11. Kita Akan Bertemu Lagi

172 52 9
                                    

Jangan lupa ditambahkan ke perpustakaan, ya. 

"Anin siap-siap, ya! Ada pemilik perusahaan yang bakalan datang hari ini."

Anin yang ada di ruangannya itu seketika mengiyakan ucapan rekan kerjanya diberitahukan kalau pemilik perusahaan akan berkunjung. Rifky adalah bos sekaligus pemilik perusahaan yang begitu baik. Anin sudah belasan tahun bekerja di sini dan jabatannya naik secara perlahan. "Jam berapa datangnya?"

"Setelah makan siang. Kamu koordinasi sama bawahanmu. Beritahukan mereka untuk kerjakan semuanya dengan baik."

Anin hanya beberapa kali bertemu dengan pria itu. Karena yang biasanya turun langsung adalah anak buahnya. Jarang sekali pria itu terlibat dengan cabang perusahaan. "Oke, aku beritahu yang lain."

"Kamu cek semua laporan juga jangan lupa!"

Hari ini pasti akan sangat merepotkan. Anin periksa semuanya dan punya waktu kurang dari tiga jam untuk semua laporan. Belum lagi menunggu kabar dari anaknya kalau sudah sampai di Singapura atau belum.

Tadi yang datang menjemput adalah sopirnya Saddam.

Dia hanya menghela napas panjang saat melihat pekerjaan yang begitu banyak.

Ketika dia sedang makan siang. Dia mendapatkan chat dari Bima. Video Saddam dan Cassandra yang bertengkar karena kamar hotel. Anaknya tidak mengabari sama sekaIi. Tapi yang mengabari justru Bima.

Anin langsung menghubungi Bima. "Maaf merepotkan."

"Nggak apa-apa. Mereka senang di sini."

Bima menghubungi melalui video. Tapi Anin menolaknya karena sibuk bekerja dan juga ada rekan lain yang ada di kantor. Tidak mungkin dia video call dengan orang lain dan mengganggu pekerjaannya.

Cukup lama mereka saling diam.

"Anin?"

"Ya."

"Kalau kamu sibuk, lanjutkan saja. Biar aku temani mereka berdua makan siang dulu."

Anin mengiyakan. Tapi dia curiga dengan tingkah anaknya yang sepertinya memang berencana menjodohkan Anin dengan Bima. Apalagi waktu itu anaknya pulang malam dan memberikan bunga untuk Anin. Apa artinya kalau ada bunga juga dengan ucapan semangat.

Sementara dia tidak pernah bertemu dengan Bima secara langsung.

Telepon dimatikan oleh Bima karena pamit untuk menemani dua anak itu makan. Anin juga melanjutkan pekerjaannya. Ketika Hamdi menghampirinya. Anin baru ingat perusahaan yang disebutkan oleh Bima waktu itu ketika meminta izin. "Hamdi, aku mau tanya sesuatu."

"Apa?"

"Kamu tahu perusahaan Golden Leaf Properti?"

"Anaknya Pak Rikfy yang punya. Kenapa?"

Anin mengangguk. Mendengar nama Rikfy disebutkan. Berarti memang benar kalau Saddam dan Bima bukan orang sembarangan. Buktinya tanpa beban mengajak Cassandra ke Singapura dan biaya yang pasti banyak. "Ada fotonya nggak?"

Hamdi tertawa saat minta fotonya Bima. "Jangan harap bisa lihat anaknya di internet. Dia nggak pernah munculkan diri, Anin. Dia akan muncul di rapat besar doang. Soalnya dia bangun sendiri. Jarang ada yang tahu kalau Mas Bima itu anaknya Pak Rifky."

Anin hanya penasaran saja mengenai pria itu. "Ya udah."

"Kenapa tanya soal Mas Bima?"

"Nggak ada. Cuman penasaran aja, di laporan ada nama perusahaan itu disebut." Ungkapnya Anin sambil mencoba mengalihkan pembicaraan.

Kado Untuk CassandraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang