Chapter 10: Yang Salah Yang Lebih Galak

127 22 0
                                    

Karina sedang asik rebahan, maklum lah dia kan capek baru pulang sekolah. Jam pulang sekolah SM SHS itu pukul 17.00 KST dan sekarang Karina sedang menikmati sisa waktu sorenya sebelum menjelang malam.

Tapi, baru saja ingin menikmati rebahan, sang sepupu datang menghampirinya.

"Rin, kakak mau minta tolong lagi ke kamu boleh gak?" tanya Mark yang langsung duduk di kursi belajar Karina.

"Jangan yang aneh-aneh, ya?" ucap Karina. Mark hanya tertawa sebagai tanggapan.

"Kakak mau minta tolong ke kamu, tolong kasihin buku Fisika ini ke temen kakak. Besok ada ulangan Fisika, kasian kalo gak dikasihin, nanti malem dia belajarnya gimana?" Mark menyerahkan buku paket Fisika pada Karina, Karina pun menerimanya.

"Siapa? Kak Soobin? Kak Beomgyu? Atau si itu?" tanya Karina, "Jangan bilang si itu, ya?" Karina melotot galak pada Mark.

Mark tertawa, "Iya, Yeonjun."

"Ah, kak Mark mah pake disebut namanya. Bentar aku mau berak dulu." Karina pun berlalu menuju kamar mandi.

"Demi apa sih, Rin. Kamu denger nama Yeonjun aja mau berak." kata Mark sedikit berteriak karena Karina sudah berada di kamar mandi.

Asli, Mark tak habis pikir dengan kelakuan sepupunya ini.

Setelah 20 menit, akhirnya Karina kembali.

"Ihh, males banget. Kenapa kakak gak kasih sendiri aja sih ke kak nujnoey?" Karina merengut sebal.

"Kakak sekeluarga mau pergi ke rumah nenek, nenek sakit katanya. Kakak juga udah izin tiga hari ke pihak sekolah." Mark menjelaskan pada Karina.

"Kan kakak bisa anterin sekarang, sebelum pergi ke rumah neneknya kakak." ucap Karina masih berusaha agar Mark ingin mengantarkannya sendiri.

"Nah justru itu, kakak berangkatnya sekarang. Tuh, mama sama papa udah nunggu di mobil." ucap Mark.

"Kamu mau kan bantu kakak? Sekalian ambil sepeda kesayangan kamu, Rin. Kan masih ada di rumah nujnoey." peringat Mark pada Karina. Tak tahu kenapa Mark jadi terdoktrin untuk tidak memanggil nama Yeonjun dengan benar di depan Karina. Semua ini gara-gara Karina.

Karina diam, nampak sedang berpikir.

"Sebenarnya aku males banget berurusan sama kak nujnoey. Tapi demi kak Mark, yaudah nanti malem aku anterin ke rumahnya." kata Karina.

"Makasih sayangku." Mark memeluk Karina.

"Ihh kakak mah.. Udah sana, tante sama om udah nungguin tuh." Karina memberi gestur seolah-olah sedang mengusir Mark. Mark hanya tertawa, gemas dengan kelakuan sepupu cantiknya ini.

"Yaudah, kamu hati-hati di rumah, ya. Sendirian, kan? Ayah sama Bunda pulangnya kapan?" tanya Mark.

Ayah dan bunda Karina sedang dinas ke Daegu dan lusa baru pulang. Jadi, Karina sendirian di rumah. Tapi tenang saja, Karina berani kok.

"Lusa baru pulang, kak." jawab Karina.

"Yaudah, kamu hati-hati di rumah, ya. Jangan lupa makan. Selama kakak izin, kamu berangkat dan pulang sekolahnya nebeng sama Winter, Giselle atau Ningning aja. Kalo gak, kamu minta tolong sama temen kakak juga gapapa. Asal jangan naik bus, ya." ucap Mark panjang lebar.

Karina cemberut, "Padahal aku naik bus aja gapapa loh, kak."

"No, Rin," sambar Mark cepat, "Kamu baru pindah dan belum pernah naik bus." ucap Mark.

"Cih.. Kalo gitu aku naik sepeda aja, ya? Aku udah tau rutenya kok. Kan pernah kak Mark kasih unjuk." ucap Karina dengan senyum cerahnya yang akhirnya membuat Mark luluh, "Yaudah iya, naik sepeda aja gapapa."

"Yeay!! Makasih kak," Karina memeluk Mark, "Ehh, yaudah sana kak. Om sama tante udah nunggu dari tadi. Salam juga ke nenek, ya." ucap Karina saat sadar kalau sedari tadi Mark masih mengobrol dengannya.

"Iya, kakak berangkat, ya. Kamu baik-baik di rumah." Mark mengusak surai halus Karina, setelah itu berlalu keluar meninggalkan Karina.

•••

Yeonjun yang sedang bersantai sambil scroll aplikasi X di ruang tamu tiba-tiba dikejutkan dengan ketukan pintu yang tidak santai. Yeonjun ingin memaki siapa pun orang itu.

Namun, saat ia membuka pintu, rahangnya seketika jatuh kebawah.

"NGAPAIN LO DI RUMAH GUE?" ucap Yeonjun refleks.

Kini di depannya ada seorang gadis yang hanya melihat tampangnya saja sangat membuat Yeonjun sakit kepala.

Gadis itu Karina. Dia berdiri di depan pintu rumah Yeonjun dengan memakai celana pendek selutut dan kaos lengan pendek warna putih bergambar Shinchan sambil membawa satu buku paket.

"Jawab, woy! Lo ngapain di rumah gue?!" tanya Yeonjun, lagi.

Karina menghela napas lelah sambil menyodorkan buku paket Fisika pada Yeonjun.

"KOK BUKU PAKET FISIKA GUE ADA DI LO SIH? LO SENGAJA YA NYOLONG BUKU PAKET GUE BIAR GUE GAK BISA BELAJAR?" teriak Yeonjun tidak terima. Ia sudah lelah berurusan dengan Karina si cewek rese ini.

*Astaghfirullah, su'udzon banget kamu Jun. Dosa tau😭

"Jelek banget pikiran kak nujnoey." Karina menatap Yeonjun malas. "Siang tadi kan kak nujnoey main ke rumah kak Mark, nah buku kak nujnoey tuh ketinggalan di rumah kak Mark. Masih untung aku anterin, jadi kak nujnoey bisa belajar. Kalo bukan karena kak Mark sih aku juga gak bakal mau." Karina berucap panjang lebar.

Yeonjun mengangkat alis, "Emangnya Mark kemana? Kok lo yang nganterin?"

"Banyak nanya. Mana sini sepeda aku? Mau aku ambil." ucap Karina enteng.

"Shit! Nyusahin lo." Yeonjun berlalu menuju garasi rumahnya untuk mengambil sepeda Karina.

'Idihh, dia yang salah, dia yang lebih galak. Gak nyadar banget lagi, bukannya dia yang nyusahin?' inner Karina.

"Noh, sepeda lo." ucap Yeonjun. "Btw, lo kesini tadi naik apa?" tanya Yeonjun yang menyadari Karina yang sepertinya tidak membawa kendaraan.

"Ojol." jawab Karina singkat, "Aku udah bisa pulang, kan? Waktu aku bisa abis buat pembicaraan gak berguna ini."

Karina sudah menaiki sepedanya bersiap untuk pulang.

Yeonjun semakin sebal pada gadis di depannya ini. Yeonjun pun tersenyum meremehkan, "Yeeu, sana lo pulang aja. Gua gak butuh ya."

"Cih, gak ada terima kasihnya." Karina mendecih dan segera mengayuh sepedanya meninggalkan rumah Yeonjun.

"IDIH, DASAR CEWEK RESE!" teriak Yeonjun sambil geleng-geleng kepala melihat tingkah laku sepupu Mark itu.

"Ehh, bentar. Kok dia mau ya capek-capek nganterin buku paket ini ke rumah gue? Terus bisa-bisanya dia gak marah ke gue, padahalkan kutipan gue dipostingnya Mark udah keterlaluan banget." monolog Yeonjun seraya berpikir. "Ah, bodo amatlah. Ngapain juga gue peduliin itu cewek."

it's between you and me (end)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang