13. Tidak Menunda Rindu

172 55 15
                                    

Anin mengirimkan makan siang ke kantornya Bima. Sebenarnya dia ingin langsung menghampiri Bima. Tapi jarak kantornya ke kantornya Bima cukup jauh. Tidak mungkin ke sana. Dia kemudian mengirimkan melalui ojek online. Bima terus menuntut makan siang semenjak Anin ganti rugi waktu itu. Dan sekarang dia rutin mengirimkan Bima makan siang. 

Kemunculan Bima di dalam hidupnya membuat dia semakin goyah untuk mempertahankan Bima papanya Cassandra. Namun dalam waktu singkat ini, pria itu entah kenapa bisa membuatnya rindu kalau sehari saja Bima tidak mengganggunya. Anin yang merasa ada yang kurang kalau Bima tidak chat. 

Siang ini, dia mendapatkan bunga dan cokelat lagi dari Bima. Hamdi yang mendekat ke meja kerjanya. “Aku sudah curiga, kamu pacaran sama anaknya Pak Rifky.” 

Matanya Anin langsung tertuju pada Hamdi yang membaca catatan kecil yang ada di bunga tadi. Semua orang pasti melihat Anin yang setiap hari dikirimkan bunga oleh Bima. “Aku nggak pernah ketemu, Hamdi. Gimana mau pacaran.” 

Hamdi duduk di depannya. Membuka toples yang berisikan cokelat tanpa meminta izin kepada Anin. Karena Anin juga setiap hari memberikan cokelat pada siapa pun. “Serius belum pernah ketemu?” 

“Belum pernah.” 

Anin membalas pesan dari Bima. “Masa iya dia kirim bunga tanpa pernah ketemu sama kamu?” 

“Ini nomornya, kan?” 

Hamdi mengangguk. “Emang nomornya. Aku juga ada. Tapi memang nggak pernah pakai foto profil. Waktu itu dia cuman buat status liburan ke Singapura.” 

“Dia sama Cassandra. Dia yang nemenin anak-anak study tour.” 

“Kayaknya memang dia jatuh cinta sama kamu, Nin.” 

Jangan bahas soal cinta lagi. Karena Anin merasa kalau pria itu sangat aneh. Tapi juga membuat Anin rindu kalau tidak diganggu. Menghubungi Bima terlebih dahulu dan menanyakan kabar. walaupun sebenarnya Anin berat hubungi Bima. Tapi dia melakukannya atas keinginan hati sendiri. 

Hamdi membawakan dia pekerjaan yang harus selesai sekarang. Anin juga sekarang tidak lembur lagi. Menunggu tanggal tujuh seperti yang dikatakan oleh Bima. Memang cukup lama. Cokelat yang dikirimkan oleh Bima juga sangat Anin sukai. Meskipun dia jarang makan yang manis. Tapi sekarang berbeda. 

Bunga dan makan siang adalah makanan wajib yang dikirimkan oleh Bima. Kecuali hari ini, Bima mengganti dengan cokelat dan bunga. Kadang dia benci dengan sikap kekanakannya dalam menyikapi Bima. Pria itu yang dianggapnya aneh tapi bisa membuat Anin berantakan seperti ini di hatinya. Sekarang setelah Cassandra mengatakan Bima itu ganteng, bukan itu intinya. Tapi Anin yang merasa nyaman. Tumben ada pria yang tidak menyerah setelah tahu Anin punya anak. Biasanya kalau ada yang mendekati kemudian membahas hubungan. Anin jujur soal anak, mereka pasti akan mundur. Tapi tidak dengan Bima. 

Bima dekat dengan Cassandra. Itu yang membuat Anin juga merasa kalau Bima menerima anak gadisnya. 

Malamnya, Anin dapat tamu. Dia langsung keluar membuka gerbang. Ternyata ada kurir yang datang dengan mengirimkan kotak yang begitu besar dan itu dari Bima. 

Sewaktu dia ke dalam dan membuka paket itu. Isinya adalah kotak nasi yang tadi dikirimkan untuk Bima dan ada kotak nasi yang sangat diinginkan oleh Anin selama ini. Dia melihat kotak nasi itu langsung tersenyum. Anin berpikir beberapa kali untuk membelinya karena mahal. Kualitasnya juga bagus. 

Ponselnya berbunyi. Anin melihat di layarnya ada Bima yang menghubungi. “Suka nggak?” 

Anin tersenyum karena mendapatkan apa yang dia inginkan dari dulu. “Suka, makasih, Bim.” 

Kado Untuk CassandraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang