32

82 5 3
                                    

Pagi hari Reva terbangun dan
rasanya dia tidak bisa bergerak, luka
luka di tubuhnya belum mengering.
mukanya tambah membengkak dan
tangannya gemetar tidak berasa.

"Aaah ini gimana gue bangunnya
gue ngak punya tenaga lagi" lemah
Reva, tapi tetap berusaha bangun
dengan sedikit meringis. Dia meraih
plastik yang dibawanya tadi malam
membuka isinya yang terdapat beberapa roti dan minuman kemudian memakannya, dia belum makan sedari kemarin siang membuat perutnya keroncongan.

"Bunda" guman lirih Reva Tampa
sadar di selah makannya, untuk pertama kalinya dia memanggil seseorang yang melahirkannya. Reva tidak pernah tau siapa yang melahirkan dirinya, namanya pun tidak dia ketahui, begitupun dengan wajahnya.

"Kenapa gue manggil seseorang
yang bahkan gue sendiri tidak tau siapa"

"Kenapa takdir gue harus kayak gini
sih, rasanya capek tuhan gue pengen
nyerah tapi gue lebih ngak pengen
mereka yang mengharapkan kematian gue bahagia atas kepergian gue" frustasi Reva menahan segala kesakitan yang kian menghantam tiada henti.

Reva kembali berbaring setelah
makan, dia butuh istirahat agar bisa
kembali setidaknya ke apartemennya
dulu.

***

"Kok Faira ngak masuk yah"
tanyak Lulu pada yang lain

"Tau, mungkin ngak berani kali
karena kemaren ngak ikut kerja
kelompok" ketus Bara.

"Kok Lo gitu sih, kita kan satu
kelompok jadi harus bareng dong
ngumpulin tugas"

"Ngapain orang dia kemarin ngak
ngerjain kok, disini tu dia ngak ada
bagian jadi kalau mau dapat nilai harus kerja sendiri" kekeh Bara.

"Bisa diem ngak, ngak usah berantem mending kita kumpulin nih sebelum ntar ngak di terima" lerai Satya.

"yaudah yok" ajak Alex, lalu mereka
pergi kecuali Orion.

"Rion Lo ngak pergi" tanya Satya.

"Ngak" singkat Orion.

"Yaudah, kita aja yang pergi" ucap
Satya.

"Kamu kemana re? ,aku takut kamu kanapa kenapa" batin seseorang.

***

"Halo Tuan muda"ucap orang di
sebrang sana

"Gue mau Lo cari tau keberadaan
seseorang"

"Siap tuan muda, siapa yang harus
saya cari?"

"Ufaira Harlex"

"Baik tuan"

Tut

Sore harinya Reva sudah lebih baik, Reva temasuk perempuan yang
kuat dalam hal fisik dia siap siap untuk untuk kembali ke apartemennya dan untuk sementara mungkin dia tidak akan kembali dulu ke rumah sang ayah.

Reva  keluar dari gubuk dengan pelan
jujur badannya saat ini sakit dian tidak yakin kalau tidak ada tulang yang patah,saat akan bersiap melajukan motonya tiba tiba tangan kanannya gemetar tidak bisa merasakan apapun.

"Tangan gue kenapa" bingung Reva memperhatikan tangannya yang
gemetar dan tidak berperasaan saat dia mencoba memegang stir motornya dia tidak bertenaga.

"Tangan gue kenapa sih" Reva sudah mulai frustasi dia berusaha menggerakkan tangannya tapi seperti
mati rasa, Reva mencoba mengepalkan tangannya tapi gemetar. Dia diam sejenak menghela nafas mengatur tenaga dan keseimbangan tubuhnya, tangannya perlahan dia gerakkan dengan pelan. Hingga tak lama kembali seperti semula lagi.

"Untung lah bisa, gue harus balik ke
apart" Reva dengan cepat memacu
motornya untuk kembali ke apartemennya dia memakai helm full
face hingga tidak ada yang melihat
kondisi wajahnya.

"Eh itu bukannya queen itu yah"

"mana?"

"itu yang di lampu merah sebelah
kiri, motornya sama"

"Eh iya, dia tu ngapain ya"

"Ngak tau" acuhnya lalu tidak
peduli lagi, berbeda dengan sang ketua terus memperhatikan Reva sampai lampu berganti warna.

"Kalian duluan gue ada urusan"
kemudian melaju pergi tanpa peduli
teriakan teman temannya.

***

Setelah sampai di apartemen Reva
lansung naik Tampa membuka helmnya, sedari tadi dia sadar kalau sedang di ikuti tapi dia tidak peduli karena menurutrnya itu bukan berbahaya, yang dia pedulikan sekarang harus sampai di kamarnya segera untuk istirahat, sedari semalam ponselnya tidak dia aktifkan
lagian tidak akan ada yang mencarinya.

Setelah masuk baru Reva membuka
helm menuju kamar membersihkan diri dan mengganti baju" kayaknya gue harus ke rumah sakit buat periksa tangan gue" gumangan Reva.

Sementara Orion saat ini sedang
berada di bawah, tepat di gedung
apartemen Reva, ternyata yang sedari
tadi yang mengikuti Reva adalah
Orion.

"Jadi dia tinggal disini" guman Orion

Drrtt

Drrtt

"Halo"

"Halo ,tuan muda mohon maaf saya tidak menemuka data atas nama ufaira harlex ,yang ada Reva harlex ufaira"

"Hmm ,Apa yang kamu dapat dari yang itu"

"Saya hanya menemukan alamat rumah dan apartemen yang ditempati nona Reva,Alamatnya sudah saya kirim die andas"

"Apa lagi"

"Untuk sekarang hanya itu tuan, tapi saya merasa ada yang janggal dengan keluarga meraka"

"Kalau tentang itu saya sudah tau,
cari tau lagi"

"Baik tuan saya laksanakan"

Tut

"Siapa sebenarnya dia, kenapa
identitasnya susah di tembus bahkan
orang kepercayaan bokap gue sekali
pun ,dan nama lengkap dia ternyata Reva Harlex Ufaira "

Wah wah Identitas nya Reva sudah mulai ketahuan ,apakah Orion bisa menumukan semua nya?......

Makasi yang uda baca and vote

makasi banget......

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 07, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

QUEEN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang