Chapter 2: Awal dari Semuanya

211 28 5
                                    

Karina, Winter dan Ningning merasa heran karena Giselle datang ke kelas dengan tangis yang tersedu-sedu. Padahal saat izin keluar kelas, wajah Giselle berseri-seri, kenapa saat kembali ke kelas jadi menangis tersedu-sedu begini?

"Gi, kamu kenapa?" tanya Karina sambil mengusap punggung Giselle lembut, sedangkan Giselle sudah menelungkupkan wajahnya di antara lipatan tangannya. Winter dan Ningning pun mendekati Giselle, ikut menenangkan anak itu.

"Lo kenapa, Gi? Tapi kalo lo belom siap cerita ke kita ya gak papa." kata Winter pada Giselle.

Giselle mengangkat wajahnya. Menatap Karina, Ningning dan Winter masih dengan tangisannya.

"K-kak Yeonjun.." ucap Giselle terbata-bata dan kembali menangis setelah mengucapkan kata 'kak Yeonjun'.

"Kak Yeonjun kenapa? Lo di apain sama kak Yeonjun?" teriak Ningning yang langsung saja emosi.

Giselle pun bercerita pada Karina, Ningning dan Winter sambil tersedu-sedu. Ketiganya mendengarkan cerita Giselle dengan seksama sesekali Karina mengusap lembut pundak Giselle untuk menenangkannya.

"Anjirlah, si Yeonjun. Belom tau ya gue kalo marah gimana? Berani-beraninya bikin sohib gue nangis kejer gini." Ningning sudah emosi berat. Buktinya sekarang dia sudah memanggil Yeonjun tanpa embel-embel 'kak'.

Karina juga berpikir laki-laki bernama Yeonjun itu sudah keterlaluan. Harusnya kan tidak usah sampai sebegitunya. Karina yang tidak suka dengan sikap seenaknya Yeonjun itu segera saja bangkit dari duduknya, "Sekarang di mana Yeonjun-Yeonjun itu?" tanya Karina.

"Di-di kantin." ucap Giselle masih terisak.

Karina siap keluar dari kelasnya namun Winter mencekal pergelangan tangannya, "Mau kemana lo, Rin?"

"Nyamperin Yeonjun-Yeonjun itu lah, kemana lagi? Bisa-bisanya dia seenaknya gitu ke Giselle." kata Karina.

"Lo kan gak tau orangnya, bego! Udah, gak usah macem-macem lo!" peringat Winter pada Karina.

"Pokoknya aku mau nyamperin orang itu, dia udah keterlaluan ke Giselle." Karina melangkah keluar kelas menuju kantin untuk menghampiri orang bernama Yeonjun tersebut.

Giselle, Winter dan Ningning mengejar Karina. Mencoba untuk menghentikan Karina, tetapi nyatanya sangat sulit. Ternyata Karina cukup keras kepala juga.

"Rin.. Udah gak usah nyamperin kak Yeonjun." Giselle memegang tangan Karina. Mencoba menghentikan Karina. Tapi, Karina masih bersikeras untuk menghampiri Yeonjun.

Sebelum masuk kantin, Karina bertanya pada ketiga temannya, "Yeonjun yang mana?"

Dasarnya diam-diam Winter suka dengan keributan, gadis itu dengan semangat menunjuk orang yang bernama Yeonjun itu, "Noh, ono noh yang duduk di meja pojok kantin bareng temen-temennya."

Karina segera melangkahkan kakinya menuju laki-laki yang ditunjuk Winter tadi. Ia sudah tak mempedulikan keadaan kantin yang ramai. Giselle, Winter dan Ningning mengekor di belakang Karina.

Karina berdiri disamping laki-laki yang katanya bernama Yeonjun itu, kebetulan laki-laki tersebut duduk di ujung kursi panjang. Yeonjun sedang asik-asiknya menikmati makanannya.

"Kamu yang namanya kak Yeonjun?" tanya Karina.

Teman-teman Yeonjun memandang mereka berempat penuh tanda tanya dan Yeonjun dengan berat hati menghentikan sesi makan asiknya. Ia mendongak, menatap gadis di depannya.

"Dari gelagatnya sih iya kamu yang namanya kak Yeonjun. Kamu tuh harus kasih contoh yang baik ke adik-adik kelas kamu. Coba berdiri dong, yang sopan kalo ada yang ngomong tuh." kata Karina dengan wajah datarnya.

Teman-teman Karina memandang Karina khawatir, sedangkan teman-teman Yeonjun menganggap ini menarik.

"Coba berdiri, aku mau ngomong sama kamu." ucap Karina lagi.

Saat Yeonjun berdiri, tiba-tiba Karina ingin menangis. Karina merasa cukup bangga dengan tingginya yang mencapai 167 cm ini seketika meringis. Lihatlah laki-laki 'sok' di depannya ini, tingginya hampir 14 cm lebih tinggi darinya. Tidak hanya tinggi, dia juga memiliki fitur wajah yang tegas seperti alis indah dan mata yang tajam dengan aura idol yang menarik perhatian semua orang.

'Ck ck... Mungkin lebih baik laki-laki ini tidak berdiri.' inner Karina. Karina menggertakkan giginya dan menampilkan kekesalan ketika laki-laki 'sok' itu malah berdiri pongah. Lebih banyak kekesalan terhadap laki-laki itu muncul di hati Karina.

Yeonjun menatap gadis minimalis di depannya ini dengan malas, "Gue udah berdiri nih. Lo mau ngomong apa?"

Karina tersadar dari pikirannya sendiri dan kembali menampakkan wajah datarnya.

"Kamu bisa gak sih kalo gak suka sama orang tuh ngomong baik-baik. Gak usah mempermaluin di depan banyak orang?" Karina berucap kesal pada Yeonjun.

Yeonjun melirik ke arah Giselle yang ada di belakang Karina, sedangkan Giselle segera memalingkan wajahnya menghindari tatapan Yeonjun.

"Oh, jadi dia temen lo?" tanya Yeonjun menunjuk Giselle.

"Iya! Kamu udah nyakitin temen aku." jawab Karina.

"Emang gue salah, ya?" tanya Yeonjun mengangkat alisnya.

"Ya, jelas!" jawab Karina.

"Gue salah kalo gue nolak temen lo? Padahal kan hak gue buat nolak orang yang gak gue suka." jawab Yeonjun enteng.

Karina merasa jengkel. Laki-laki di depannya ini cukup menguras emosinya. Tapi, Karina tetap harus tenang, tak boleh lepas kendali. Selalu ingat pesan bunda, "Jangan emosi berlebihan, gak baik".

"Hak Giselle juga buat dapet penolakan yang baik dari kamu. Kamu gak perlu sampe malu-maluin di depan banyak orang. Itu jahat banget, kamu udah keterlaluan." kata Karina kesal tapi mencoba mengatur wajahnya setenang mungkin. "Ah, udahlah. Percuma ngomong sama kamu. Gak waras." jawab Karina berlalu keluar meninggalkan kantin.

Giselle, Winter dan Ningning berlari menyusul Karina.

Yeonjun sih stay cool, dia bodo amat. Tidak peduli juga.

Beomgyu dan Soobin menertawakan Yeonjun.

"Anjir, Yeonjun dilabrak cewek." kata Beomgyu tertawa lepas.

"Lagian, lo jahat bener sih jadi orang. Lain kali jangan gitu, Jun. Bener kata cewek tadi, lo udah keterlaluan." Soobin menasehati.

Yeonjun tak menggubris, ia memilih melanjutkan sesi makannya yang tertunda karena ulah gadis rese dan minimalis tadi.

it's between you and me (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang