31. Mencintai Anin

156 46 7
                                    


Pernikahan yang dilangsungkan dengan sangat megah, biaya yang dikeluarkan oleh Bima juga lumayan. Demi membuktikan perasaannya kepada Anin. Benar kata orangtua wanita itu, jangan pernah libatkan siapa pun ketika sedang berencana untuk menikah. Buktinya, keluarga Anin pun diberitahu di satu hari sebelum pernikahan. Bukan dari jauh-jauh hari tentang pernikahan itu.

Sekarang, semua orang telah menyaksikan hari bahagia. Yang di mana Bima baru saja mengucapkan janjinya kepada orangtuanya Anin. Ya, bisa dilihat kesedihan orangtuanya Anin. Semuanya telah diceritakan oleh Anin tentang Cassandra dihina oleh orangtuanya Anin ketika dulu anaknya masih kecil. Tapi kalau dilihat kembali, kekecewaan ditelan bersamaan dengan kebahagiaan melepaskan anak mereka untuk menikah.

Mungkin, dulu mereka akan sibuk mencarikan Anin jodoh agar bisa hidup lebih layak lagi. Akan tetapi, untuk sekarang. Anin justru yang jauh lebih bahagia dengan segala yang Bima punya. Berhenti bekerja seperti yang diharapkan olehnya. Karena sepenuhnya Anin akan tinggal di rumah dan mengurus keperluan.

Juga, seperti biasanya. Mamanya tidak datang di hari pernikahan. Papanya yang menghadiri. Usai damai Saddam dengan Rifky. Keadaan menjadi semakin membaik. Pria tua itu juga terlihat sekarang lebih lega dengan kehidupannya.

Kalau dulu, Bima sendiri bisa baca raut wajah pria itu sangat tertekan setiap kali dibahas mengenai Saddam.

Di saat potong kue raksasa yang kemudian Bima memanggil papanya. Potongan pertama diberikan untuk papanya. Lalu Anin memberikan untuk orangtuanya.

Sengaja teman-teman Cassandra tidak diundang. Demi menjaga mental anak gadisnya.

Anin juga sangat cantik sekali dengan gaun yang dikenakan sekarang adalah pilihannya.

Pernikahan ini yang didambakan oleh Bima sejak dulu. Ramai oleh tamu yang datang dari berbagai kalangan.

Sampai malam hari acara itu berlangsung.

Kemungkinan besar kalau mereka juga akan bermalam di hotel.

Acara selesai, Bima ke belakang untuk menemani Anin. Papanya menghampiri. "Kamu nginap, Bim?"

"Kayaknya iya, Pa. soalnya orangtuanya Anin juga udah pulang."

"Panggil mertua kek. Orangtua Anin juga orangtua kamu."

Bima menyengir karena dia tidak terbiasa, rasa canggung itu masih ada. Tapi tadi, dia melihat semua anggota keluarga Anin.

Menemani Anin ganti baju. Wanita itu terlihat sangat kelelahan sekali.

Papanya juga izin membawa anak-anak untuk pulang. Bima yang langsung memesan kamar hotel. Kemudian mengajak istrinya masuk ke dalam kamar tersebut. Tapi lihat saja, Anin menjauhinya.

"Sayang."

"Please jangan lihat aku kayak kamu mau terkam aku, Mas."

Bima tertawa ketika melihat reaksi Anin yang seperti itu. Tidak mungkin juga dia melakukan tindakan jahat terhadap Anin.

"Mandi sana, Anin! Aku nggak bakalan minta sekarang."

Wanita itu menuruti perintah dari Bima. Ya, sekarang setelah menjadi suami dari wanita ini. Rasanya memang ada perbedaan. Anin yang lebih kalem dibandingkan yang dulu. Memang benar, cinta keduanya belum usai. Apalagi untuk mendapatkan restu, Bima sempat tanya pada Anin. Kalau dia sudah sering pulang. Tidak diberikan izin untuk bicara kepada kakaknya yang lain.

Benar-benar sampai pernikahan berlangsung, Anin tidak melibatkan saudaranya. Itu semua atas dasar perintah orangtuanya Anin. Karena yang akan menjalani rumah tangga adalah mereka berdua.

Kado Untuk CassandraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang