebih aku sudah mendapatkan pekerjaan tetap yang mencukupi biaya hidupku. Itu yang aku pikir. Satu bulan yang lalu, saat perjalanan pulang selepas lembur, aku diikuti oleh beberapa orang asing. Tubuhku yang kelelahan membuatku tidak bisa melarikan diri. Tanpa adanya percakapan, mereka langsung menikamku hingga tak sadar diri dan sekarang aku terbangun di tubuh milik Evelyn Gaarder putri Baron Jonathan Gaarder.
Baron Jonathan Gaarder merupakan tokoh utama novel yang ku baca di sela kesibukan bekerja. Aku masih ingat betul bagaimana hebatnya sosok Baron yang merupakan bangsawan tingkat rendah berusaha melawan Kaisar sang penguasa negeri yang paling makmur di benua.
Kaisar yang belum lama naik takhta memerintahkan Baron Gaarder untuk membersihkan sisa pengikut dari raja terdahulu. Baron yang merupakan bawahan setia melaksanakan perintah tersebut dengan patuh. Bermodalkan Guild Death Forest yang mengumpulkan para pembunuh dan pengumpul informasi handal, tugas tersebut dilakukan dengan mudah.
Saat hampir selesai membersihkan para pengikut raja terdahulu, kaisar justru takut Baron akan berbalik menyerangnya. Kaisar pun berpikir untuk menahan putri yang dicintai Baron sebagai ancaman untuk tetap mematuhinya. Rencana Kaisar diawali dengan menculik Evelyn di sela keramaian pesta debutante dan membawanya ke suatu tempat untuk disembunyikan. Sayangnya, Evelyn yang berhasil melarikan diri berlari menuju hutan terlarang yang dipenuhi monster. Pencarian yang dilakukan Baron hanya menemukan potongan gaun Evelyn yang berlumuran darah.
Pada akhirnya Baron mengetahui bahwa kaisar adalah dalang dibalik kematian tragis putrinya. Amarahnya meluap. Dia bertekad untuk menghancurkan kaisar yang telah mengkhianati kesetiaannya dengan membuat pasukan pemberontak.
Pemberontakan yang dilakukan Baron mendapatkan dukungan dari Duke Selachi yang merupakan salah satu dari empat keluarga pendiri kekaisaran. Bertambah kuatlah rencana pemberontakan yang dipimpin Baron Gaarder.
Akan tetapi dukungan itu tidak berlangsung lama. Lagi-lagi Baron dikhianati. Duke Selachi berbalik menyerangnya setelah mendapatkan ancaman dari dua keluarga pendiri kekaisaran Aquila dan Serpent. Baron dan pasukan pemberontak bernama Deat Forest dibantai oleh empat keluarga pendiri kekaisaran. Cerita ini berakhir tragis.
Seharusnya Evelyn sudah mati diserang monster setelah diculik lalu melarikan diri ke Hutan Terlarang. Ceritanya menjadi berubah karena aku yang tersadar di Hutan Terlarang sebagai Evelyn masih hidup. Aku tidak berpikir bagaimana tiba-tiba berada di sebuah hutan apalagi mengamati setelan kerjaku yang berubah menjadi gaun berat. Terus berlari, hanya itu yang aku pikirkan tanpa melihat ke belakang. Mungkin itu yang membuatku tidak bertemu monster.
...
"Nona! Bibir Anda berdarah" seorang pelayan membangunkan aku dari lamunan. "Saya langsung masuk karena Nona tidak menjawab saat saya panggil berulang kali. Apakah terjadi suatu hal yang buruk saat bertemu Tuan Baron?" gadis di hadapanku bertanya dengan ekspresi ujung alis yang diturunkan.
Entah hal baik atau buruk melihat sosok Baron yang sama persis seperti deskripsi novel yang kubaca. Ini membuatku semakin yakin bahwa aku tidak bermimpi. Nama-nama yang mereka sebutkan pun sama persis dengan yang dituliskan penulis. Namun yang membuatku begitu gelisah adalah Duke Nils Aquila yang menjadi calon suamiku.
Duke Nils Aquila adalah kepala keluarga yang terkenal paling setia pada kekaisaran. Dia merupakan tokoh dalam novel yang memimpin penangkapan Baron atas perintah Kaisar. Ada kemungkinan Duke Aquila membantu dalam penculikkanku mengingat aku akan disembunyikan di daerah wilayahnya. Apa karena Evelyn masih hidup membuat Baron tidak menyelidiki dengan mendalam siapa dibalik kasus penculikan?
"Baron mengatakan bahwa calon suamiku adalah Duke Aquila." aku menjawab pertanyaan gadis pelayan di hadapanku yang lama kudiamkan.
"KYAAAAA! Saya sudah menduga bahwa Duke telah jatuh cinta pada Nona" pelayan berambut coklat yang dikepang itu antusias sendiri.
"APA?!" bagaimana pelayan ini bisa berpikir seperti itu?
"Apa Nona lupa siapa yang telah menyelamatkan Nona dari Hutan Terlarang yang penuh dengan monster?"
Benar juga, walaupun Duke dalam novel merupakan orang yang menangkap Baron, dia tetaplah penyelamatku. Jika dia terlibat dalam usaha pembunuhan, tidak mungkin dia membawaku ke mansionnya dan menghubungi Baron. Tapi aku tetap harus memikirkan kemungkinan yang terjadi karena mereka adalah tokoh dalam novel tragedi yang tak segan untuk saling membunuh.
"Apa mungkin hati Duke Aquila menjadi luluh saat Nona dipelukkannya dan memohon untuk diizinkan tetap tinggal di kediamannya." pelayan ini lama-lama semakin meledek dan mengingatkanku saat berada di kediaman Duke Aquila.
Aku yang memasuki tubuh Evelyn tidak memiliki ingatan apa pun di dunia ini. Duke adalah orang pertama yang aku temui dan menolongku saat tersesat di hutan. Aku sangat terguncang saat itu. Tidak ada satu pun yang aku kenal di antara mereka. Tanpa berpikir jernih, aku malah memohon untuk tetap tinggal di kediaman Duke. Barulah beberapa hari menjernihkan pikiran aku mulai mengingat novel yang pernah kubaca saat mendengar cerita dari orang-orang dari kediaman Baron.
"Hentikan!" aku memaksa pelayan itu untuk berhenti mengoceh.
"Maafkan saya Nona. Kalau begitu saya akan keluar. Emm... Nona, tolong ingat. Nama saya 'Ru'. Selamat istirahat Nona". Sepertinya dia khawatir dengan Evelyn yang tiba-tiba hilang ingatan.
Aku harus tenang karena besok aku akan menerima keputusan Baron untuk menyerahkan Guild. Baron akan pensiun menerima perintah dari Kaisar. Dan saat ini Baron masih setia pada Kaisar karena Evelyn masih hidup. Ada kemungkinan bahwa Guild Death Forest akan di serahkan pada pihak kekaisaran. Aku tidak boleh membiarkan hal itu terjadi karena Kaisar masih berpotensi untuk mengkhianati Baron. Terlebih ada Duke Selachi yang hanya memanfaatkan Baron untuk menggulingkan Kaisar Theodor.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lady Gangster
FantasyTidak dapat dipercaya, padahal Baron Gaarder sudah menyiapkan hati untuk menerima teriakan dari putrinya yang selama ini selalu kekanakan. Kenapa dia menerima saja perintah pernikahan dari Kaisar? Dimana rengekannya? dan kenapa dia meminta dua syar...