42-Curiga

157 13 0
                                    


Rayen mengendarai motor nya dengan kecepatan di atas rata rata, banyak pengendara lain yang memaki cowok itu, tpi tidak di pedulikan.

Dan sampai lah ia di mansion mewah dihadapannya, mansion Alexander.

Satpam yang berjaga menghampiri Rayen, "Aden cari siapa ya?" tanya nya sopan.

Rayen membuka helm nya lalu menyigar rambut kebelakang,dan beralih menatap Satpam di sampingnya.

"Shean nya ada pak?" tanya nya sesopan mungkin.

Meskipun ia anak geng motor tpi kesopanan terhadap orang yang lebih tua harus,begitupun dengan teman teman nya.

Satpam tersebut tampak berpikir dahulu lalu menjawab, "aduh maaf den, non Shean belum pulang dari sekolah nya" ujarnya.

Suasana hati Rayen seketika tambah memburuk mendengar penuturan satpam tersebut.

"Ya udah pak makasih ya" ucap Rayen lalu memakai helm nya kembali.

"sama sama den, hati hati"

Rayen mengangguk lalu menghidupkan motor nya dan berlalu pergi dari sana.

<><><>

"Aku bawa motor sendiri ya" pinta lembut Shean dan jangan lupakan pup eyes agar bisa meluluhkan Alaric.

"engga!"

Mereka berdua sedang berada di basement apartemen dan mempermasalahkan Motor.

"Aku mohon, aku jarang loh bawa motor sendiri" "ucapnya pelan sambil menunduk manatap sepatunya dan jangan lupakan nada yang di buat seolah olah sedih.

Alaric bimbang antara iya atau tidak, ia takut terjadi apa apa sama gadisnya.

Ia menghela napas pelan," iya "

Shean mendongkak menatap tunangan nya dengan berbinar, "makasih ayang" pekik nya seneng sambil memeluk erat tubuh Alaric.

Alaric mengulas senyum tipis, "masama babe" sambil membalas pelukan nya.

Shean melepaskan pelukannya, "ayo berangkat" ujarnya dengan semangat.

Alaric terkekeh, "lets go, tapi kamu jangan ngebut ngebut tetap di samping aku, oky?"

Shean mengangguk, "Siap laksanakan capten" dengan tangan hormat.

Alaric terkekeh gemas, lalu menghidupkan motor nya dan di ikuti oleh Shean.

<><><>

"Ayam sama telur lebih dulu apa?"

Bryan menatap malas Arga yang bertanya pertanyaan yang menurutnya tidak berfaedah.

"Ayam lah"balas Jeje sambil memakan kuaci yang sendri tdi di genggam nya.

"Salah"

Efan menoleh ke arah Arga, "lah trus, kan emang bener hayam heula lamun henteu hayam heula moal aya endonggan" ujarnya dengan logat sunda.

(lah trus, kan memang benar ayam dulu kalau bukan ayam gak bakal ada teluran)

Jeje mengangguk membenarkan ucapan Efan.
"bener tuh"

Secret is Leader(End) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang